Edukasi Anak untuk Lindungi Diri dari Penyakit lewat Permainan di Momen Hari Cuci Tangan Sedunia
Sabtu, 14 Oktober 2023 - 17:17 WIB
JAKARTA - Dalam rangka Hari Cuci Tangan Sedunia yang dicanangkan PBB setiap 15 Oktober, Lifebuoy menggelar acara seru untuk menyebarluaskan edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 momen penting. Yaitu sebelum makan, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, setelah dari toilet, dan setelah bepergian dengan cara kreatif dan menyenangkan bagi anak, yaitu bermain. Bertempat di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, acara yang turut didukung oleh Kementerian Kesehatan serta sejumlah komunitas ibu ini merupakan bagian dari kampanye SIAGA (SIap Amankan KeluarGA) sebagai perwujudan komitmen Lifebuoy untuk melindungi, mengedukasi, dan memfasilitasi keluarga Indonesia agar terhindar dari berbagai risiko penyakit.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Republik Budi Gunadi Sadikin yang diwakili oleh drg. Widyawati, MKM selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan mengatakan, peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia merupakan momentum untuk merayakan kebiasaan sederhana yang memiliki dampak luar biasa pada kesehatan dan kehidupan kita.
"Mencuci tangan dengan sabun tidak mengenal batas dan bersifat global sebagai panggilan kepada seluruh umat manusia untuk bersatu dalam upaya nyata mengurangi jumlah penyakit, menghentikan penyebaran wabah, dan memastikan masa depan yang lebih sehat untuk generasi mendatang," katanya.
Sementara itu, Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia Erfan Hidayat menerangkan, data menunjukkan, hanya 50% penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun yang melakukan CTPS di 5 momen penting.
"Di tengah berbagai ancaman penyakit, khususnya yang mengintai anak, Lifebuoy terus melakukan edukasi kebiasaan CTPS secara berkelanjutan sejak 2004, salah satunya di Hari Cuci Tangan Sedunia yang kami peringati tiap tahun," ujarnya.
Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M. TropPaed., pakar penyakit infeksi dan tropis anak menjelaskan bahwa di Indonesia ada banyak infeksi penyakit menular yang belum sepenuhnya tertanggulangi, terutama yang menyerang anak.
“Misalnya, jumlah kasus diare pada anak tercatat masih sekitar 9,8% dan menjadi penyebab kematian anak tertinggi kedua setelah pneumonia. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara hotspot yang berisiko tinggi terhadap kemunculan penyakit infeksi baru, sehingga kita harus waspada terhadap potensi penyakit menular di masa mendatang," bebernya.
"Di tengah fakta ini, menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, CTPS adalah langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin," tambahnya.
Terkait hal tersebut, Erfan menanggapi, Lifebuoy menyoroti kebiasaan CTPS yang mulai menurun pasca pandemi COVID-19. Kelengahan atau kejenuhan untuk terus melakukan CTPS membuat masyarakat menjadi rentan menderita sakit akibat infeksi atau penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.
"Kami percaya bahwa siaga lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu di Hari Cuci Tangan Sedunia 2023, Lifebuoy mendorong urgensi CTPS di 5 momen penting melalui kebiasaan yang dekat dengan keseharian anak, yaitu bermain,” paparnya.
Bermain sendiri diketahui dapat menunjang perkembangan optimal anak, baik secara fisik maupun sosial emosi. Menurut Irma Gustiani Andriani, S.Psi, M.Psi, psikolog anak dan keluarga, dengan bermain, anak akan mendapatkan banyak cara dan kesempatan untuk belajar, serta membantu mengembangkan daya pikir kritis, manajemen waktu, kolaborasi, dan pemahaman akan konsekuensi juga risiko, sehingga sangat tepat dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan kebiasaan baik sejak dini.
"Namun perlu diingat, para orang tua harus tetap mengawasi, baik dari segi keamanan maupun keselamatan anak saat melakukan aktivitas permainan, konten permainan jika terkait dengan gadget, maupun waktu yang dihabiskan untuk bermain," bebernya.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Republik Budi Gunadi Sadikin yang diwakili oleh drg. Widyawati, MKM selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan mengatakan, peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia merupakan momentum untuk merayakan kebiasaan sederhana yang memiliki dampak luar biasa pada kesehatan dan kehidupan kita.
"Mencuci tangan dengan sabun tidak mengenal batas dan bersifat global sebagai panggilan kepada seluruh umat manusia untuk bersatu dalam upaya nyata mengurangi jumlah penyakit, menghentikan penyebaran wabah, dan memastikan masa depan yang lebih sehat untuk generasi mendatang," katanya.
Sementara itu, Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia Erfan Hidayat menerangkan, data menunjukkan, hanya 50% penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun yang melakukan CTPS di 5 momen penting.
"Di tengah berbagai ancaman penyakit, khususnya yang mengintai anak, Lifebuoy terus melakukan edukasi kebiasaan CTPS secara berkelanjutan sejak 2004, salah satunya di Hari Cuci Tangan Sedunia yang kami peringati tiap tahun," ujarnya.
Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M. TropPaed., pakar penyakit infeksi dan tropis anak menjelaskan bahwa di Indonesia ada banyak infeksi penyakit menular yang belum sepenuhnya tertanggulangi, terutama yang menyerang anak.
“Misalnya, jumlah kasus diare pada anak tercatat masih sekitar 9,8% dan menjadi penyebab kematian anak tertinggi kedua setelah pneumonia. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara hotspot yang berisiko tinggi terhadap kemunculan penyakit infeksi baru, sehingga kita harus waspada terhadap potensi penyakit menular di masa mendatang," bebernya.
"Di tengah fakta ini, menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, CTPS adalah langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin," tambahnya.
Terkait hal tersebut, Erfan menanggapi, Lifebuoy menyoroti kebiasaan CTPS yang mulai menurun pasca pandemi COVID-19. Kelengahan atau kejenuhan untuk terus melakukan CTPS membuat masyarakat menjadi rentan menderita sakit akibat infeksi atau penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.
"Kami percaya bahwa siaga lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu di Hari Cuci Tangan Sedunia 2023, Lifebuoy mendorong urgensi CTPS di 5 momen penting melalui kebiasaan yang dekat dengan keseharian anak, yaitu bermain,” paparnya.
Bermain sendiri diketahui dapat menunjang perkembangan optimal anak, baik secara fisik maupun sosial emosi. Menurut Irma Gustiani Andriani, S.Psi, M.Psi, psikolog anak dan keluarga, dengan bermain, anak akan mendapatkan banyak cara dan kesempatan untuk belajar, serta membantu mengembangkan daya pikir kritis, manajemen waktu, kolaborasi, dan pemahaman akan konsekuensi juga risiko, sehingga sangat tepat dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan kebiasaan baik sejak dini.
"Namun perlu diingat, para orang tua harus tetap mengawasi, baik dari segi keamanan maupun keselamatan anak saat melakukan aktivitas permainan, konten permainan jika terkait dengan gadget, maupun waktu yang dihabiskan untuk bermain," bebernya.
(tsa)
tulis komentar anda