Meghan Markle Ngaku Menjadi Orang yang Paling Sering Di-bullly di Dunia: Itu Kejam!
Minggu, 13 Oktober 2024 - 07:40 WIB
JAKARTA - Meghan Markle mengatakan bahwa dirinya menjadi salah satu orang yang paling sering di-bully di dunia.
Hal itu diungkap Duchess of Sussex saat menghadiri acara Girls Inc. di Santa Barbara, sebuah program yang berfokus pada pemberdayaan anak remaja dan meningkatkan hubungan mereka dengan teknologi untuk mengikuti kegiatan seni dan membantu program kesehatan digital baru mereka yang disebut Social Media U.
Lembaga nirlaba Girls Inc - yang berfokus pada pemberdayaan anak perempuan - berkolaborasi dengan #HalfTheStory, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan anak muda dengan teknologi untuk meluncurkan program tersebut.
Pendiri #HalfTheStory Larissa May memberi tahu Vanity Fair bagaimana Meghan berbicara tentang menjadi salah satu orang yang paling sering dirundung di dunia.
"Kami melakukan aktivitas di mana kami membicarakan sejumlah skenario berbeda dan Meghan berbicara tentang menjadi salah satu orang yang paling sering dirundung di dunia. Kami meminta anak-anak perempuan melambaikan emoji kecil ini dan berbicara tentang bagaimana masing-masing skenario ini akan memengaruhi mereka secara emosional," kata Larissa May.
"Kami berbicara tentang apa artinya tumbuh di era digital ini," tambah May.
Pernyataan Meghan Markle ini bukan pertama kali membahas secara terbuka tentang dirinya menjadi korban perundungan siber.
Di festival SXSW pada Maret tahun ini, Meghan mengatakan bahwa dia menjadi sasaran pesan-pesan "kebencian" saat hamil Archie dan Lilibet.
Dia berbicara tentang penggunaan media sosialnya, mengklaim bahwa pelecehan terburuk yang diterima terjadi saat hamil dengan dua bangsawan muda itu.
Hal itu diungkap Duchess of Sussex saat menghadiri acara Girls Inc. di Santa Barbara, sebuah program yang berfokus pada pemberdayaan anak remaja dan meningkatkan hubungan mereka dengan teknologi untuk mengikuti kegiatan seni dan membantu program kesehatan digital baru mereka yang disebut Social Media U.
Baca Juga
Lembaga nirlaba Girls Inc - yang berfokus pada pemberdayaan anak perempuan - berkolaborasi dengan #HalfTheStory, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan anak muda dengan teknologi untuk meluncurkan program tersebut.
Pendiri #HalfTheStory Larissa May memberi tahu Vanity Fair bagaimana Meghan berbicara tentang menjadi salah satu orang yang paling sering dirundung di dunia.
"Kami melakukan aktivitas di mana kami membicarakan sejumlah skenario berbeda dan Meghan berbicara tentang menjadi salah satu orang yang paling sering dirundung di dunia. Kami meminta anak-anak perempuan melambaikan emoji kecil ini dan berbicara tentang bagaimana masing-masing skenario ini akan memengaruhi mereka secara emosional," kata Larissa May.
"Kami berbicara tentang apa artinya tumbuh di era digital ini," tambah May.
Pernyataan Meghan Markle ini bukan pertama kali membahas secara terbuka tentang dirinya menjadi korban perundungan siber.
Di festival SXSW pada Maret tahun ini, Meghan mengatakan bahwa dia menjadi sasaran pesan-pesan "kebencian" saat hamil Archie dan Lilibet.
Dia berbicara tentang penggunaan media sosialnya, mengklaim bahwa pelecehan terburuk yang diterima terjadi saat hamil dengan dua bangsawan muda itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda