Pentingnya Vaksinasi DBD untuk Anak-anak, Cegah Kematian Akibat Dengue
Selasa, 03 September 2024 - 16:35 WIB
JAKARTA - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang mengancam nyawa dan menyerang sejumlah wilayah di Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan serta seluruh rumah sakit dan fasilitas kesehatan nasional telah mencanangkan target guna meminimalisir penyebaran DBD hingga 2030.
Hasil pendataan tiga dari empat kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun.
"Strategi pencegahan melibatkan ayah dan bunda, khususnya dengan gerakan 3M Plus yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas, serta Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk," kata dr. Sri Wahyu Herlinawati, Sp.A, M.Kes, seorang spesialis anak dalam seminar bertema "Pentingnya Vaksin Demam Berdarah untuk Anak" di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, belum lama ini.
Spesialis Anak dr. Sri Wahyu Herlinawati, Sp.A, M.Kes. Foto/Istimewa
"Penting untuk diingat bahwa semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, ataupun gaya hidup mereka. Inilah sebabnya mengapa perlindungan komprehensif, termasuk kampanye Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD, sangat penting dalam upaya kami untuk melindungi masyarakat," lanjutnya.
Terkait vaksin DBD, dr. Sri Wahyu menambahkan, haruslah dibuat dengan standar keamanan yang tinggi. Semuanya mesti berdasar pada uji klinis berbasis data, serta dengan jeda tiga bulan untuk vaksin berikutnya.
Sementara itu, Galih Raka selaku Kepala Divisi Marketing dan Humas RS Harapan Bunda menjelaskan, pihaknya mendukung upaya penurunan angka penderita DBD, khususnya pada anak-anak, dengan menggelar seminar dan edukasi tentang pentingnya vaksinasi DBD ini.
RS Harapan Bunda saat ini telah dilengkapi dengan layanan khusus vaksinasi DBD bagi para orang tua serta anak-anak dengan fasilitas yang nyaman.
"Kami juga memberikan keleluasaan pagi para pasien yang menjalani pengobatan di RS Harapan Bunda dengan BPJS Kesehatan dan asuransi lainnya,” pungkas Galih Raka.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan serta seluruh rumah sakit dan fasilitas kesehatan nasional telah mencanangkan target guna meminimalisir penyebaran DBD hingga 2030.
Hasil pendataan tiga dari empat kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun.
"Strategi pencegahan melibatkan ayah dan bunda, khususnya dengan gerakan 3M Plus yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas, serta Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk," kata dr. Sri Wahyu Herlinawati, Sp.A, M.Kes, seorang spesialis anak dalam seminar bertema "Pentingnya Vaksin Demam Berdarah untuk Anak" di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, belum lama ini.
Spesialis Anak dr. Sri Wahyu Herlinawati, Sp.A, M.Kes. Foto/Istimewa
"Penting untuk diingat bahwa semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, ataupun gaya hidup mereka. Inilah sebabnya mengapa perlindungan komprehensif, termasuk kampanye Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD, sangat penting dalam upaya kami untuk melindungi masyarakat," lanjutnya.
Terkait vaksin DBD, dr. Sri Wahyu menambahkan, haruslah dibuat dengan standar keamanan yang tinggi. Semuanya mesti berdasar pada uji klinis berbasis data, serta dengan jeda tiga bulan untuk vaksin berikutnya.
Sementara itu, Galih Raka selaku Kepala Divisi Marketing dan Humas RS Harapan Bunda menjelaskan, pihaknya mendukung upaya penurunan angka penderita DBD, khususnya pada anak-anak, dengan menggelar seminar dan edukasi tentang pentingnya vaksinasi DBD ini.
RS Harapan Bunda saat ini telah dilengkapi dengan layanan khusus vaksinasi DBD bagi para orang tua serta anak-anak dengan fasilitas yang nyaman.
"Kami juga memberikan keleluasaan pagi para pasien yang menjalani pengobatan di RS Harapan Bunda dengan BPJS Kesehatan dan asuransi lainnya,” pungkas Galih Raka.
(tsa)
tulis komentar anda