Lebih Terjangkau, Kenikmatan Kopi Gerobak Tak Kalah dari Kafe
Sabtu, 07 November 2020 - 15:56 WIB
JAKARTA - Konsep berdagang kopi dengan gerobak keliling di Jakarta kini menjadi tren baru di masa pandemi Covid-19. Di samping praktis dan enggak ribet, minuman yang dijajakan pun tidak membuat konsumen merogoh kocek dalam-dalam. Seperti Bali Lore, kopi gerobak keliling yang biasa beroperasi di kawasan Kramat, Jakarta Pusat, tampak selalu ramai diburu anak muda.
( )
Sang pemilik Bali Lore, Bambang Purbowo mengandalkan teknik manual brew untuk menghasilkan segelas kopi kekinian. Meski dengan modal minim, dia mampu menyajikan minuman yang tak kalah menarik dari kafe mainstream, seperti es kopi susu gula aren, es kopi alpukat, es kopi hazelnut dan beberapa minuman nonkopi yang sedang tren.
Kisah Bambang menjadi seorang barista kopi dan memiliki usaha kopi gerobak keliling ini juga sangat menginspirasi. Pasalnya, Bambang merupakan mantan penguni jeruji besi, namun dia berusaha bangkit demi menafkahi keluarganya tercinta. Dalam prosesnya, dia digandeng Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun untuk menjadi barista andal dengan mengikuti kelas sekitar 2 bulan.
"Karena lagi pandemi susah cari kerja saya usaha kopi pada situasi ini. Bersyukur tidak mengurangi peminat walau dijual di gerobak," ujar Bambang saat ditemui di lokasi berdagangnya, Jakarta Pusat, Jumat (6/11).
Bambang mengaku mendapatkan banyak pelajaran setelah mengikuti kelas barista. Dari awalnya tidak mengenal tentang kopi, dia pun akhirnya mulai mengenali jenis biji kopi, cara pembuatan hingga mengetahui detail cita rasa kopi. "Jadi barista itu memang ingin ikut pelatihan dari diri sendiri. Banyak yang didapat mulai cara membuat kopi manual, gimana pakai mesin dan mengenal cita rasa kopi," kata bapak dua anak ini.
Menurutnya, membuat kopi dengan manual brew sangat mudah. Bambang memanfaatkan mokapot untuk membuat espresso dan memperdalam teknik v60 untuk membuat segelas americano. Dari keuletannya itu, kopi gerobak Bambang pun selalu kebanjiran pelanggan. Dari anak-anak hingga orang dewasa senang menikmati kopi buatan Bambang.
"Banyak yang datang beli take away di sini atau nongkrong dengan jaga jarak. Biasa menikmati latte, americano, dalgona milo dan sebagainya," ungkapnya.
Untuk masalah harga, Bambang mematok minuman kekinian yang disajikannya dari yang termurah Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Saking terjangkau, Bambang bisa menjual 200 cup sehari dengan omzet Rp1,3 jutaan.
( )
Sang pemilik Bali Lore, Bambang Purbowo mengandalkan teknik manual brew untuk menghasilkan segelas kopi kekinian. Meski dengan modal minim, dia mampu menyajikan minuman yang tak kalah menarik dari kafe mainstream, seperti es kopi susu gula aren, es kopi alpukat, es kopi hazelnut dan beberapa minuman nonkopi yang sedang tren.
Kisah Bambang menjadi seorang barista kopi dan memiliki usaha kopi gerobak keliling ini juga sangat menginspirasi. Pasalnya, Bambang merupakan mantan penguni jeruji besi, namun dia berusaha bangkit demi menafkahi keluarganya tercinta. Dalam prosesnya, dia digandeng Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun untuk menjadi barista andal dengan mengikuti kelas sekitar 2 bulan.
"Karena lagi pandemi susah cari kerja saya usaha kopi pada situasi ini. Bersyukur tidak mengurangi peminat walau dijual di gerobak," ujar Bambang saat ditemui di lokasi berdagangnya, Jakarta Pusat, Jumat (6/11).
Bambang mengaku mendapatkan banyak pelajaran setelah mengikuti kelas barista. Dari awalnya tidak mengenal tentang kopi, dia pun akhirnya mulai mengenali jenis biji kopi, cara pembuatan hingga mengetahui detail cita rasa kopi. "Jadi barista itu memang ingin ikut pelatihan dari diri sendiri. Banyak yang didapat mulai cara membuat kopi manual, gimana pakai mesin dan mengenal cita rasa kopi," kata bapak dua anak ini.
Menurutnya, membuat kopi dengan manual brew sangat mudah. Bambang memanfaatkan mokapot untuk membuat espresso dan memperdalam teknik v60 untuk membuat segelas americano. Dari keuletannya itu, kopi gerobak Bambang pun selalu kebanjiran pelanggan. Dari anak-anak hingga orang dewasa senang menikmati kopi buatan Bambang.
"Banyak yang datang beli take away di sini atau nongkrong dengan jaga jarak. Biasa menikmati latte, americano, dalgona milo dan sebagainya," ungkapnya.
Untuk masalah harga, Bambang mematok minuman kekinian yang disajikannya dari yang termurah Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Saking terjangkau, Bambang bisa menjual 200 cup sehari dengan omzet Rp1,3 jutaan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda