Angela Tanoesoedibjo Sebut Filosofi Tri Hita Karana Modal Penting Pengembangan Pariwisata Regeneratif di Bali
Kamis, 04 April 2024 - 21:47 WIB
BALI - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengatakan, manifestasi filosofi Tri Hita Karana menjadi modal utama dalam upaya menyukseskan pengembangan pariwisata regeneratif di Bali.
Wamenparekraf dalam peluncuran Pameran Budaya bertajuk Water Civilization di Pura Tirta Empul, Bali, Rabu (3/4/2024), mengungkapkan arah pariwisata Indonesia ke depan yang diharapkan adalah pariwisata regeneratif, sebuah konsep yang juga mengakomodir pariwisata berkelanjutan.
"Kalau kita bicara pariwisata berkelanjutan, fokusnya adalah doing less harm. Tetapi ketika kita bicara pariwisata regeneratif, itu kita ingin doing more good," kata Angela.
Artinya, kehadiran pariwisata bukan hanya sebagai sumber ekonomi semata namun lebih dari itu. Pariwisata hadir sebagai sumber pendorong kehidupan untuk semua. Mengupayakan kesejahteraan destinasi lokal, lingkungan, serta masyarakat di dalamnya.
Hal ini senada dengan prinsip hidup yang dianut oleh masyarakat Bali mengenai Tri Hita Karana, yang membangun hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan dengan alam.
"Jadi sebelum kita mengenal konsep pariwisata regeneratif, Bali sudah terlebih dulu menganut konsep ini dalam Tri Hita Karana," ujar Angela.
Berangkat dari hal tersebut, Quantum Temple bekerja sama dengan Kemenparekraf/Baparekraf, Wonderful Indonesia, Desa Manukaya Let, Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, dan Sui Network menghadirkan pameran budaya berbasis blockchain bertajuk "Water Civilization" di Pura Tirta Empul, sebuah situs warisan budaya dunia UNESCO.
Wamenparekraf dalam peluncuran Pameran Budaya bertajuk Water Civilization di Pura Tirta Empul, Bali, Rabu (3/4/2024), mengungkapkan arah pariwisata Indonesia ke depan yang diharapkan adalah pariwisata regeneratif, sebuah konsep yang juga mengakomodir pariwisata berkelanjutan.
"Kalau kita bicara pariwisata berkelanjutan, fokusnya adalah doing less harm. Tetapi ketika kita bicara pariwisata regeneratif, itu kita ingin doing more good," kata Angela.
Baca Juga
Artinya, kehadiran pariwisata bukan hanya sebagai sumber ekonomi semata namun lebih dari itu. Pariwisata hadir sebagai sumber pendorong kehidupan untuk semua. Mengupayakan kesejahteraan destinasi lokal, lingkungan, serta masyarakat di dalamnya.
Hal ini senada dengan prinsip hidup yang dianut oleh masyarakat Bali mengenai Tri Hita Karana, yang membangun hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan dengan alam.
"Jadi sebelum kita mengenal konsep pariwisata regeneratif, Bali sudah terlebih dulu menganut konsep ini dalam Tri Hita Karana," ujar Angela.
Berangkat dari hal tersebut, Quantum Temple bekerja sama dengan Kemenparekraf/Baparekraf, Wonderful Indonesia, Desa Manukaya Let, Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, dan Sui Network menghadirkan pameran budaya berbasis blockchain bertajuk "Water Civilization" di Pura Tirta Empul, sebuah situs warisan budaya dunia UNESCO.
tulis komentar anda