Era Soekamto, Kartini Modern yang Menjaga Warisan lewat Batik dan Kebaya
Selasa, 21 April 2020 - 11:15 WIB
JAKARTA - Peran perempuan saat ini sangatlah esensial. Hampir tidak terlihat lagi perbedaan antara laki-laki dengan perempuan. Keduanya memiliki hak, status, peranan, dan kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi dalam struktur masyarakat modern.
Sosok Kartini pada masanya lekat dengan nilai-nilai perjuangan dan menjaga warisan budaya Nusantara. Saat ini, sosok Kartini modern yang konsisten menjaga serta mewariskan budaya Nusantara melalui karyanya bisa ditemukan pada Era Soekamto.
Perempuan berdarah Jawa ini merupakan seorang Batik Prodigy, yang paham tentang asal usul serta hakikat kebaya dan batik. Dia mengaplikasikan karyanya melalui fashion, yakni melalui kebaya dan batik.
Dalam merancang batik dan kebaya, desainer kondang ini mempunyai pakem yang teguh, yang dipegang untuk melestarikan nilai luhur budaya Indonesia. Artinya, dia tak semata perancang batik dan kebaya, juga tokoh yang peduli, konsisten, dan melestarikan heritage Indonesia, terutama budaya Jawa.
Baginya, batik dan kebaya bukan hanya komoditas, tapi simbol perjuangan, identitas Bangsa asli Indonesia. Filosofinya sangat dalam, baik sejarah maupun spiritual. “Semua bercerita tentang Tuhan” ujarnya.
“Kebaya masih dicintai dan diminati perempuan Indonesia. Yang aku jangain banget itu kebaya kutu batu, kebaya kartini, kebaya jangan menir, kebaya sulam tangan,” tambah dia.
Beberapa waktu lalu, sebelum diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Era Soekamto bersama Martha Tilaar dan Wulan Tilaar mengadakan acara Afternoon Discussion & High Tea di Vastuhome, Jakarta dengan tema “Mindful Living and Legacy”.
Dalam acara itu, Era Soekamto berbagi cerita mengenai makna kecantikan yang sesungguhnya. Manurutnya, kecantikan seorang perempuan itu melalui proses dan perjuangan dalam melewati rintangan yang panjang dalam hidupnya. Cantik bukan didapat secara instan. dengan menambahkan sesuatu dari luar secara berlebihan.
“Kecantikan perempuan itu terpancar dari dalam diri secara alami, bukan dari apa yang dipakai. Kecantikan itu datangnya dari dalam hati. Perempuan menjadi kuat setelah melalui proses rintangan tersebut, seperti sebutir mutiara yang memerlukan proses alami yang panjang dan tanpa buatan tangan manusia dengan waktu bertahun tahun dalam sebuah kerang untuk menjadi secantik itu,” tuturnya.
Sementara, dengan semangat perjuangan R.A Kartini, Era Soekamto mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk bisa bangkit secara pribadi dan kolektif. Bukan hanya itu,Era Soekamto memprakarsai gerakan cinta Kebaya dan mengajak Wanita Indonesia untuk memakai kebaya dan memposting dalam Instagram masing-masing.
Terkait pandemi Covid19, Era Soekamto melalui video kebaya movement yang dibuatnya berharap masyarakat bisa melewati semua ini. “Sebagai perempuan Indonesia kita harus paham legacy yang diturunkan kepada kita, yakni Habis Gelap, Terbitlah Terang. Kita harus mengalami pencerahan diri dan terang itu ada dalam diri kita masing-masing. Semoga apapun yang kita alami sekarang akan kita lalui bersama dengan baik,” papar dia.
Lihat Juga: USS 2024 Hadirkan Instalasi hingga Merchandise Eksklusif Karya Seniman Bali Suanjaya Kencut
Sosok Kartini pada masanya lekat dengan nilai-nilai perjuangan dan menjaga warisan budaya Nusantara. Saat ini, sosok Kartini modern yang konsisten menjaga serta mewariskan budaya Nusantara melalui karyanya bisa ditemukan pada Era Soekamto.
Perempuan berdarah Jawa ini merupakan seorang Batik Prodigy, yang paham tentang asal usul serta hakikat kebaya dan batik. Dia mengaplikasikan karyanya melalui fashion, yakni melalui kebaya dan batik.
Dalam merancang batik dan kebaya, desainer kondang ini mempunyai pakem yang teguh, yang dipegang untuk melestarikan nilai luhur budaya Indonesia. Artinya, dia tak semata perancang batik dan kebaya, juga tokoh yang peduli, konsisten, dan melestarikan heritage Indonesia, terutama budaya Jawa.
Baginya, batik dan kebaya bukan hanya komoditas, tapi simbol perjuangan, identitas Bangsa asli Indonesia. Filosofinya sangat dalam, baik sejarah maupun spiritual. “Semua bercerita tentang Tuhan” ujarnya.
“Kebaya masih dicintai dan diminati perempuan Indonesia. Yang aku jangain banget itu kebaya kutu batu, kebaya kartini, kebaya jangan menir, kebaya sulam tangan,” tambah dia.
Beberapa waktu lalu, sebelum diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Era Soekamto bersama Martha Tilaar dan Wulan Tilaar mengadakan acara Afternoon Discussion & High Tea di Vastuhome, Jakarta dengan tema “Mindful Living and Legacy”.
Dalam acara itu, Era Soekamto berbagi cerita mengenai makna kecantikan yang sesungguhnya. Manurutnya, kecantikan seorang perempuan itu melalui proses dan perjuangan dalam melewati rintangan yang panjang dalam hidupnya. Cantik bukan didapat secara instan. dengan menambahkan sesuatu dari luar secara berlebihan.
“Kecantikan perempuan itu terpancar dari dalam diri secara alami, bukan dari apa yang dipakai. Kecantikan itu datangnya dari dalam hati. Perempuan menjadi kuat setelah melalui proses rintangan tersebut, seperti sebutir mutiara yang memerlukan proses alami yang panjang dan tanpa buatan tangan manusia dengan waktu bertahun tahun dalam sebuah kerang untuk menjadi secantik itu,” tuturnya.
Sementara, dengan semangat perjuangan R.A Kartini, Era Soekamto mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk bisa bangkit secara pribadi dan kolektif. Bukan hanya itu,Era Soekamto memprakarsai gerakan cinta Kebaya dan mengajak Wanita Indonesia untuk memakai kebaya dan memposting dalam Instagram masing-masing.
Terkait pandemi Covid19, Era Soekamto melalui video kebaya movement yang dibuatnya berharap masyarakat bisa melewati semua ini. “Sebagai perempuan Indonesia kita harus paham legacy yang diturunkan kepada kita, yakni Habis Gelap, Terbitlah Terang. Kita harus mengalami pencerahan diri dan terang itu ada dalam diri kita masing-masing. Semoga apapun yang kita alami sekarang akan kita lalui bersama dengan baik,” papar dia.
Lihat Juga: USS 2024 Hadirkan Instalasi hingga Merchandise Eksklusif Karya Seniman Bali Suanjaya Kencut
(tdy)
tulis komentar anda