Indonesia Akan Bawa Desa Wisata dan UMKM ke Belanda melalui Pameran
Selasa, 20 Juni 2023 - 08:25 WIB
JAKARTA - Desa wisata kini menjadi destinasi favorit wisatawan mancanegara saat berkunjung ke Indonesia. Kawasan ini disukai lantaran bisa memberikan pengalaman tak biasa bagi turis dengan merasakan menjadi penduduk setempat, berbaur dalam budaya, tradisi, dan bahasa lokal.
Turis khususnya yang berasal dari Eropa, sangat menyukai aktivitas menginap di homestay yang ada di desa wisata. Menurut riset pasar yang dikutip dari Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries, orang Eropa cenderung menghabiskan uang rata-rata 2.000 euro atau hampir Rp33 juta untuk liburan musim panas. Mereka kerap memilih menikmati homestay demi mendukung bisnis lokal dan masyarakat setempat yang dikunjungi.
"Telah terjadi pergeseran menuju ingin melihat sisi 'nyata' dari tujuan yang mereka kunjungi. Wisatawan banyak mendatangi desa wisata, menikmati kehidupan masyarakatnya, alamnya yang hijau, budayanya. Mereka belajar tentang lingkungan dengan meminimalkan dampak negatif dan berkontribusi secara finansial atau lainnya, atau biasa disebut sebagai eko wisata," papar Myra Sari, CEO Negeriku, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (19/6/2023).
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan untuk ekowisata telah berkembang pesat. Sektor ekowisata dianggap sebagai segmen dengan pertumbuhan tercepat dalam industri pariwisata dunia. Sejak awal 1990-an, segmen tersebut telah tumbuh 20%—34% per tahun. Sementara industri pariwisata secara keseluruhan tumbuh hanya 4,3% per tahun.
Terkait hal itu, Negeriku, organisasi yang berbasis di Belanda, berencana menggelar pameran desa wisata dan UMKM Indonesia di Negeri Kincir Angin. Bertajuk Discovering The Magnificence of Indonesia Expo, pameran ini akan mengangkat tema Promoting Green Tourism Villages and Small to Medium Enterprises in Europe.
Menurut Myra Sari, pameran wisata ini menjadi salah satu cara untuk mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Pada 2023 ini, target wisman ke Indonesia diperkirakan mencapai 8,5 juta kunjungan. Sementara jumlah wisman pada Januari-April 2023 sudah mencapai 1,32 juta kunjungan.
"Ini pameran pertama di Eropa yang fokus ke desa wisata atau targetnya membantu mempromosikan desa wisata di pasar Eropa dan memotivasi desa wisata Indonesia naik kelas ke tingkat dunia. Kenapa di Belanda? Karena turis Belanda adalah salah satu yang paling banyak melakukan perjalanan ke desa-desa wisata atau community based tourism," kata Myra.
Pameran pariwisata ini direncanakan berlangsung di Amsterdam pada 24-26 November 2023. Acara ini akan diisi oleh 50 booth yang berisi gambaran desa wisata, makanan, handicraft, serta pakaian dan produksi UMKM Indonesia. Ditampilkan pula beragam acara hiburan seperti pertunjukan tari serta musik-musik tradisional Indonesia yang akan dimainkan oleh pelajar Eropa dan Indonesia.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini menjelaskan, saat ini terdapat program flagship Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di mana desa wisata dari berbagai daerah dikurasi untuk dipilih yang terbaik.
“Dikurasi dengan berbagai kriteria seperti menarik, bersih, juga punya handy craft. Desa wisata ini menjadi salah satu elemen penting dari sustainable tourism karena langsung dari masyarakat,” ujar dia.
Menurut Ni Made Ayu Marthini, Indonesia memiliki 74 ribu desa. Namun, dari jumlah tersebut, baru ada sekitar 4.000 desa wisata. Untuk itu, Marthini mengajak semua pihak untuk turut serta mengembangkan desa di berbagai daerah untuk bisa menjadi destinasi wisata.
Lihat Juga: Sandiaga Angkat Potensi Desa Wisata Indonesia Lewat Buku Introducing Indonesia to The World
Turis khususnya yang berasal dari Eropa, sangat menyukai aktivitas menginap di homestay yang ada di desa wisata. Menurut riset pasar yang dikutip dari Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries, orang Eropa cenderung menghabiskan uang rata-rata 2.000 euro atau hampir Rp33 juta untuk liburan musim panas. Mereka kerap memilih menikmati homestay demi mendukung bisnis lokal dan masyarakat setempat yang dikunjungi.
"Telah terjadi pergeseran menuju ingin melihat sisi 'nyata' dari tujuan yang mereka kunjungi. Wisatawan banyak mendatangi desa wisata, menikmati kehidupan masyarakatnya, alamnya yang hijau, budayanya. Mereka belajar tentang lingkungan dengan meminimalkan dampak negatif dan berkontribusi secara finansial atau lainnya, atau biasa disebut sebagai eko wisata," papar Myra Sari, CEO Negeriku, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (19/6/2023).
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan untuk ekowisata telah berkembang pesat. Sektor ekowisata dianggap sebagai segmen dengan pertumbuhan tercepat dalam industri pariwisata dunia. Sejak awal 1990-an, segmen tersebut telah tumbuh 20%—34% per tahun. Sementara industri pariwisata secara keseluruhan tumbuh hanya 4,3% per tahun.
Terkait hal itu, Negeriku, organisasi yang berbasis di Belanda, berencana menggelar pameran desa wisata dan UMKM Indonesia di Negeri Kincir Angin. Bertajuk Discovering The Magnificence of Indonesia Expo, pameran ini akan mengangkat tema Promoting Green Tourism Villages and Small to Medium Enterprises in Europe.
Menurut Myra Sari, pameran wisata ini menjadi salah satu cara untuk mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Pada 2023 ini, target wisman ke Indonesia diperkirakan mencapai 8,5 juta kunjungan. Sementara jumlah wisman pada Januari-April 2023 sudah mencapai 1,32 juta kunjungan.
"Ini pameran pertama di Eropa yang fokus ke desa wisata atau targetnya membantu mempromosikan desa wisata di pasar Eropa dan memotivasi desa wisata Indonesia naik kelas ke tingkat dunia. Kenapa di Belanda? Karena turis Belanda adalah salah satu yang paling banyak melakukan perjalanan ke desa-desa wisata atau community based tourism," kata Myra.
Pameran pariwisata ini direncanakan berlangsung di Amsterdam pada 24-26 November 2023. Acara ini akan diisi oleh 50 booth yang berisi gambaran desa wisata, makanan, handicraft, serta pakaian dan produksi UMKM Indonesia. Ditampilkan pula beragam acara hiburan seperti pertunjukan tari serta musik-musik tradisional Indonesia yang akan dimainkan oleh pelajar Eropa dan Indonesia.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini menjelaskan, saat ini terdapat program flagship Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di mana desa wisata dari berbagai daerah dikurasi untuk dipilih yang terbaik.
“Dikurasi dengan berbagai kriteria seperti menarik, bersih, juga punya handy craft. Desa wisata ini menjadi salah satu elemen penting dari sustainable tourism karena langsung dari masyarakat,” ujar dia.
Menurut Ni Made Ayu Marthini, Indonesia memiliki 74 ribu desa. Namun, dari jumlah tersebut, baru ada sekitar 4.000 desa wisata. Untuk itu, Marthini mengajak semua pihak untuk turut serta mengembangkan desa di berbagai daerah untuk bisa menjadi destinasi wisata.
Lihat Juga: Sandiaga Angkat Potensi Desa Wisata Indonesia Lewat Buku Introducing Indonesia to The World
(tsa)
tulis komentar anda