Drama The King: Eternal Monarch Diduga Plagiat

Selasa, 21 April 2020 - 16:30 WIB
Drama The King: Eternal Monarch mendapat kiritik saat episode awal karena banyaknya kesamaan mencakup arsitektur yang dipengaruhi oleh kuil-kuil Jepang. Foto/Istimewa.
SEOUL - Tim produksi The King: Eternal Monarch meminta maaf dan akan membuat perubahan pada drama tersebut, menyusul kritik atas banyaknya kesamaan mencakup arsitektur yang dipengaruhi oleh kuil-kuil Jepang.

Sejak episode awal, kontroversi muncul secara online, di mana dunia fiksi Kekaisaran Korea yang digambarkan dalam video pembuka terlihat menggunakan gambar-gambar bangunan yang mirip dengan kuil-kuil Jepang. Salah satunya adalah sebuah bangunan di kompleks kuil Jepang Tōdai-ji.

Dilansir dari Soompi, banyak orang berspekulasi bahwa desain istama kerajaan dalam drama yang tayang di SBS itu sama seperti bangunan kuil Jepang tersebut.

Bangunan lain yang diduga menginspirasi bangunan dalam drama itu adalah pagoda lima lantai di kuil Jepang Kōfuku-ji. Beberapa penonton juga melihat kesamaan antara logo kekaisaran untuk Kekaisaran Corea dan Kekaisaran Jepang yang sebenarnya. Masalah ini melampaui kekhawatiran plagiarisme karena Korea dan Jepang memiliki sejarah konflik panjang, setidaknya pada abad ketujuh. Bahkan sentimen negatif masih terus berlanjut di era modern saat ini.



Korea sering dikaitkan dengan Jepang yang menjadikan Korea koloni kekaisarannya pada tahun 1910. Di mana hal ini menyebabkan masalah lebih lanjut seperti penggunaan Jepang atas Korea sebagai pekerja paksa dan budak seksual selama Perang Dunia II. Perselisihan perdagangan baru-baru ini antara Korea dan Jepang juga meningkatkan permusuhan antara kedua negara tersebut.

Terkait kontroversi ini, produser The King: Eternal Monarch mengeluarkan permintaan maaf melalui pernyataan resmi. "Kami sedang menyampaikan pernyataan Hwa & Dam Pictures mengenai masalah kontroversial saat ini. Pertama, kita akan membahas logo kekaisaran dari Kekaisaran Corea," ujar pernyataan resmi tersebut.

"Untuk mewakili monarki konstitusional di mana Majelis Nasional atau Cabang Eksekutif berpusat di sekitar keluarga kekaisaran, kami menciptakan logo Kekaisaran Corea dengan desain bunga plum ganda di mana bunga plum dikelilingi oleh bunga lain. Ini sama sekali tidak terkait dengan logo Kekaisaran Jepang,"

"Kami akan membahas produksi video pembuka. Pertama, dalam kasus pagoda kayu, kami menggunakan pagoda kayu lima tingkat Baekje, yang dipajang Kompleks Sejarah Baekje, sebagai pangkalan. Kami berharap bahwa kami tidak akan menimbulkan kesalahpahaman dengan merancang bangunan kayu fiksi dengan menciptakan kembali pagoda kayu yang terlihat dalam catatan sejarah,"

"Namun, dalam kasus pagoda kayu dua lantai, kami menggunakan fitur kuil Buddha Korea dan istana kerajaan Cina sebagai dasar untuk membuat pagoda kayu fiksi, dan kami telah memverifikasi bahwa beberapa fitur kuil Jepang digunakan dalam proses tersebut. Itu jelas kesalahan kami, tidak peduli alasannya, bagi kami untuk tidak memperhatikan setiap detail dalam proses mendesain dunia fiksi Kekaisaran Corea, dan kami dengan tulus meminta maaf,"

"Tim produksi akan segera memperbaikinya, dan kami akan memastikan bahwa Anda tidak merasa tidak nyaman ketika menonton pertunjukan dari episode 3 dan seterusnya. Kami juga akan memperbaikinya dalam tayangan ulang dan layanan video-on-demand untuk episode yang telah ditayangkan. Kami sekali lagi meminta maaf, dan kami akan mencoba yang terbaik untuk membuat drama berkualitas tinggi," tandasnya.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More