Travel Addict GTV, Kearifan Alam dan Budaya Pusere Jawa

Sabtu, 05 Desember 2020 - 13:15 WIB
Adrenalin pun terpacu saat harus melewati derasnya jeram hingga berhadapan dengan ramp atau genangan sebelum mengalir kehilir melalui saluran terjal ke bawah. Foto/dok
Berdasarkan kajian akademis yang dilakukan Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2011, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, memiliki letak geografis yang tepat berada di tengah Pulau Jawa. Tidak heran, jika pemerintah daerah setempat memperkenalkan branding daerahnya dengan istilah Pusere Jawa atau jika diartikan Tengahnya Pulau Jawa.



Dengan slogan ini, Pemalang berusaha memperkenalkan keindahan alam dan kearifan budayanya, guna meningkatkan industri pariwisata. Salah satu panorama alam yang menarik dikunjungi wisatawan adalah Curug Bengkawah. Air terjun yang berada di Desa Sikasur, Kecamatan Belik ini, berjarak sekitar 36 Km dari Kota Pemalang. Lokasi wisata ini baru dibuka pada tahun 2019 lalu atas inisiatif Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat setempat. (Baca: Tanjung Lesung Mendadak Jjadi Tujuan Wisata di Tengah Pandemi)

Tinggi air terjun Curug Bengkawah mencapai 20 meter berkedalaman air 3 meter, dengan aliran air Sungai Kluweh yang tidak pernah kering dan sangat jernih. Uniknya, terdapat mitos di Curug Bengkawah, yaitu terdapat sebuah batu mirip moncong senapan dan kerap terdengar suara dentuman jelang sore hari.



Dan seperti biasa, Travel Addict punya cara berbeda untuk menikmati keindahan alam yang ada di tempat yang dikunjunginya. Dua host Oki dan Dhiyo, menjajal derasnya aliran air Curug Bengkawah diatas perahu rafting.

Setelah memakai peralatan safety, kedua host memulai perjalanan dengan perahu rafting dari bawah Curug Bengkawah dengan jarak tempuh sekitar 7 Km menyusuri Sungai Kluweh. Tarif menaiki perahu rafting disini tergolong masih terjangkau bagi para wisatawan.

Arus yang menantang, menjadi santapan perahu yang dinaiki Oki dan Dhiyo. Adrenalin pun terpacu saat harus melewati derasnya jeram hingga berhadapan dengan ramp atau genangan sebelum mengalir kehilir melalui saluran terjal ke bawah. Hingga akhirnya perahu yang dinaiki Oki dan Dhiyo sempat terbalik akibat ekstrimnya jeram yang dilewati. (Baca juga: Masih rawan Covid-19, Belajar tatap Muka Diminta Setalah Vaksinasi)

Meski penuh tantangan, namun pemandangan alam bukit dan persawahan di sepanjang perjalanan, membuat Oki dan Dhiyo puas dengan penjelajahan kali ini.

Setelah menjajal petualangan alam, Oki dan Dhiyo kemudian bergerak ke arah pesisir mendatangi Desa Blendung, Kecamatan Ulujami. Disini keduanya mengikuti kegiatan warga setempat memanen bandeng di tambak setempat. Dengan menggunakan jaring, kedua host bersama warga sukses memanen sekitar 30 Kg ikan bandeng.

Salah satu produk olahan ikan bandeng yang unik dari Desa Blendung, adalah pembuatan selai bandeng. Selai biasanya berbahan dasar pisang, namun disini daging ikan bandenglah yang menjadi bahan dasar selai. Dengan bumbu khusus, bandeng diolah menjadi selai dengan teknik pengovenan dan pengasapan.

Masih belum puas, Oki dan Dhiyo kemudian mendatangi kawasan wisata budaya Benowo Park, yang terletak di Desa Penggarit, Kecamatan Taman. Disini kedua host mencoba memainkan gamelan Jawa dan menyaksikan serta mempraktekkan Tari Reksa Wanara (Reksa berarti “menjaga”, dan Wanara berarti “kera/monyet”, diartikan Kera Penjaga Lingkungan Benowo Park). (Lihat videonya: Tips Menjaga Kebersihan Rumah dari Percikan Droplet dan Virus)

Dan pengalaman Oki-Dhiyo di Pemalang, Jawa Tengah, kali ini dapat anda saksikan dalam program Travel Addict, hari Minggu 6 Desember 2020 pukul 09.30 WIB, hanya di GTV Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia. Travel Addict, tanpa batas. (timgtv)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More