Kaum Adam Miliki Peran Penting dalam Akhiri Kekerasan Gender
Senin, 26 Oktober 2020 - 17:55 WIB
"Kesetaraan gender tidak dapat dicapai tanpa keterlibatan laki-laki dan remaja laki-laki dalam mengurangi bahkan menghapus kekerasan berbasis gender sehingga dengan mengajak mereka melalui program Prevention+," ungkap SGBV PV Rutgers WPF Indonesia, Ingrid Irawati dalam diskusi online Laki-laki sebagai Agen Perubahan Mewujudkan Kesetaraan Gender dan Penghapusan Kekerasan Seksual, Senin (26/10).
"Lewat program itu, mereka dapat teredukasi dengan baik, dan kami percaya bahwa laki-laki juga adalah agen perubahan untuk menghentikan kekerasan berbasis gender," lanjutnya.
Menggandeng mitra lokal seperti Yabima, Sahabat Kapas, Rifka Annisa, Damar, dan Rahima, program Prevention+ sudah berjalan sejak 2016 dengan menyasar empat wilayah besar di Indonesia yakni Jakarta, Bandar Lampung, Solo dan Yogyakarta. Program Prevention+ bersifat mencegah atau mengurangi potensi bahaya terabaikannya prinsip kesetaraan gender dan bahaya yang mengancam hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Selama berjalan 5 tahun belakangan, beberapa kegiatan yang dilakukan Prevention+ di antaranya diskusi komunitas reguler untuk empat kelompok (perempuan dewasa, laki-laki dewasa, perempuan remaja, dan laki-laki remaja) menggunakan modul-modul yang mengangkat tema kesetaraan gender dan pelibatan laki-laki; konseling Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) termasuk pendampingan psikososial dan hukum; kampanye melalui berbagai media, termasuk media sosial; hingga advokasi dari tingkat desa hingga ke tingkat nasional.
Manajer Umum Lembaga Advokasi Perempuan Damar, Sofiyan Hd mengungkapkan bahwa dengan adanya program Prevention+ yang melibatkan laki-laki semakin banyak laki-laki yang bergerak untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan karena selama ini mayoritas mereka diam melihat kekerasan terhadap perempuan.
(Baca juga: Intip 5 Destinasi Wisata Murah Meriah Dekat Rumah )
"Selama ini ada banyak laki-laki yang tidak setuju dengan kekerasan terhadap perempuan tetapi karena tidak tersedianya ruang bagi mereka untuk mendapatkan informasi dan wadah untuk bersikap ketika kasus itu terjadi akhirnya mereka memilih untuk diam tidak melakukan apapun, hadirnya program Prevention+ dari Rutgers WPF Indonesia membuat mereka akhirnya bersuara mendukung penghapusan kekerasan seksual," paparnya.
"Lewat program itu, mereka dapat teredukasi dengan baik, dan kami percaya bahwa laki-laki juga adalah agen perubahan untuk menghentikan kekerasan berbasis gender," lanjutnya.
Menggandeng mitra lokal seperti Yabima, Sahabat Kapas, Rifka Annisa, Damar, dan Rahima, program Prevention+ sudah berjalan sejak 2016 dengan menyasar empat wilayah besar di Indonesia yakni Jakarta, Bandar Lampung, Solo dan Yogyakarta. Program Prevention+ bersifat mencegah atau mengurangi potensi bahaya terabaikannya prinsip kesetaraan gender dan bahaya yang mengancam hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Selama berjalan 5 tahun belakangan, beberapa kegiatan yang dilakukan Prevention+ di antaranya diskusi komunitas reguler untuk empat kelompok (perempuan dewasa, laki-laki dewasa, perempuan remaja, dan laki-laki remaja) menggunakan modul-modul yang mengangkat tema kesetaraan gender dan pelibatan laki-laki; konseling Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) termasuk pendampingan psikososial dan hukum; kampanye melalui berbagai media, termasuk media sosial; hingga advokasi dari tingkat desa hingga ke tingkat nasional.
Manajer Umum Lembaga Advokasi Perempuan Damar, Sofiyan Hd mengungkapkan bahwa dengan adanya program Prevention+ yang melibatkan laki-laki semakin banyak laki-laki yang bergerak untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan karena selama ini mayoritas mereka diam melihat kekerasan terhadap perempuan.
(Baca juga: Intip 5 Destinasi Wisata Murah Meriah Dekat Rumah )
"Selama ini ada banyak laki-laki yang tidak setuju dengan kekerasan terhadap perempuan tetapi karena tidak tersedianya ruang bagi mereka untuk mendapatkan informasi dan wadah untuk bersikap ketika kasus itu terjadi akhirnya mereka memilih untuk diam tidak melakukan apapun, hadirnya program Prevention+ dari Rutgers WPF Indonesia membuat mereka akhirnya bersuara mendukung penghapusan kekerasan seksual," paparnya.
(nug)
tulis komentar anda