Sinopsis Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu, Adaptasi Quote Pidi Baiq
Rabu, 06 November 2024 - 04:43 WIB
JAKARTA - Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu (HITBK) menjadi film yang diadaptasi dari buku yang berisi quote karya Pidi Baiq dengan judul yang sama.
HITBK yang diproduseri Raam Punjabi ini disutradarai Kuntz Agus dan naskahnya hasil kolaborasi Titien Wattimena dan Pidi Baiq.
HITBK mengangkat kisah Sadali yang siap menuntut ilmu di Jogja, namun takdir membawa dirinya terikat perjodohan dengan Arnaza, putri sahabat ayahnya. Segalanya berubah saat dia bertemu Mera, pemilik galeri seni yang tengah berjuang melewati kepedihan perceraian.
HITBK dibintangi Adinia Wirasti, Ajil Ditto Hanggini, Shania Gracia Jkt48, Faiz Vishal dan Ciara Nadine Brosnan.
"Cerita ini memiliki kedalaman, terutama karena berlatar di Jogja pada 1998. Momen tersebut menjadi setting yang sangat kuat untuk kisah pencarian jati diri dan cinta antara Sadali, Mera dan Arnaza. Ada kisah cinta yang tak biasa disana, kisah cinta yang menantang dan melawan jaman. Ada juga elemen dunia seni rupa yang diusung, lalu sosial, politik yang berkelindan dengan kehidupan personal karakter-karakter utama, yang menurut saya sangat menarik untuk dieksplorasi di layar lebar," kata Kuntz Agus.
"Saya merasa, ini adalah cerita tentang bagaimana masa lalu membentuk kita dan bagaimana kita meresponnya dalam perjalanan hidup. Selain itu, saya tumbuh di jogja pada masa yang tak berbeda jauh dengan setting cerita film ini," ucap dia lagi.
Semenyata, Titien Wattimena mengaku sangat tertantang karena HITBK diadaptasi dari buku kumpulan quote bukan novel.
"Tantangannya Mencari benang merah dari keseluruhan quotes untuk membuat sebuah cerita yang fokus, tajam sekaligus utuh. Keuntungannya adalah basic story-nya sudah ada dari Pidi Baiq yang lalu dikembangkan bersama antara tim development skenario dan Pidi Baiq," ujar Titien.
Hadirnya Adinia Wirasti dinilai paling tepat. Ini karena ia memiliki kedalaman emosional yang diperlukan untuk memerankan sosok Mera, yang harus menghadapi banyak dilema, baik dalam keluarga maupun dalam hubungan cintanya.
Demikian dengan tokoh lainnya. Ajil Ditto sangat cocok memerankan Sadali, seorang seniman muda yang penuh idealisme, dengan gaya khasnya yang flamboyan namun penuh keresahan.
Hanggini membawa keseimbangan sebagai Arnaza, karakter yang memberi perspektif berbeda dalam dinamika cerita.
“Film ini butuh aktor-aktor yang mampu mengeksplorasi emosi dengan detail dan menjaga dinamika yang terjadi dalam cerita berlatar kompleks ini, dan mereka adalah pilihan terbaik untuk itu," ujar Kuntz Agus.
HITBK yang diproduseri Raam Punjabi ini disutradarai Kuntz Agus dan naskahnya hasil kolaborasi Titien Wattimena dan Pidi Baiq.
HITBK mengangkat kisah Sadali yang siap menuntut ilmu di Jogja, namun takdir membawa dirinya terikat perjodohan dengan Arnaza, putri sahabat ayahnya. Segalanya berubah saat dia bertemu Mera, pemilik galeri seni yang tengah berjuang melewati kepedihan perceraian.
HITBK dibintangi Adinia Wirasti, Ajil Ditto Hanggini, Shania Gracia Jkt48, Faiz Vishal dan Ciara Nadine Brosnan.
"Cerita ini memiliki kedalaman, terutama karena berlatar di Jogja pada 1998. Momen tersebut menjadi setting yang sangat kuat untuk kisah pencarian jati diri dan cinta antara Sadali, Mera dan Arnaza. Ada kisah cinta yang tak biasa disana, kisah cinta yang menantang dan melawan jaman. Ada juga elemen dunia seni rupa yang diusung, lalu sosial, politik yang berkelindan dengan kehidupan personal karakter-karakter utama, yang menurut saya sangat menarik untuk dieksplorasi di layar lebar," kata Kuntz Agus.
"Saya merasa, ini adalah cerita tentang bagaimana masa lalu membentuk kita dan bagaimana kita meresponnya dalam perjalanan hidup. Selain itu, saya tumbuh di jogja pada masa yang tak berbeda jauh dengan setting cerita film ini," ucap dia lagi.
Semenyata, Titien Wattimena mengaku sangat tertantang karena HITBK diadaptasi dari buku kumpulan quote bukan novel.
"Tantangannya Mencari benang merah dari keseluruhan quotes untuk membuat sebuah cerita yang fokus, tajam sekaligus utuh. Keuntungannya adalah basic story-nya sudah ada dari Pidi Baiq yang lalu dikembangkan bersama antara tim development skenario dan Pidi Baiq," ujar Titien.
Hadirnya Adinia Wirasti dinilai paling tepat. Ini karena ia memiliki kedalaman emosional yang diperlukan untuk memerankan sosok Mera, yang harus menghadapi banyak dilema, baik dalam keluarga maupun dalam hubungan cintanya.
Demikian dengan tokoh lainnya. Ajil Ditto sangat cocok memerankan Sadali, seorang seniman muda yang penuh idealisme, dengan gaya khasnya yang flamboyan namun penuh keresahan.
Hanggini membawa keseimbangan sebagai Arnaza, karakter yang memberi perspektif berbeda dalam dinamika cerita.
“Film ini butuh aktor-aktor yang mampu mengeksplorasi emosi dengan detail dan menjaga dinamika yang terjadi dalam cerita berlatar kompleks ini, dan mereka adalah pilihan terbaik untuk itu," ujar Kuntz Agus.
(tdy)
tulis komentar anda