Pola Makan dan Diet Ketat Pengaruhi Siklus Menstruasi
Sabtu, 30 November 2024 - 07:00 WIB
JAKARTA - Siklus menstruasi normal pada wanita umumnya terjadi setiap 21–35 hari dengan durasi perdarahan 2–7 hari.
Keseimbangan hormon, terutama estrogen dan progesteron, memegang peranan penting dalam menjaga keteraturan siklus. Namun, berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak sehat, dapat menyebabkan gangguan menstruasi .
Pola makan memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan reproduksi wanita. Kekurangan asupan gizi, seperti yang dialami individu dengan gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia, dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti sepenuhnya (amenorea).
Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan jaringan lemak yang diperlukan untuk memproduksi hormon estrogen. Ketidakcukupan kadar estrogen menyebabkan dinding rahim gagal terbentuk dengan baik, sehingga tidak dapat meluruh sebagaimana mestinya selama menstruasi.
Sebaliknya, pola makan yang memicu obesitas juga dapat berdampak negatif pada siklus menstruasi. Kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan kadar estrogen secara berlebihan, yang kemudian mengganggu proses pelepasan sel telur (ovulasi). Akibatnya, menstruasi menjadi lebih jarang, namun ketika terjadi, perdarahan cenderung lebih banyak dan berlangsung lebih lama.
Diet yang dilakukan secara tidak tepat atau ekstrem juga berpotensi mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh.
Kekurangan nutrisi yang signifikan akibat diet ketat dapat memicu gangguan menstruasi, termasuk amenorea. Oleh karena itu, perencanaan diet yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk fungsi reproduksi.
Sebelum memulai program diet, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi guna memastikan metode yang dipilih aman dan tidak berdampak buruk pada kesehatan.
Keseimbangan hormon, terutama estrogen dan progesteron, memegang peranan penting dalam menjaga keteraturan siklus. Namun, berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak sehat, dapat menyebabkan gangguan menstruasi .
Pola makan memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan reproduksi wanita. Kekurangan asupan gizi, seperti yang dialami individu dengan gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia, dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti sepenuhnya (amenorea).
Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan jaringan lemak yang diperlukan untuk memproduksi hormon estrogen. Ketidakcukupan kadar estrogen menyebabkan dinding rahim gagal terbentuk dengan baik, sehingga tidak dapat meluruh sebagaimana mestinya selama menstruasi.
Sebaliknya, pola makan yang memicu obesitas juga dapat berdampak negatif pada siklus menstruasi. Kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan kadar estrogen secara berlebihan, yang kemudian mengganggu proses pelepasan sel telur (ovulasi). Akibatnya, menstruasi menjadi lebih jarang, namun ketika terjadi, perdarahan cenderung lebih banyak dan berlangsung lebih lama.
Diet yang dilakukan secara tidak tepat atau ekstrem juga berpotensi mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh.
Kekurangan nutrisi yang signifikan akibat diet ketat dapat memicu gangguan menstruasi, termasuk amenorea. Oleh karena itu, perencanaan diet yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk fungsi reproduksi.
Sebelum memulai program diet, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi guna memastikan metode yang dipilih aman dan tidak berdampak buruk pada kesehatan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda