Covid-19 Melonjak, Penting Gunakan Masker Dobel untuk Pencegahan
Selasa, 17 Agustus 2021 - 19:14 WIB
JAKARTA - Covid-19 di Indonesia alami lonjakan sehingga penting menggunakan masker dobel untuk pencegahan. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 33.900 kasus pada Selasa (3/8).
Penambahan kasus positif tersebut membuat total kasus positif sejak awal pandemi Covid-19 menjadi 3.496.700 kasus. Meningkatnya kasus positif berbarengan dengan keputusan pemerintah yang kembali memperpanjang PPKM level 4 yang dimulai tanggal 3 Agustus hingga 9 Agustus.
Melonjaknya penambahan kasus ini pun diduga ada hubungannya dengan penyebaran varian baru Corona . Oleh karenanya, dr. Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 menyampaikan bahwa semua orang tanpa terkecuali harus menggunakan masker dobel yang efektif sebagai gerakan universal melawan Covid-19.
Produsen popok merek Pokana, PT Tata Global Sentosa Tasen telah merambah bisnis masker medis di saat pandemi Covid-19. Ananta, Direktur Utama PT Tata Global Sentosa Tasen menceritakan bahwa motivasi memproduksi masker awalnya berasal dari gerakan Pokana Peduli yang prihatin terhadap kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Masker medis yang benar punya bahan baku berupa meltblown dengan tingkat Bacterial Filtration Efficiency (bfe) di atas 99.9%," sebut Ananta dalam siaran resminya, Selasa (17/8).
Untuk itu perseroan telah berinvestasi dengan membangun fasilitas produksi masker di Bandung, dekat pabrik popok milik perusahaan. Kapasitas produksinya mencapai 50 juta potong masker per bulan yang dijalankan oleh 15 lini produksi dan beroperasi sejak bulan April 2020 ini.
Menurut Ananta, produksi masker memiliki kesamaan dengan produksi popok sekitar 99.9%. Bahan baku masker perseroan sebisa mungkin menggunakan barang lokal, Ananta mengungkapkan, rata-rata 75% kandungannya dari bahan lokal. Seperti meltblown yang merupakan serat non woven dari polypropylene sebisa mungkin diperoleh dari lokal.
"Harga bahan baku meltblown mengalami kenaikan luar biasa, saat periode normal hanya US$ 2 per kilogram, namun di masa tertingginya bisa US$ 150 per kilogram," ungkap Ananta.
Diharapkan masyarakat lebih memperhatikan terhadap masker yang digunakan, dan pemerintah dapat menganjurkan penggunaan masker yang benar dan tepat. Saat ini perusahaan masih berupaya memenuhi produksi dalam negeri dan tengah berupaya menggenjot produksi agar dapat mengurangi beban biaya, sehingga bisa lebih efisien.
Penambahan kasus positif tersebut membuat total kasus positif sejak awal pandemi Covid-19 menjadi 3.496.700 kasus. Meningkatnya kasus positif berbarengan dengan keputusan pemerintah yang kembali memperpanjang PPKM level 4 yang dimulai tanggal 3 Agustus hingga 9 Agustus.
Melonjaknya penambahan kasus ini pun diduga ada hubungannya dengan penyebaran varian baru Corona . Oleh karenanya, dr. Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 menyampaikan bahwa semua orang tanpa terkecuali harus menggunakan masker dobel yang efektif sebagai gerakan universal melawan Covid-19.
Produsen popok merek Pokana, PT Tata Global Sentosa Tasen telah merambah bisnis masker medis di saat pandemi Covid-19. Ananta, Direktur Utama PT Tata Global Sentosa Tasen menceritakan bahwa motivasi memproduksi masker awalnya berasal dari gerakan Pokana Peduli yang prihatin terhadap kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Masker medis yang benar punya bahan baku berupa meltblown dengan tingkat Bacterial Filtration Efficiency (bfe) di atas 99.9%," sebut Ananta dalam siaran resminya, Selasa (17/8).
Untuk itu perseroan telah berinvestasi dengan membangun fasilitas produksi masker di Bandung, dekat pabrik popok milik perusahaan. Kapasitas produksinya mencapai 50 juta potong masker per bulan yang dijalankan oleh 15 lini produksi dan beroperasi sejak bulan April 2020 ini.
Menurut Ananta, produksi masker memiliki kesamaan dengan produksi popok sekitar 99.9%. Bahan baku masker perseroan sebisa mungkin menggunakan barang lokal, Ananta mengungkapkan, rata-rata 75% kandungannya dari bahan lokal. Seperti meltblown yang merupakan serat non woven dari polypropylene sebisa mungkin diperoleh dari lokal.
"Harga bahan baku meltblown mengalami kenaikan luar biasa, saat periode normal hanya US$ 2 per kilogram, namun di masa tertingginya bisa US$ 150 per kilogram," ungkap Ananta.
Diharapkan masyarakat lebih memperhatikan terhadap masker yang digunakan, dan pemerintah dapat menganjurkan penggunaan masker yang benar dan tepat. Saat ini perusahaan masih berupaya memenuhi produksi dalam negeri dan tengah berupaya menggenjot produksi agar dapat mengurangi beban biaya, sehingga bisa lebih efisien.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda