Sajian Warteg Gourment
A
A
A
DI Indonesia, banyak sekali makanan mulai dari makanan warteg hingga restoran mahal. Selain itu, para foodies tak sungkan mengulas restoran yang pernah dikunjunginya untuk menjadi review bagi masyarakat.
Lalu bagaimana dengan warteg? Akhir-akhir ini lewat jejaring sosial, untuk para Instagram-ersdan foodies, pasti tidak akan terlalu asing dengan account @warteggourmet. Lalu apa sih warteg gourmet itu?Man behind @warteggourmetadalah seorang anak muda bernama Dade Akbar Ramadhan.
Dade adalah lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Itenas Bandung. Ketertarikan Dade terhadap memasak sudah dimulai sejak duduk di bangku SMP. Awalnya, dia hanya membantu ibunda memasak selepas pulang sekolah. Lama kelamaan dia menjadi suka memasak. Setelah menyelesaikan studinya di Itenas, Dade bekerja di salah satu perusahaan periklanan. Dade juga terkadang menjadi food photographer sekaligus styling-nya. Mulai dari sinilah asal-muasal warteg gourmet bisa muncul.
Awalnya, sebagai makan siang, Dade hanya membeli makanan di luar kantor dan biasanya warteg. Adapun ia melihat teman-temannya makan di luar dan melihat posting-an makanan teman-temannya yang tampilannya fancy ala fine dining. Tidak mau merasa minder, akhirnya Dade mempunyai ide untuk membuat makanan warteg menjadi tampilan fancy ala fine dining.
Dengan ”keisengannya”, akhirnya Dade dengan memakai piring yang ada, mulai menata makanannya di atas piring dan ditata sedemikian cantiknya agar tampilannya tidak kalah dengan tampilan restoran fine dining, dan selanjutnya difoto.”Keisengan” Dade terus berlanjut, bahkan kadang dia bisa memasak bahan apa yang ada di kulkas dapurnya, lalu dibuat tampilan seunik mungkin, lalu difoto dan di-upload ke media sosial.
Awalnya, Dade hanya sebatas mem-posting di Path. Bahkan, teman sekantornya pun sempat tidak mengerti dengan apa maksud dan tujuan Dade membuat makanan sederhana menjadi seperti itu. Lalu, setelah mem-posting di Path, Dade pun berpikir untuk mem-posting di Instagram. Itu karena Instagram jaringannya lebih luas daripada Path. Lalu mulailah Dade mem-posting makanan tersebut di Instagrampada November 2014.
Awalnya, pengikut warteg gourmethanya berkisar di angka ratusan. Namun, setelah di-repost oleh teman-teman dari Dade yang juga kebetulan memiliki jumlah follower yang banyak, jadilah postingan foto Dade terus-menerus direpost. Pada pertengahan Desember 2014 followers @warteggourmet bertambah menjadi 4.000, lalu naik ke angka 5.000 dan terus bertambah. Hingga pada malam tahun baru, pada hari tahun baru, Dade kaget follower sudah menyentuh angka 10.000.
Dan itu semua berkat repost dari account @dagelan. Dade pun tidak menyangka akan sebanyak itu. Lalu mulai dari situ @warteggourmet mulai dikenal oleh masyarakat luas. Hingga saat ini, Dade masih tetap bekerja di salah satu perusahaan advertising di Jakarta dan juga sekaligus menjalani aktivitas @warteggourmet ini. Awal pemilihan nama warteg gourmet sendiri, menurut Dade, biar aneh saja, ada tensiondi antara dua nama itu, warteg yang notabenenya makanan sederhana tapi disajikan secara gourmet yang berkelas.
Dade pun berencana ingin mengadakan workshop bersama salah satu majalah remaja di Jakarta. Namun, karena masih terbentur jadwal kerja, belum menemukan waktu yang pas. @warteggourmet juga sudah diliput oleh banyak media dan telah masuk pula di majalah-majalah yang kalangan pembacanya adalah remaja.
Dade juga berpesan, untuk para anak muda yang suka makan dan masak, terus ingin mencoba menata-nata di piring. Namun, hasilnya belum puas, eksplorasi terus, terutama kuliner Indonesia. Banyak banget ragam dan kekayaan kuliner kita, cari yang tidak pernah kepikiran sama orang, coba dan coba lagi, karena tidak ada yang jadi ahli dalam semalam.
@warteggourmet bisa dijadikan contoh untuk para anak muda, terutama yang foodies, untuk lebih mencintai makanan Indonesia. Bersama dengan sosial media, anak muda bisa membantu makanan Indonesia untuk mendunia karena media sosial itu bisa dilihat siapa pun, baik dalam maupun luar negeri.
Sylvania Oktyvani Usdoko
Email: [email protected] Twitter: @agnessylvn Alumni DCT and Culinary Arts Academy Switzerland
Lalu bagaimana dengan warteg? Akhir-akhir ini lewat jejaring sosial, untuk para Instagram-ersdan foodies, pasti tidak akan terlalu asing dengan account @warteggourmet. Lalu apa sih warteg gourmet itu?Man behind @warteggourmetadalah seorang anak muda bernama Dade Akbar Ramadhan.
Dade adalah lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Itenas Bandung. Ketertarikan Dade terhadap memasak sudah dimulai sejak duduk di bangku SMP. Awalnya, dia hanya membantu ibunda memasak selepas pulang sekolah. Lama kelamaan dia menjadi suka memasak. Setelah menyelesaikan studinya di Itenas, Dade bekerja di salah satu perusahaan periklanan. Dade juga terkadang menjadi food photographer sekaligus styling-nya. Mulai dari sinilah asal-muasal warteg gourmet bisa muncul.
Awalnya, sebagai makan siang, Dade hanya membeli makanan di luar kantor dan biasanya warteg. Adapun ia melihat teman-temannya makan di luar dan melihat posting-an makanan teman-temannya yang tampilannya fancy ala fine dining. Tidak mau merasa minder, akhirnya Dade mempunyai ide untuk membuat makanan warteg menjadi tampilan fancy ala fine dining.
Dengan ”keisengannya”, akhirnya Dade dengan memakai piring yang ada, mulai menata makanannya di atas piring dan ditata sedemikian cantiknya agar tampilannya tidak kalah dengan tampilan restoran fine dining, dan selanjutnya difoto.”Keisengan” Dade terus berlanjut, bahkan kadang dia bisa memasak bahan apa yang ada di kulkas dapurnya, lalu dibuat tampilan seunik mungkin, lalu difoto dan di-upload ke media sosial.
Awalnya, Dade hanya sebatas mem-posting di Path. Bahkan, teman sekantornya pun sempat tidak mengerti dengan apa maksud dan tujuan Dade membuat makanan sederhana menjadi seperti itu. Lalu, setelah mem-posting di Path, Dade pun berpikir untuk mem-posting di Instagram. Itu karena Instagram jaringannya lebih luas daripada Path. Lalu mulailah Dade mem-posting makanan tersebut di Instagrampada November 2014.
Awalnya, pengikut warteg gourmethanya berkisar di angka ratusan. Namun, setelah di-repost oleh teman-teman dari Dade yang juga kebetulan memiliki jumlah follower yang banyak, jadilah postingan foto Dade terus-menerus direpost. Pada pertengahan Desember 2014 followers @warteggourmet bertambah menjadi 4.000, lalu naik ke angka 5.000 dan terus bertambah. Hingga pada malam tahun baru, pada hari tahun baru, Dade kaget follower sudah menyentuh angka 10.000.
Dan itu semua berkat repost dari account @dagelan. Dade pun tidak menyangka akan sebanyak itu. Lalu mulai dari situ @warteggourmet mulai dikenal oleh masyarakat luas. Hingga saat ini, Dade masih tetap bekerja di salah satu perusahaan advertising di Jakarta dan juga sekaligus menjalani aktivitas @warteggourmet ini. Awal pemilihan nama warteg gourmet sendiri, menurut Dade, biar aneh saja, ada tensiondi antara dua nama itu, warteg yang notabenenya makanan sederhana tapi disajikan secara gourmet yang berkelas.
Dade pun berencana ingin mengadakan workshop bersama salah satu majalah remaja di Jakarta. Namun, karena masih terbentur jadwal kerja, belum menemukan waktu yang pas. @warteggourmet juga sudah diliput oleh banyak media dan telah masuk pula di majalah-majalah yang kalangan pembacanya adalah remaja.
Dade juga berpesan, untuk para anak muda yang suka makan dan masak, terus ingin mencoba menata-nata di piring. Namun, hasilnya belum puas, eksplorasi terus, terutama kuliner Indonesia. Banyak banget ragam dan kekayaan kuliner kita, cari yang tidak pernah kepikiran sama orang, coba dan coba lagi, karena tidak ada yang jadi ahli dalam semalam.
@warteggourmet bisa dijadikan contoh untuk para anak muda, terutama yang foodies, untuk lebih mencintai makanan Indonesia. Bersama dengan sosial media, anak muda bisa membantu makanan Indonesia untuk mendunia karena media sosial itu bisa dilihat siapa pun, baik dalam maupun luar negeri.
Sylvania Oktyvani Usdoko
Email: [email protected] Twitter: @agnessylvn Alumni DCT and Culinary Arts Academy Switzerland
(ars)