Serial Y: The Last Man, Tak Malu Bahas Komunitas Transgender di Dunia Pasca-Kiamat
Senin, 16 Agustus 2021 - 13:23 WIB
JAKARTA - Serial film terbaru dari FX, Y: The Last Man, akan mengisahkan sebuah wabah yang membunuh semua mamalia dengan kromosom Y. Membawa tema identitas gender dan seks yang kental, serial ini berjanji akan membahas topik yang kerap dihindari Hollywood ; komunitas transgender .
Diangkat dari komik berjudul sama, Y: The Last Man berfokus pada kematian massal mamalia dengan kromosom Y. Pada masa jayanya, komik ini sempat dikritik karena pandangannya soal identitas gender yang masih berbasis biner alias hanya memandang jantan dan betina, dan gagal menggambarkan gender manusia sebagai identitas yang fluid alias mudah berubah. Selain itu, komik ini dianggap cenderung melanggengkan transfobia karena tak menampilkan orang-orang non-biner dan transgender.
Namun, di serial adaptasi ini, produser Nina Jacobson berjanji akan menjauh dari pemahaman biner tersebut dan membahas tentang komunitas transgender di dunia pasca-kiamat serial ini.
“Itu adalah salahsatu tantangannya; kami sangat ingin membuat adaptasi yang mendekati komiknya tapi di sisi lain kami juga melihat kesempatan untuk menghancurkan pemahaman bahwa gender itu biner,” ujar Nina dilansir dari IGN, Senin (16/8/2021).
Serial ini berjanji akan membahas komunitas transgender dan menampilkan banyak tokoh-tokoh transgender dan non-biner. “Gender itu sangat beragam dan kromosom tak sama dengan gender,” ujar Eliza Clark sebagai penanggungjawab serial.
“Jadi, di dunia serial kami, semua mamalia dengan kromosom Y akan mati; yang artinya tak hanya laki-laki tradisional, tapi juga transpuan dan orang-orang intersex yang memiliki kromosom Y.”
Y: The Last Man akan tayang di FX on Hulu pada 13 September mendatang dan dibintangi oleh Ben Schnetzer, Olivia Thirlby, Ashley Romans, Elliot Fletcher, dan masih banyak lagi.
Diangkat dari komik berjudul sama, Y: The Last Man berfokus pada kematian massal mamalia dengan kromosom Y. Pada masa jayanya, komik ini sempat dikritik karena pandangannya soal identitas gender yang masih berbasis biner alias hanya memandang jantan dan betina, dan gagal menggambarkan gender manusia sebagai identitas yang fluid alias mudah berubah. Selain itu, komik ini dianggap cenderung melanggengkan transfobia karena tak menampilkan orang-orang non-biner dan transgender.
Namun, di serial adaptasi ini, produser Nina Jacobson berjanji akan menjauh dari pemahaman biner tersebut dan membahas tentang komunitas transgender di dunia pasca-kiamat serial ini.
“Itu adalah salahsatu tantangannya; kami sangat ingin membuat adaptasi yang mendekati komiknya tapi di sisi lain kami juga melihat kesempatan untuk menghancurkan pemahaman bahwa gender itu biner,” ujar Nina dilansir dari IGN, Senin (16/8/2021).
Serial ini berjanji akan membahas komunitas transgender dan menampilkan banyak tokoh-tokoh transgender dan non-biner. “Gender itu sangat beragam dan kromosom tak sama dengan gender,” ujar Eliza Clark sebagai penanggungjawab serial.
“Jadi, di dunia serial kami, semua mamalia dengan kromosom Y akan mati; yang artinya tak hanya laki-laki tradisional, tapi juga transpuan dan orang-orang intersex yang memiliki kromosom Y.”
Y: The Last Man akan tayang di FX on Hulu pada 13 September mendatang dan dibintangi oleh Ben Schnetzer, Olivia Thirlby, Ashley Romans, Elliot Fletcher, dan masih banyak lagi.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda