Merasakan Sensasi Bali di Pantai Ngobaran Gunungkidul

Selasa, 26 Mei 2020 - 10:45 WIB
Pantai Ngobaran di Gunungkidul memiliki bangunan pura seperti Pantai Uluwatu di Bali. FOTO/DOK.Visitingjogja
GUNUNGKIDUL - Pantai Ngobaran mungkin tidak setenar dengan pantai-pantai lain di Yogyakarta, tapi pesonanya tidak bisa dilewatkan begitu saja. Letaknya yang berada di antara tebing dan terdapat pura, membuat pantai ini dijuluki Bali of Java.

Pantai Ngobaran terletak di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul , Yogyakarta. Jika ditempuh dari pusat kota Yogyakarta, akan memakan waktu 1,5 hingga 2 jam dengan jarak tempuh 65 km. Saat ini sudah cukup banyak penanda arah untuk mengunjungi Pantai Ngobaran ini.

Dikutip dari visitingjogja, asal muasal kata 'Ngobaran' ini berkaitan dengan sejarah zaman dahulu, pada zaman Kerajaan Majapahit. Dikisahkan Raja Brawijaya V yang memimpin Kerajaan Majapahit dipojokkan oleh putranya, Raden Patah yang memimpin Kerajaan Demak. Raja Brawijaya V kemudian melarikan diri hingga ke pesisir pantai ini. ( )

Karena tidak ingin melawan anaknya sendiri, Raja Brawijaya V melakukan ritual muksa, yaitu pembakaran diri. Kobaran api dari ritual muksa tersebutlah yang menjadi asal nama 'Ngobaran' untuk pantai ini.



Namun kisah tersebut masih diragukan oleh warga setempat, sebab setelah ritual tersebut, ditemukan tulang anjing bukan tulang Raja Brawijaya V.

Yang menjadi daya tarik Pantai Ngobaran ini adalah nuansa budaya dan agama yang sangat kental. Pada 2003, dibangun prasasti gapura dan patung dewa khas Hindu untuk memperingati Raja Brawijaya V, yang kemudian diresmikan pada 2004. Pengunjung juga dapat menemukan patung Dewa Wisnu yang menaiki Garuda yang menghadap ke sisi laut.

Pada sisi kiri prasasti tersebut, ada joglo yang digunakan untuk ibadah aliran Kejawen. Aliran Kejawen ini merujuk pada putra Raja Brawijaya V, Bondan Kejawan. Di depan Joglo, dapat ditemukan Pura Segawa Wukir, yang menjadi ikon dari Pantai Ngobaran ini. Pura Segawa Wukir dipercayai sebagai tempat pelaksanaan ritual muksa atau pembakaran diri Raja Brawijaya V.

Tidak sampai situ saja, ada satu lagi tempat ibadah, yaitu masjid yang berukuran 3 × 4 meter. Uniknya masjid ini menghadap laut, bukan menghadap barat seperti masjid biasanya. Namun, jika pengunjung ingin beribadah di sini, sudah diberikan arah kiblat yang benar.

Dengan adanya beragam tempat ibadah dalam satu tempat, menandakan keharmonisan penduduk sekitar saat beribadah. Bahkan beberapa kali upacara adat seperti upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi dan upacara Galungan dilaksanakan di Pantai Ngobaran. Di hari tertentu juga ada ritual ibadah yang dilakukan oleh aliran Kejawen.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More