Pentingnya Latihan Pernapasan bagi Penyitas Covid-19

Senin, 21 September 2020 - 11:29 WIB
Foto/dok
JAKARTA - Para ahli dari Loma Linda University di California merekomendasikan penyintas Covid-19 memulai latihan pernapasan. Latihan pernapasan ini penting untuk menjaga kadar oksigen.

Pasien Covid-19 mengalami gejala umum seperti napas pendek atau dada terasa sesak misalnya. Dokter kemudian akan memeriksa saturasi oksigen pasien bersangkutan. Ya, keluhan sulit bernapas memang menjadi gejala khas Covid-19. Tapi bagaimana jika kunci kesembuhan dari Covid-19 ini justru terletak dari teknik bernapas? (Baca: DPR Akan Bahas Perppu Pilkada Jilid II)

Pernyataan ini dikemukakan oleh Andrew Weil, M.D direktur Center for Integrative Medicine di University of Arizona. Teknik pernapasan yang dipopulerkan oleh Dr. Weil dinamakan bernapas 4-7-8 yang mengadopsi teknik pernapasan yoga. Dengan bernapas perlahan dan dalam diyakini dapat menurunkan tingkat stres.



“Ini adalah teknik relaksasi yang terbaik yang saya tahu. Butuh beberapa waktu, tidak butuh alat, dan tanpa biaya apapun. Anda harus mempraktikannya dua kali sehari. Dengan terus berlatih, dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah, menyehatkan sistem pencernaan, membuat mudah tidur, dan mencegah kegelisahan,” terang Dr. Weil dikutip dari Medium.com.

Teknik pernapasan 4-7-8 dapat dilakukan oleh orang yang sedang diberi terapi oksigen. Bahkan efektif pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dengan keluhan susah bernapas dan bergantung pada oksigen serta bisa dipelajari hanya dalam beberapa menit saja.

Teknik pernapasan 4-7-8 merupakan pola pernapasan yang berfokus pada pengendalian pernapasan. Teknik pernapasan 4-7-8 melibatkan pernapasan selama 4 detik, menahan napas selama 7 detik, dan menghembuskannya selama 8 detik. (Baca juga: Sahabat Nabi Tidak Bermazhab, Benarkah?)

Teknik bernapas ini dimulai dengan mengosongkan paru dari udara atau buang napas, kemudian bernapas perlahan lewat hidung selama empat detik. Tahan selama tujuh hitungan. Keluarkan napas dengan kuat melalui mulut sambil membuat bunyi “whoosh” selama delapan detik. Ulangi sebanyak empat kali.

Kini, para ahli tengah meneliti apa saja dampak kesehatan jangka panjang yang ditimbulkan akibat Covid-19. Salah satu efek yang telah diketahui adalah beberapa pasien yang sudah sembuh dari infeksi virus tersebut menderita fibrosis paru (gangguan pernapasan akibat terbentuknya jaringan parut di organ paru). Jumlah penderitanya pun semakin meningkat.

Pasien SARS yang sudah sembuh dari outbreak yang pernah terjadi di tahun 2003 silam, juga menderita fibrosis paru. Fungsi paru yang tidak normal ini akan menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, bahkan ketika hanya melakukan aktivitas ringan, seperti berjalan atau mengenakan pakaian.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More