Pertama di Dunia, Golongan Darah Tipe P Ditemukan di China
Senin, 08 Januari 2024 - 22:38 WIB
JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari China. Negara Tirai Bambu itu berhasil menemukan kombinasi baru dari beberapa molekul dalam kehidupan manusia, di mana terdeteksi golongan darah yang sangat langka, yakni golongan darah P.
Temuan itu dilaporkan dari sebuah rumah sakit di Taizhou, lebih tepatnya di China Timur, Provinsi Jiangsu yang menyebutkan bahwa sebelumnya ada seseorang dengan golongan darah P, dari subtipe golongan darah P, ditemukan saat melakukan tes darah rutin di rumah sakit tersebut.
Setidaknya ada selusin orang di China atau 12 orang, dengan kasus memiliki golongan darah P yang terdapat di negara tersebut. Meskipun memang jumlah varietasnya terbilang sedikit atau frekuensinya lebih rendah, dengan perbandingan satu dari satu juta, tetapi pada bulan Desember, pusat AS mengatakan urutan nukleotida yang ada di dalam sampel itu belum terdeteksi sebelumnya di negara manapun di dunia.
Nukleotida adalah salah satu jenis dari banyaknya molekul yang membentuk DNA dan RNA, asam nukleat yang membawa informasi genetik.
Golongan darah P ditemukan pada tahun 1927, dan sampel dapat dikategorikan menjadi lima subtipe tergantung pada antigen di sel darah merah. Data menunjukkan bahwa ada lima fenotipe reguler dalam sistem golongan darah P yaitu P1, P2, P1k, P2k, dan p. Akan tetapi, untuk subtipe P1 dan P2 menjadi paling banyak ditemukan diantara subtipe lainnya.
Menurut Spesialis Transfusi, Cao Guoping yang mendeteksi kejadian langka ini mengatakan bahwa individu dengan golongan darah langka seperti ini, terdeteksi mampu memberikan transfusi darahnya kepada sesama jenis golongan darah berpotensi krisis terkait. Misalnya, golongan darah p hanya dapat menerima transfusi dari jenis yang sama. Hal ini berlaku terutama pada seseorang yang sedang hamil.
“Dalam kasus perempuan dengan golongan darah ini, keberadaan antibodi ‘anti-Tja’ yang menyerang plasenta secara langsung dapat menyebabkan keguguran berulang dan bayi lahir mati,” kata Cao, dikutip dalam laman South China Morning Post, Selasa (9/1/2024).
Sebagian besar populasi di dunia termasuk dalam sistem golongan darah ABO dan Rh, namun ada golongan darah lain yang kurang umum seperti sistem antigen Hh/Bombay serta golongan darah P. Golongan darah nol Rh juga dikenal sebagai golongan darah “emas” karena tidak mengandung antigen Rh dalam sel darah merah.
Di China sendiri darah Rh-negatif dikenal juga sebagai “darah panda” dan menyumbangkan setidaknya 0,4 Persen dari populasi.
Temuan itu dilaporkan dari sebuah rumah sakit di Taizhou, lebih tepatnya di China Timur, Provinsi Jiangsu yang menyebutkan bahwa sebelumnya ada seseorang dengan golongan darah P, dari subtipe golongan darah P, ditemukan saat melakukan tes darah rutin di rumah sakit tersebut.
Setidaknya ada selusin orang di China atau 12 orang, dengan kasus memiliki golongan darah P yang terdapat di negara tersebut. Meskipun memang jumlah varietasnya terbilang sedikit atau frekuensinya lebih rendah, dengan perbandingan satu dari satu juta, tetapi pada bulan Desember, pusat AS mengatakan urutan nukleotida yang ada di dalam sampel itu belum terdeteksi sebelumnya di negara manapun di dunia.
Nukleotida adalah salah satu jenis dari banyaknya molekul yang membentuk DNA dan RNA, asam nukleat yang membawa informasi genetik.
Golongan darah P ditemukan pada tahun 1927, dan sampel dapat dikategorikan menjadi lima subtipe tergantung pada antigen di sel darah merah. Data menunjukkan bahwa ada lima fenotipe reguler dalam sistem golongan darah P yaitu P1, P2, P1k, P2k, dan p. Akan tetapi, untuk subtipe P1 dan P2 menjadi paling banyak ditemukan diantara subtipe lainnya.
Menurut Spesialis Transfusi, Cao Guoping yang mendeteksi kejadian langka ini mengatakan bahwa individu dengan golongan darah langka seperti ini, terdeteksi mampu memberikan transfusi darahnya kepada sesama jenis golongan darah berpotensi krisis terkait. Misalnya, golongan darah p hanya dapat menerima transfusi dari jenis yang sama. Hal ini berlaku terutama pada seseorang yang sedang hamil.
“Dalam kasus perempuan dengan golongan darah ini, keberadaan antibodi ‘anti-Tja’ yang menyerang plasenta secara langsung dapat menyebabkan keguguran berulang dan bayi lahir mati,” kata Cao, dikutip dalam laman South China Morning Post, Selasa (9/1/2024).
Sebagian besar populasi di dunia termasuk dalam sistem golongan darah ABO dan Rh, namun ada golongan darah lain yang kurang umum seperti sistem antigen Hh/Bombay serta golongan darah P. Golongan darah nol Rh juga dikenal sebagai golongan darah “emas” karena tidak mengandung antigen Rh dalam sel darah merah.
Di China sendiri darah Rh-negatif dikenal juga sebagai “darah panda” dan menyumbangkan setidaknya 0,4 Persen dari populasi.
(tdy)
tulis komentar anda