Kampanye #NeverEnoughPink di Bulan Kesadaran Kanker Payudara Sedunia, Yuk Aktif Lakukan Deteksi Dini!
Rabu, 01 November 2023 - 13:13 WIB
JAKARTA - Memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara Sedunia, MSD mengajak seluruh wanita Indonesia untuk lebih proaktif melakukan deteksi dini kanker payudara dan tidak menunda pengobatan. Dengan berkembangnya ilmu kedokteran dan farmasi serta berbagai inovasi baru dalam pengobatan kanker payudara, maka semakin tinggi harapan untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien.
Berdasarkan hasil temuan para peneliti yang dikutip dari situs WebMD terungkap bahwa tingkat kelangsungan hidup relatif rata-rata 5 tahun untuk kanker payudara sebesar 90 persen, rata-rata 10 tahun 84 persen, dan 15 tahun untuk kanker payudara invasif dapat mencapai hingga 80 persen. Artinya 80 dari 100 wanita memiliki harapan hidup lebih dari 15 tahun. Untuk kanker stadium awal hingga menengah, tingkat kelangsungan hidup relatif rata-rata pasien mencapai 86 hingga 99 persen.
“Dengan rutin melakukan deteksi dini, kita dapat meningkatkan harapan hidup dan menekan tingkat kematian akibat kanker payudara yang sangat tinggi di Indonesia, akibat terlambatnya deteksi penyakit dan diagnosa saat memasuki stadium yang sudah lanjut. Sosialisasi SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), SADANIS (pemeriksaan payudara oleh tenaga medis), pemeriksaan penunjang seperti skrining usg dan mammografi, serta pemahaman akan penyebab, subtipe kanker, gejala hingga perkembangan pengobatan dari kanker payudara perlu ditingkatkan serta membutuhkan upaya bersama antarpemangku kepentingan di sektor kesehatan agar jumlah kasus stadium lanjut dapat ditekan,” papar dr. Farida Briani, Sp.B (K) Onk, dalam acara diskusi bertajuk “Bulan Kesadaran Kanker Payudara #NeverEnoughPink” yang diselenggarakan di kantor MSD Indonesia belum lama ini.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, kasus baru kanker payudara di dunia mencapai lebih dari 2,2 juta kasus dengan angka kematian menyentuh 684.996 kasus. Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama dengan jumlah kasus baru terbanyak sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker, dan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak akibat kanker. Wanita paling berisiko di mana persentase jumlah kasus baru kanker payudara sebesar 30,8%, tertinggi dibandingkan jenis kanker lain.
Sekitar 1 dari 8 wanita akan terdiagnosa kanker payudara dalam masa hidupnya. Dengan tingkat insiden yang tinggi ini, penting bagi para wanita Indonesia untuk lebih jeli mengenali gejala kanker payudara sejak dini. Adanya benjolan pada payudara, perubahan ukuran atau bentuk payudara, kulit berlesung pipit atau penebalan pada jaringan payudara, ruam dan keluarnya cairan pada putting susu, pembengkakan atau benjolan di daerah ketiak, serta rasa sakit atau ketidaknyamanan pada payudara yang tidak kunjung sembuh merupakan gejala-gejala yang perlu diwaspadai, serta dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Hal terpenting yang juga perlu dipahami oleh pasien kanker payudara adalah terdapat beberapa subtipe kanker payudara dan tiap subtipe memiliki metode pengobatan masing-masing.
Terdapat beberapa pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan tipe dan stadium kanker payudara, di antaranya pembedahan, kemoterapi, terapi tanget, terapi hormon, radiasi, dan yang terkini adalah imunoterapi. Imunoterapi merupakan inovasi terkini dalam pengobatan kanker payudara terutama subtipe TNBC, yang merupakan penyakit heterogen amat kompleks dan memiliki pilihan terapi yang terbatas.
“Kami di MSD terus mengembangkan ilmu sains yang terdepan dan menghadirkan inovasi terkini dengan tujuan meningkatkan kualitas serta harapan hidup di seluruh dunia. Kami terus mempercepat apa yang dapat kami capai untuk pasien, karena setiap orang membutuhkan lebih banyak cara untuk mengobati kanker mereka dan, semoga, lebih banyak waktu," kataManaging Director MSD Indonesia George Stylianou.
Sementara itu, di bulan kesadaran Kanker Payudara Sedunia, MSD mengampanyekan #NeverEnoughPink yang membawa pesan bahwa asa ini tidak pernah putus untuk memberikan harapan bagi para pasien kanker payudara.
“MSD secara global akan terus berinovasi, meningkatkan penelitian kanker payudara dan menciptakan terobosan-terobosan pengobatan baru di seluruh tahapan kanker baik di stadium awal dan metastasis tertentu. Dalam kampanye #NeverEnoughPink, kami melibatkan seluruh karyawan untuk turut ambil peran berdasarkan keahlian di bidang masing-masing dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kanker payudara, dan juga berperan aktif untuk menyelamatkan serta meningkatkan kehidupan masyarakat,” kata George.
Terdapat beberapa rangkaian kegiatan dari kampanye #NeverEnoughPink ini. Antara lain inisiatif Pink Chair, di mana setiap karyawan MSD diajak untuk menuliskan pledge komitmen soal apa yang akan mereka lakukan untuk membantu para pasien guna mendapatkan kualitas dan harapan hidup yang lebih baik. MSD juga mengadakan Fun Walk dengan lebih dari 100 partisipan yang merupakan karyawan MSD dan mengundang dokter untuk berbagi informasi seputar kanker payudara.
Berdasarkan hasil temuan para peneliti yang dikutip dari situs WebMD terungkap bahwa tingkat kelangsungan hidup relatif rata-rata 5 tahun untuk kanker payudara sebesar 90 persen, rata-rata 10 tahun 84 persen, dan 15 tahun untuk kanker payudara invasif dapat mencapai hingga 80 persen. Artinya 80 dari 100 wanita memiliki harapan hidup lebih dari 15 tahun. Untuk kanker stadium awal hingga menengah, tingkat kelangsungan hidup relatif rata-rata pasien mencapai 86 hingga 99 persen.
“Dengan rutin melakukan deteksi dini, kita dapat meningkatkan harapan hidup dan menekan tingkat kematian akibat kanker payudara yang sangat tinggi di Indonesia, akibat terlambatnya deteksi penyakit dan diagnosa saat memasuki stadium yang sudah lanjut. Sosialisasi SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), SADANIS (pemeriksaan payudara oleh tenaga medis), pemeriksaan penunjang seperti skrining usg dan mammografi, serta pemahaman akan penyebab, subtipe kanker, gejala hingga perkembangan pengobatan dari kanker payudara perlu ditingkatkan serta membutuhkan upaya bersama antarpemangku kepentingan di sektor kesehatan agar jumlah kasus stadium lanjut dapat ditekan,” papar dr. Farida Briani, Sp.B (K) Onk, dalam acara diskusi bertajuk “Bulan Kesadaran Kanker Payudara #NeverEnoughPink” yang diselenggarakan di kantor MSD Indonesia belum lama ini.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, kasus baru kanker payudara di dunia mencapai lebih dari 2,2 juta kasus dengan angka kematian menyentuh 684.996 kasus. Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama dengan jumlah kasus baru terbanyak sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker, dan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak akibat kanker. Wanita paling berisiko di mana persentase jumlah kasus baru kanker payudara sebesar 30,8%, tertinggi dibandingkan jenis kanker lain.
Sekitar 1 dari 8 wanita akan terdiagnosa kanker payudara dalam masa hidupnya. Dengan tingkat insiden yang tinggi ini, penting bagi para wanita Indonesia untuk lebih jeli mengenali gejala kanker payudara sejak dini. Adanya benjolan pada payudara, perubahan ukuran atau bentuk payudara, kulit berlesung pipit atau penebalan pada jaringan payudara, ruam dan keluarnya cairan pada putting susu, pembengkakan atau benjolan di daerah ketiak, serta rasa sakit atau ketidaknyamanan pada payudara yang tidak kunjung sembuh merupakan gejala-gejala yang perlu diwaspadai, serta dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Hal terpenting yang juga perlu dipahami oleh pasien kanker payudara adalah terdapat beberapa subtipe kanker payudara dan tiap subtipe memiliki metode pengobatan masing-masing.
Terdapat beberapa pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan tipe dan stadium kanker payudara, di antaranya pembedahan, kemoterapi, terapi tanget, terapi hormon, radiasi, dan yang terkini adalah imunoterapi. Imunoterapi merupakan inovasi terkini dalam pengobatan kanker payudara terutama subtipe TNBC, yang merupakan penyakit heterogen amat kompleks dan memiliki pilihan terapi yang terbatas.
“Kami di MSD terus mengembangkan ilmu sains yang terdepan dan menghadirkan inovasi terkini dengan tujuan meningkatkan kualitas serta harapan hidup di seluruh dunia. Kami terus mempercepat apa yang dapat kami capai untuk pasien, karena setiap orang membutuhkan lebih banyak cara untuk mengobati kanker mereka dan, semoga, lebih banyak waktu," kataManaging Director MSD Indonesia George Stylianou.
Sementara itu, di bulan kesadaran Kanker Payudara Sedunia, MSD mengampanyekan #NeverEnoughPink yang membawa pesan bahwa asa ini tidak pernah putus untuk memberikan harapan bagi para pasien kanker payudara.
“MSD secara global akan terus berinovasi, meningkatkan penelitian kanker payudara dan menciptakan terobosan-terobosan pengobatan baru di seluruh tahapan kanker baik di stadium awal dan metastasis tertentu. Dalam kampanye #NeverEnoughPink, kami melibatkan seluruh karyawan untuk turut ambil peran berdasarkan keahlian di bidang masing-masing dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kanker payudara, dan juga berperan aktif untuk menyelamatkan serta meningkatkan kehidupan masyarakat,” kata George.
Terdapat beberapa rangkaian kegiatan dari kampanye #NeverEnoughPink ini. Antara lain inisiatif Pink Chair, di mana setiap karyawan MSD diajak untuk menuliskan pledge komitmen soal apa yang akan mereka lakukan untuk membantu para pasien guna mendapatkan kualitas dan harapan hidup yang lebih baik. MSD juga mengadakan Fun Walk dengan lebih dari 100 partisipan yang merupakan karyawan MSD dan mengundang dokter untuk berbagi informasi seputar kanker payudara.
(tsa)
tulis komentar anda