Herbal Dipastikan Aman Asal Tidak Dicampur Bahan Kimia Berbahaya
Rabu, 23 Juni 2021 - 21:09 WIB
JAKARTA - Indonesia terkenal dengan beragam tumbuhan dan rempah-rempah yang sering digunakan sebagai bahan untuk obat-obatan herbal. Salah satu obat herbal tradisonal di Indonesia yang saat ini masih banyak dikonsumsi adalah jamu. Jamu dikenal luas masyarakat Indonesia sejak dulu kala.
Jamu merupakan herbal tradisional yang bahan-bahannya terbuat dari resep warisan budaya Indonesia dan sudah digunakan turun-temurun. Leluhur kita telah menggunakan jamu dan berbagai ramuan herbal lainnya untuk mengobati macam-macam penyakit.
Belakangan ini sering muncul tudingan bahwa jamu atau berbagai obat herbal lainnya bisa berbahaya bagi tubuh. Padahal menurut pakar herbal, jamu tidak akan membahayakan tubuh asalkan tahu ketentuan untuk membuatnya.
"Umumnya jamu atau obat herbal tidak memiliki efek samping, kecuali kalau jamu atau obat herbal tersebut diolah dan digunakan asal-asalan," ujar DR. Charles Saerang, pakar jamu nasional yang juga pewaris tunggal himpunan resep-resep jamu Nyonya Meneer, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (23/6).
Menurut DR. Charles Saerang, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap jamu merupakan resep yang mudah dan bisa dibuat sendiri, padahal jamu ataupun obat herbal lainnya harus diolah secara khusus oleh ahlinya untuk memperoleh khasiat yang maksimal.
"Kalau sembarang mengolah, reaksi antarzat rempah-rempah pada jamu malah bisa menghilangkan khasiat satu sama lain. Dan akan berbahaya jika minum sembarang jamu yang tidak diketahui apakah komposisinya benar, karena belum bisa dipastikan apakah komposisi bahan tersebut aman bagi tubuh," jelasnya.
DR. Charles juga berpendapat bahwa jamu atau obat herbal yang dituding berbahaya itu adalah yang telah dicampur dengan obat-obatan kimia yang terkadang memiliki efek samping. "Jamu kimia tidak sama dengan jamu tradisional empiris. Jamu kimia sudah dicampur obat-obatan kimia sehingga tidak aman. Namun, kalau jamu tradisional empiris itu herbal murni yang bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi serta tidak ada efek samping," paparnya.
Bukti empiris jamu adalah testimoni masif akan manfaat dari pengguna jamu yang berasal dari beberapa generasi. Jamu telah dilestarikan melalui kakek, nenek, dan orang tua yang merekomendasikan jamu kepada anak-cucunya, yang tentunya tidak akan dilakukan apabila mereka tidak merasakan manfaatnya.
Jamu merupakan herbal tradisional yang bahan-bahannya terbuat dari resep warisan budaya Indonesia dan sudah digunakan turun-temurun. Leluhur kita telah menggunakan jamu dan berbagai ramuan herbal lainnya untuk mengobati macam-macam penyakit.
Belakangan ini sering muncul tudingan bahwa jamu atau berbagai obat herbal lainnya bisa berbahaya bagi tubuh. Padahal menurut pakar herbal, jamu tidak akan membahayakan tubuh asalkan tahu ketentuan untuk membuatnya.
"Umumnya jamu atau obat herbal tidak memiliki efek samping, kecuali kalau jamu atau obat herbal tersebut diolah dan digunakan asal-asalan," ujar DR. Charles Saerang, pakar jamu nasional yang juga pewaris tunggal himpunan resep-resep jamu Nyonya Meneer, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (23/6).
Menurut DR. Charles Saerang, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap jamu merupakan resep yang mudah dan bisa dibuat sendiri, padahal jamu ataupun obat herbal lainnya harus diolah secara khusus oleh ahlinya untuk memperoleh khasiat yang maksimal.
"Kalau sembarang mengolah, reaksi antarzat rempah-rempah pada jamu malah bisa menghilangkan khasiat satu sama lain. Dan akan berbahaya jika minum sembarang jamu yang tidak diketahui apakah komposisinya benar, karena belum bisa dipastikan apakah komposisi bahan tersebut aman bagi tubuh," jelasnya.
DR. Charles juga berpendapat bahwa jamu atau obat herbal yang dituding berbahaya itu adalah yang telah dicampur dengan obat-obatan kimia yang terkadang memiliki efek samping. "Jamu kimia tidak sama dengan jamu tradisional empiris. Jamu kimia sudah dicampur obat-obatan kimia sehingga tidak aman. Namun, kalau jamu tradisional empiris itu herbal murni yang bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi serta tidak ada efek samping," paparnya.
Bukti empiris jamu adalah testimoni masif akan manfaat dari pengguna jamu yang berasal dari beberapa generasi. Jamu telah dilestarikan melalui kakek, nenek, dan orang tua yang merekomendasikan jamu kepada anak-cucunya, yang tentunya tidak akan dilakukan apabila mereka tidak merasakan manfaatnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda