Kiat-kiat Liburan Sehat Ala New Normal
Sabtu, 17 Oktober 2020 - 07:45 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah memberi dampak luar biasa terhadap semua sektor, termasuk sektor pariwisata. Akibat pandemi, banyak tempat wisata yang membatasi kegiatannya bahkan terpaksa tutup.
Namun, seiring banyaknya permintaan masyarakat yang ingin berlibur atau berwisata lantaran merasa jenuh dan bosan selama di rumah saja, kini sektor pariwisata mulai digiatkan. Karena masih masa pandemi, hal ini membuat aktivitas liburan masyarakat sedikit berbeda.
Perlu adanya penerapan protokol kesehatan dan masyarakat juga harus mengetahui sejumlah aturan, atau tips agar liburan tetap aman dan nyaman serta tidak membawa penyakit ketika pulang ke rumah. (Baca: Inilah 10 Adab Berbicara Agar Lisan Terjaga)
“Sebelum pergi wisata yang penting adalah (memerhatikan) kesehatan, aman, dan kenyamanan. Sektor pariwisata merupakan sektor paling terdampak oleh Covid, bisnis pariwisata drop-nya luar biasa,” ujar Raymond Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Dalam Negeri PHRI, Raymond Djani dalam Webinar Focus Group Discussion bertema Liburan Sehat Ala New Normal yang disiarkan langsung channel youtube SINDOnews, kemarin.
Selain Raymond, webinar yang dimoderatori praktisi media Rahmi Hidayati tersebut juga menghadirkan sejumlah pembicara lainnya, yakni Editor in Chief Glitzmedia.co Anggi Hapsari, Redaktur Lifestyle Koran Sindo dan Sindonews.com Sali Pawiatan, Redaktur Pelaksana Liputan6 Nurmayanti, dan Content Editor Lifepal.co.id, Chaerunnisa.
Raymond menuturkan, dalam masa pandemi seperti ini ada beberapa contoh liburan yang mulai dilakukan masyarakat seperti memilih untuk staycation dan roadtrip atau wisata jarak dekat. Bahkan, di 2021 nanti, yakni Januari hingga Maret, masyarakat belum terlalu berani bepergian jauh. Wisata jarak dekat, alam terbuka dan kuliner mungkin jadi pilihan terbaik.
“Sebelum vaksin ditemukan, saya yakin masih belum 100% merasa aman (berlibur). April hingga Juni baru mulai berani sedikit, melakukan domestik tour yang agak jauh. Untuk wisata yang aman untuk sementara disarankan pakai mobil atau wisata jarak dekat,” papar Raymond. (Baca juga: Kemendikbud akan Kembangkan SMK untuk Membangun Desa)
Selanjutnya di bulan Juli hingga September akan mulai regional tour dan internasional, karena penerbangan akan banyak dibuka. Sementara Oktober hingga Desember, diprediksi akan normal kembali ketika protokol kesehatan diperlonggar dan semua destinasi dibuka.
“Yang dilakukan setelah pandemi diperlonggar, domestik tur harus jadi prioritas, tidak hanya di Indonesia, banyak negara juga semua melakukan domestik tur. Kita harus bersyukur di Indonesia destinasi begitu banyak dan luas,” terang Raymond.
Namun, seiring banyaknya permintaan masyarakat yang ingin berlibur atau berwisata lantaran merasa jenuh dan bosan selama di rumah saja, kini sektor pariwisata mulai digiatkan. Karena masih masa pandemi, hal ini membuat aktivitas liburan masyarakat sedikit berbeda.
Perlu adanya penerapan protokol kesehatan dan masyarakat juga harus mengetahui sejumlah aturan, atau tips agar liburan tetap aman dan nyaman serta tidak membawa penyakit ketika pulang ke rumah. (Baca: Inilah 10 Adab Berbicara Agar Lisan Terjaga)
“Sebelum pergi wisata yang penting adalah (memerhatikan) kesehatan, aman, dan kenyamanan. Sektor pariwisata merupakan sektor paling terdampak oleh Covid, bisnis pariwisata drop-nya luar biasa,” ujar Raymond Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Dalam Negeri PHRI, Raymond Djani dalam Webinar Focus Group Discussion bertema Liburan Sehat Ala New Normal yang disiarkan langsung channel youtube SINDOnews, kemarin.
Selain Raymond, webinar yang dimoderatori praktisi media Rahmi Hidayati tersebut juga menghadirkan sejumlah pembicara lainnya, yakni Editor in Chief Glitzmedia.co Anggi Hapsari, Redaktur Lifestyle Koran Sindo dan Sindonews.com Sali Pawiatan, Redaktur Pelaksana Liputan6 Nurmayanti, dan Content Editor Lifepal.co.id, Chaerunnisa.
Raymond menuturkan, dalam masa pandemi seperti ini ada beberapa contoh liburan yang mulai dilakukan masyarakat seperti memilih untuk staycation dan roadtrip atau wisata jarak dekat. Bahkan, di 2021 nanti, yakni Januari hingga Maret, masyarakat belum terlalu berani bepergian jauh. Wisata jarak dekat, alam terbuka dan kuliner mungkin jadi pilihan terbaik.
“Sebelum vaksin ditemukan, saya yakin masih belum 100% merasa aman (berlibur). April hingga Juni baru mulai berani sedikit, melakukan domestik tour yang agak jauh. Untuk wisata yang aman untuk sementara disarankan pakai mobil atau wisata jarak dekat,” papar Raymond. (Baca juga: Kemendikbud akan Kembangkan SMK untuk Membangun Desa)
Selanjutnya di bulan Juli hingga September akan mulai regional tour dan internasional, karena penerbangan akan banyak dibuka. Sementara Oktober hingga Desember, diprediksi akan normal kembali ketika protokol kesehatan diperlonggar dan semua destinasi dibuka.
“Yang dilakukan setelah pandemi diperlonggar, domestik tur harus jadi prioritas, tidak hanya di Indonesia, banyak negara juga semua melakukan domestik tur. Kita harus bersyukur di Indonesia destinasi begitu banyak dan luas,” terang Raymond.
Lihat Juga :
tulis komentar anda