Cara Atasi Gangguan Pernapasan di Tengah Suhu Panas Ekstrem

Sabtu, 29 Juni 2024 - 06:06 WIB
Suhu panas ekstrem yang terjadi di berbagai negara belakangan ini menjadi sorotan. Hal itu membuat kasus gangguan saluran pernapasan hingga heat stroke meningkat. Foto Ilustrasi/iStock
JAKARTA - Suhu panas ekstrem yang terjadi di berbagai negara belakangan ini menjadi sorotan. Hal itu membuat kasus gangguan saluran pernapasan hingga heat stroke meningkat.

Salah satu imbauan untuk mencegah kasus tersebut adalah dengan mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Antara lain dengan banyak minum air putih.

Namun, ternyata ada beberapa kondisi dan kalangan masyarakat yang tidak cukup hanya mengonsumsi air putih untuk menjaga hidrasi tubuh. Beberapa di antara mereka bahkan dianjurkan untuk mengonsumsi oralit atau cairan isotonis yang mengandung cukup cairan elektrolit fisiologis. Salah satunya, lansia. Mengapa demikian?







Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitas pada Poliklinik Rehabilitasi Medis KKHI Makkah Dr.dr. Siti Chandra Widjanantie menjelaskan, lapisa mukosilia yang terdiri dari lendir (mukus) dan silia (bulu getar), berperan penting dalam melindungi saluran pernapasan. Pada suhu panas atau udara kering, lapisan solusio layer (lapisan lendir bening) dapat menguap dan menyebabkan kekeringan.

Secara alami, lapisan pelindung saluran pernapasan, dari atas sampai bawah, adalah lapisan mukosilia. Lapisan tersebut terdiri dari mukus (lendir) yang secara alami melumasi saluran pernapasan, serta silia (lapisan bulu getar) yang selalu bergerak untuk menyapu dan membersihkan saluran pernapasan.

Lapisan mukus atau lendir ini terdiri dari dua lapisan. Lapisan teratas yakni lendir yang kental dan dikenal sebagai gel layer (berwarna putih pekat seperti susu, mengandung mukoid). Sementara lapisan bawah yakni solutio layer (lapisan lendir bening) yang encer dan berisi cairan isotonis (NaCl, air).

"Pada kondisi suhu panas atau udara kering, maka lapisan solusio layer akan menguap terlebih dahulu, sehingga mengering bila pasien tidak cukup terhidrasi dengan cairan isotonis yang mengandung cukup cairan elektrolit fisiologis," ujar dr. Chandra dalam siaran pers Kementerian Kesehatan RI, Jumat (28/6/2024).
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More