Wisata Menantang Penghujung Tahun di Ujung Pulau Jawa
Jum'at, 25 Desember 2020 - 21:32 WIB
JAKARTA - Menjelang Akhir Tahun 2020, tentunya banyak warga masyarakat ingin mengisinya dengan berlibur dan berwisata di tempat-tempat eksotis. Salah satu wilayah yang menawarkan banyak wisata alam yang indah dan menantang adalah Banyuwangi, Jawa Timur.
Kabupaten paling ujung Pulau Jawa ini ternyata menyimpan sederet lokasi wisata alam yang indah dan juga bersejarah. Misalnya, kita bisa menyusuri sejarah salah satu kecamatan yang namanya berbau eropa yaitu Kecamatan Glenmore dengan perkebunan peninggalan jaman belandanya, atau menaklukkan tingginya ombak pantai Pulau Merah diatas papan surfing. (Baca juga: Travel Addict GTV, Kearifan Alam dan Budaya Pusere Jawa )
Kali ini Travel Addict berkesempatan mengunjungi Kecamatan Glenmore, sekitar 43 Km sebelah barat Kota Banyuwangi. Nama bernuansa bule ini memang punya sejarah panjang. Glenmore awalnya merupakan sebuah nama perkebunan tembakau milik seorang Inggris bernama Ros Taylor sejak tahun 1910. Dalam bahasa Skotlandia Glenmore diartikan sebagai daerah perbukitan. Berdasarkan jejak sejarah itu, Glenmore kemudian menjadi sebuah nama kecamatan yang pantas menjadi destinasi wisata alam dan sejarah.
Memasuki Glenmore, dua host Madhina dan Dhiyo langsung disuguhkan sebuah jembatan bersejarah, yaitu Jembatan Kudung yang dibangun tahun 1914 oleh perusahaan swasta Belanda Landbouw Maatschappij Onderneming David Bernie. Kudung sendiri berarti penutup kepala karena jembatan ini memiliki atap.
Tak makan waktu lama, Dhiyo dan Madhina pun dihadapkan tantangan menjajal derasnya aliran Sungai Kalibaru, dengan menggunakan perahu rafting. Rafting di sungai ini menempuh jarak sekitar 8 Km dan memiliki sekitar 25 jeram menantang apalagi saat arus deras.
Awalnya Dhiyo dan Madhina tidak menyangka jika jeram di sungai ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Hingga akhirnya di beberapa jeram yang mereka lewati, kedua host dan tim harus berjibaku untuk bisa melewati ganasnya ramp maupun waterfall yang ada. Beruntung dengan tim yang solid, Dhiyo dan Madhina berhasil melewati sejumlah tantangan tersebut.
Wisatawan bisa menikmati rafting di sungai ini dengan kisaran harga Rp 150.000,- s/d Rp 200.000,- per orang. Tentunya aman bagi pemula selama didampingi para profesional yang akan mengarahkan kita menaklukkan derasnya arus. (Baca juga: Bali dan Kawasan Pegunungan Menjadi Destinasi Wisata Akhir Tahun )
Kabupaten paling ujung Pulau Jawa ini ternyata menyimpan sederet lokasi wisata alam yang indah dan juga bersejarah. Misalnya, kita bisa menyusuri sejarah salah satu kecamatan yang namanya berbau eropa yaitu Kecamatan Glenmore dengan perkebunan peninggalan jaman belandanya, atau menaklukkan tingginya ombak pantai Pulau Merah diatas papan surfing. (Baca juga: Travel Addict GTV, Kearifan Alam dan Budaya Pusere Jawa )
Kali ini Travel Addict berkesempatan mengunjungi Kecamatan Glenmore, sekitar 43 Km sebelah barat Kota Banyuwangi. Nama bernuansa bule ini memang punya sejarah panjang. Glenmore awalnya merupakan sebuah nama perkebunan tembakau milik seorang Inggris bernama Ros Taylor sejak tahun 1910. Dalam bahasa Skotlandia Glenmore diartikan sebagai daerah perbukitan. Berdasarkan jejak sejarah itu, Glenmore kemudian menjadi sebuah nama kecamatan yang pantas menjadi destinasi wisata alam dan sejarah.
Memasuki Glenmore, dua host Madhina dan Dhiyo langsung disuguhkan sebuah jembatan bersejarah, yaitu Jembatan Kudung yang dibangun tahun 1914 oleh perusahaan swasta Belanda Landbouw Maatschappij Onderneming David Bernie. Kudung sendiri berarti penutup kepala karena jembatan ini memiliki atap.
Tak makan waktu lama, Dhiyo dan Madhina pun dihadapkan tantangan menjajal derasnya aliran Sungai Kalibaru, dengan menggunakan perahu rafting. Rafting di sungai ini menempuh jarak sekitar 8 Km dan memiliki sekitar 25 jeram menantang apalagi saat arus deras.
Awalnya Dhiyo dan Madhina tidak menyangka jika jeram di sungai ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Hingga akhirnya di beberapa jeram yang mereka lewati, kedua host dan tim harus berjibaku untuk bisa melewati ganasnya ramp maupun waterfall yang ada. Beruntung dengan tim yang solid, Dhiyo dan Madhina berhasil melewati sejumlah tantangan tersebut.
Wisatawan bisa menikmati rafting di sungai ini dengan kisaran harga Rp 150.000,- s/d Rp 200.000,- per orang. Tentunya aman bagi pemula selama didampingi para profesional yang akan mengarahkan kita menaklukkan derasnya arus. (Baca juga: Bali dan Kawasan Pegunungan Menjadi Destinasi Wisata Akhir Tahun )
Lihat Juga :
tulis komentar anda