Konsumsi Susu Bisa Jadi Investasi Gizi Cegah Stunting
Rabu, 09 Juni 2021 - 06:00 WIB
JAKARTA - Susu baik untuk kesehatan , termasuk investigasi gizi untuk cegah stunting . Tapi di saat yang bersamaan, Indonesia masih memiliki angka stunting yang tinggi.
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronik adalah 30,8%. Bahkan proporsi status gizi buruk dan gizi kurang mencapai 17,7%.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan butuh sebuah kampanye untuk meningkatkan kecukupan gizi, baik makro maupun mikronutrien dalam rangka mempersiapkan generasi unggul di masa mendatang.
"Sebetulnya gizi seimbang yang dikampanyekan oleh Kementerian Kesehatan secara substantif adalah inti yang sangat penting. Dalam arti secara substantif ini sangat benar. Sekarang adalah bagaimana kita membuat kampanye dengan jargon terkait dengan gizi seimbang itu,” ujar Hasto, Selasa (8/6).
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah merilis pedoman gizi seimbang yang memberikan gambaran porsi sekali makan yang di dalamnya memuat beragam sumber gizi. Termasuk protein hewani yang salah satunya dapat ditemui pada susu.
Dokter Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K) menekankan pentingnya protein hewani untuk tumbuh kembang anak pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Menurutnya, protein hewani mengandung asam amino esensial lengkap, yang krusial bagi pertumbuhan sel-sel otak anak. Bisa dibilang, protein hewani merupakan investasi gizi untuk tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun kognitif.
“Protein hewani tidak hanya didapat dari daging, bisa yang lebih murah seperti ikan, telur, ayam, termasuk susu,” ucap Prof Damayanti.
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronik adalah 30,8%. Bahkan proporsi status gizi buruk dan gizi kurang mencapai 17,7%.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan butuh sebuah kampanye untuk meningkatkan kecukupan gizi, baik makro maupun mikronutrien dalam rangka mempersiapkan generasi unggul di masa mendatang.
"Sebetulnya gizi seimbang yang dikampanyekan oleh Kementerian Kesehatan secara substantif adalah inti yang sangat penting. Dalam arti secara substantif ini sangat benar. Sekarang adalah bagaimana kita membuat kampanye dengan jargon terkait dengan gizi seimbang itu,” ujar Hasto, Selasa (8/6).
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah merilis pedoman gizi seimbang yang memberikan gambaran porsi sekali makan yang di dalamnya memuat beragam sumber gizi. Termasuk protein hewani yang salah satunya dapat ditemui pada susu.
Dokter Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K) menekankan pentingnya protein hewani untuk tumbuh kembang anak pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Menurutnya, protein hewani mengandung asam amino esensial lengkap, yang krusial bagi pertumbuhan sel-sel otak anak. Bisa dibilang, protein hewani merupakan investasi gizi untuk tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun kognitif.
“Protein hewani tidak hanya didapat dari daging, bisa yang lebih murah seperti ikan, telur, ayam, termasuk susu,” ucap Prof Damayanti.
tulis komentar anda