Hindari Bahaya Hepatitis A dengan Menjaga Kebersihan dan Vaksinasi

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 23:23 WIB
Pada negara dengan endemisitas tinggi, infeksi virus hepatitis A biasanya ditemukan pada kondisi sanitasi dan sosial ekonomi yang buruk. / Foto: Ilustrasi/dok. SINDOphoto
JAKARTA - Vaccine Medical Director GlaxoSmithKline Indonesia (GSK), dr. Deliana Permatasari mengungkapkan bahwa pada negara dengan endemisitas tinggi, infeksi virus hepatitis A biasanya ditemukan pada kondisi sanitasi dan sosial ekonomi yang buruk.

(Baca juga: Keluarga Jadi Ujung Tombak Dalam Mencegah Penyebaran Covid-19 )

"Infeksi biasanya terjadi sebelum anak berusia lima tahun," ujar dr. Deliana Permatasari di Jakarta, Sabtu (10/10).



Menurutnya, hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus itu bisa ditemukan dalam tinja dan darah orang yang terinfeksi. Kontak dengan virus ini bisa terjadi dalam berbagai skenario.

Pertama, dapat menyebar dari kontak langsung dan dekat dengan individu yang terinfeksi. Sebagai contohnya saat merawat mereka yang sakit hepatitis A. "Hepatitis A sangat menular, bahkan mereka yang terinfeksi virus hepatitis A dapat menyebarkan virus ini sebelum mereka merasakan gejala-gejala dari hepatitis A," kata Deliana.

Kedua, infeksi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi dengan virus hepatitis A dapat terjadi kapan saja, mulai dari tahap pembuatan sampai setelah makanan dimasak. Kontaminasi makanan dan minuman ini seringkali dijumpai sehari-hari.

Deliana berpendapat, tidak semua orang yang terinfeksi hepatitis A akan mempunyai gejala-gejalanya. Gejala-gejala hepatitis A pada umumnya dijumpai ketika virus tersebut menginfeksi orang dewasa daripada anak-anak. Ada beberapa gejala umumnya dialami di antaranya demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah dan nyeri sendi.

Gejala lain adalah sakit perut yang parah dan diare serta aundice (kulit atau mata kuning, urin gelap). "Gejala-gejala ini biasanya muncul 2 hingga 7 minggu setelah terpapar virus. Biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, meskipun beberapa orang bisa sampai selama 6 bulan," tutur Deliana.

Lebih lanjut, dia mengatakan, tidak ada obat yang dapat menghilangkan virus hepatitis A. Biasanya dokter akan mengobati mereka yang terinfeksi hepatitis A hingga gejalanya hilang, dan melakukan tes kembali untuk memastikan tubuh pulih seperti sediakala.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More