Rokok Picu Anak Kena Penyakit Pernapasan, Disebabkan Residu yang Menempel di Area Sekitar
Kamis, 11 Januari 2024 - 21:03 WIB
JAKARTA - Kebiasaan merokok menjadi tantangan di dunia kesehatan. Pasalnya, masih banyak orang yang kecanduan sehingga sulit berhenti merokok. Bukan hanya membahayakan diri sendiri, merokok juga dapat membahayakan orang lain, termasuk anggota keluarga.
Hal ini karena residu zat-zat berbahaya dari asap rokok dikenal dengan istilah third hand smoke. Memang, asap rokok bisa cepat menghilang, tetapi akan menempel pada barang-barang di sekitar tempat Anda merokok.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) mengungkap residunya bisa menempel di rambut, pakaian dan bahan fabrik yang akan lebih cepat menempel.
“Ketika ada perokok di rumah, maka chemical atau bahan kimia yang dari asap-asap rokok itu bisa tertinggal di mana saja. Di rambut, di pakaian, di kulit, di sofa, di meja, kemudian kalau di mobil tentu di jok mobil,” jelas dr. Nastiti Kaswandani dalam Seminar Media mengenai Pneumonia pada Anak, Kamis (11/1/2024).
Dr. Nastiti Kaswandani juga menyatakan jika residu dari rokok menempel di permukaan atau tempat yang solid seperti meja, kaca, kursi, dan objek lainnya yang bisa dibersihkan atau dilap secara rutin kemungkinan bisa terhindar dari bahaya penyakit pernapasan akibat asap rokok.
Akan tetapi jika sudah menempel pada bahan fabrik, maka residu dari rokok dapat terhirup dan bertahan lama pada bahan tersebut.
Selain itu, alat-alat dari bahan pabrik tersebut juga tidak mungkin dibersihkan setiap harinya. Maka anak-anak menjadi lebih rawan terkena penyakit pernapasan.
“Itu yang menjadikan warning kalau terus-menerus anak itu mencium atau menghirup residu juga akan menjadikan gangguan. Sehingga meskipun tidak merokok di hadapan anak, tetapi third hand smoke itu merupakan hal yang bisa meningkatkan risiko untuk terjadinya infeksi saluran pernapasan,” kata dr. Nastiti Kaswandani.
Lebih lanjut, dr. Nastiti Kaswandani mengungkap bahwa membuka jendela atau mengalihkan asap rokok dengan kipas angin juga tidak bisa menghindari terjadinya third hand smoke.
Bahkan, anak yang tinggal dengan orangtua atau pun salah satu anggota keluarganya yang perokok cenderung lebih sering sakit, dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok.
Hal ini karena residu zat-zat berbahaya dari asap rokok dikenal dengan istilah third hand smoke. Memang, asap rokok bisa cepat menghilang, tetapi akan menempel pada barang-barang di sekitar tempat Anda merokok.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) mengungkap residunya bisa menempel di rambut, pakaian dan bahan fabrik yang akan lebih cepat menempel.
“Ketika ada perokok di rumah, maka chemical atau bahan kimia yang dari asap-asap rokok itu bisa tertinggal di mana saja. Di rambut, di pakaian, di kulit, di sofa, di meja, kemudian kalau di mobil tentu di jok mobil,” jelas dr. Nastiti Kaswandani dalam Seminar Media mengenai Pneumonia pada Anak, Kamis (11/1/2024).
Dr. Nastiti Kaswandani juga menyatakan jika residu dari rokok menempel di permukaan atau tempat yang solid seperti meja, kaca, kursi, dan objek lainnya yang bisa dibersihkan atau dilap secara rutin kemungkinan bisa terhindar dari bahaya penyakit pernapasan akibat asap rokok.
Akan tetapi jika sudah menempel pada bahan fabrik, maka residu dari rokok dapat terhirup dan bertahan lama pada bahan tersebut.
Selain itu, alat-alat dari bahan pabrik tersebut juga tidak mungkin dibersihkan setiap harinya. Maka anak-anak menjadi lebih rawan terkena penyakit pernapasan.
“Itu yang menjadikan warning kalau terus-menerus anak itu mencium atau menghirup residu juga akan menjadikan gangguan. Sehingga meskipun tidak merokok di hadapan anak, tetapi third hand smoke itu merupakan hal yang bisa meningkatkan risiko untuk terjadinya infeksi saluran pernapasan,” kata dr. Nastiti Kaswandani.
Lebih lanjut, dr. Nastiti Kaswandani mengungkap bahwa membuka jendela atau mengalihkan asap rokok dengan kipas angin juga tidak bisa menghindari terjadinya third hand smoke.
Bahkan, anak yang tinggal dengan orangtua atau pun salah satu anggota keluarganya yang perokok cenderung lebih sering sakit, dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda