Anemia Berpotensi Hambat Perkembangan Kognisi Anak, Cukupi Asupan Zat Besi
Senin, 04 September 2023 - 20:57 WIB
JAKARTA - Indonesia masih termasuk dalam lima negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Padahal penyakit tersebut bisa menghambat perkembangan kognisi anak.
Sebagian besar kasus anemia disebabkan kekurangan zat besi yang merupakan salah satu nutrisi penting dalam asupan makanan harian anak. Kondisi ini makin diperparah dengan kurangnya konsumsi protein hewani yang di Indonesia hanya mencapai 43% dibandingkan konsumsi protein nabati (57%).
Padahal faktanya, kandungan zat besi dalam protein hewani lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati, sehingga penting untuk mengonsumsi protein hewani demi mencegah anemia.
Presiden Indonesian Nutrition Association Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) mengatakan, anemia menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menghambat perkembangan otak anak.
"Kondisi ini akan mengkhawatirkan jika tidak ditangani segera karena dapat menghambat tumbuh kembang anak untuk jadi generasi maju," katanya.
Menurut dr. Luciana, 1 dari 3 anak Indonesia rentan menderita anemia. Anemia, lanjutnya, dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi harian anak.
Saat asupan zat besi tidak tercukupi dalam makanan harian anak, maka dapat terjadi gangguan perkembangan kognitif atau otak.
"Hal ini tentu tidak dapat dianggap enteng olah orang tua, apalagi di masa-masa sampai usia 5 tahun, di mana perkembangan otak anak masih berkembang pesat, ” ujarnya.
Pada anak di bawah lima tahun, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang, terutama dari sumber protein hewani yang kaya zat besi.
Sebagian besar kasus anemia disebabkan kekurangan zat besi yang merupakan salah satu nutrisi penting dalam asupan makanan harian anak. Kondisi ini makin diperparah dengan kurangnya konsumsi protein hewani yang di Indonesia hanya mencapai 43% dibandingkan konsumsi protein nabati (57%).
Padahal faktanya, kandungan zat besi dalam protein hewani lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati, sehingga penting untuk mengonsumsi protein hewani demi mencegah anemia.
Presiden Indonesian Nutrition Association Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) mengatakan, anemia menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menghambat perkembangan otak anak.
"Kondisi ini akan mengkhawatirkan jika tidak ditangani segera karena dapat menghambat tumbuh kembang anak untuk jadi generasi maju," katanya.
Menurut dr. Luciana, 1 dari 3 anak Indonesia rentan menderita anemia. Anemia, lanjutnya, dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi harian anak.
Saat asupan zat besi tidak tercukupi dalam makanan harian anak, maka dapat terjadi gangguan perkembangan kognitif atau otak.
"Hal ini tentu tidak dapat dianggap enteng olah orang tua, apalagi di masa-masa sampai usia 5 tahun, di mana perkembangan otak anak masih berkembang pesat, ” ujarnya.
Pada anak di bawah lima tahun, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang, terutama dari sumber protein hewani yang kaya zat besi.
tulis komentar anda