Takeda dan Alodokter Berkolaborasi Melawan DBD di Indonesia
Kamis, 28 Maret 2024 - 21:15 WIB
JAKARTA - PT Takeda Innovative Medicines dan Alodokter hari ini mengumumkan kolaborasi yang telah dijalin kedua perusahaan sebagai bentuk komitmen, serta partisipasi aktif dalam memerangi DBD di Indonesia. Kolaborasi tersebut direfleksikan ke dalam serangkaian kegiatan dan inisiatif, baik yang ditujukan kepada tenaga kesehatan, masyarakat umum, maupun karyawan, untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran virus dengue.
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat dan merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang besar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam berdarah dengue adalah salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia, dan di Indonesia sebagai salah satu negara hiper-endemis.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023 menyatakan bahwa terdapat total 114.435 kasus demam berdarah dengue selama tahun 2023 dengan kematian 894 kasus, turun dari tahun sebelumnya sebanyak 143.266 kasus dan kematian sebanyak 1.237 kasus. Sedangkan, di tahun 2024, sampai dengan minggu ke-11 saja, tercatat 35.556 kasus dengan kematian 290 kasus.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan apresiasi terhadap komitmen yang ditunjukkan oleh Alodokter untuk bersama-sama mengedukasi tentang bahaya dan pencegahan DBD.
“DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa dan sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD – menjadikan tindak pencegahan sebagai kunci. Oleh karena itu, kami menyambut baik kemitraan dengan Alodokter sebagai sumber informasi kesehatan tepercaya, untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang DBD, pencegahannya, serta penanganannya," kata Andreas.
"Takeda membangun kemitraan dengan Kementerian Kesehatan melalui kampanye bersama #Ayo3MplusVaksinDBD, yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan 3M Plus secara konsisten guna membatasi populasi nyamuk, serta berkonsultasi dengan dokter mengenai intervensi inovatif melalui vaksinasi," sambungnya.
Andreas juga menggarisbawahi perlunya lebih banyak edukasi tentang DBD dan intervensi inovasi dalam pencegahan DBD.
“Masih banyak kesalahpahaman terkait risiko, tingkat keparahan, dan pencegahan dengue. Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup. DBD terutama memberikan dampak pada populasi usia aktif, dan merupakan penyebab utama kematian bagi anak-anak. Perlindungan melalui vaksinasi direkomendasikan oleh asosiasi medis tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa," jelas Andreas.
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat dan merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang besar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam berdarah dengue adalah salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia, dan di Indonesia sebagai salah satu negara hiper-endemis.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023 menyatakan bahwa terdapat total 114.435 kasus demam berdarah dengue selama tahun 2023 dengan kematian 894 kasus, turun dari tahun sebelumnya sebanyak 143.266 kasus dan kematian sebanyak 1.237 kasus. Sedangkan, di tahun 2024, sampai dengan minggu ke-11 saja, tercatat 35.556 kasus dengan kematian 290 kasus.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan apresiasi terhadap komitmen yang ditunjukkan oleh Alodokter untuk bersama-sama mengedukasi tentang bahaya dan pencegahan DBD.
“DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa dan sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD – menjadikan tindak pencegahan sebagai kunci. Oleh karena itu, kami menyambut baik kemitraan dengan Alodokter sebagai sumber informasi kesehatan tepercaya, untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang DBD, pencegahannya, serta penanganannya," kata Andreas.
"Takeda membangun kemitraan dengan Kementerian Kesehatan melalui kampanye bersama #Ayo3MplusVaksinDBD, yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan 3M Plus secara konsisten guna membatasi populasi nyamuk, serta berkonsultasi dengan dokter mengenai intervensi inovatif melalui vaksinasi," sambungnya.
Andreas juga menggarisbawahi perlunya lebih banyak edukasi tentang DBD dan intervensi inovasi dalam pencegahan DBD.
“Masih banyak kesalahpahaman terkait risiko, tingkat keparahan, dan pencegahan dengue. Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup. DBD terutama memberikan dampak pada populasi usia aktif, dan merupakan penyebab utama kematian bagi anak-anak. Perlindungan melalui vaksinasi direkomendasikan oleh asosiasi medis tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa," jelas Andreas.
tulis komentar anda