Upaya Lestarikan dan Kembangkan Batik dengan Berdayakan Generasi Muda
Sabtu, 02 Oktober 2021 - 15:46 WIB
JAKARTA - Batik merupakan identitas bangsa Indonesia, yang berasal dari hasil karya perpaduan keahlian dan kreativitas seni manusia. Batik juga menjadi penopang sektor ekonomi yang penting bagi sebagian masyarakat.
Pada 2021, sekitar 18.000 usaha Batik kecil dan menengah tercatat di Kementerian Industri Republik Indonesia. Dan sejak 2009, Batik juga diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Budaya tak Benda.
"Namun, bisakah kita yakin dalam 20-30 tahun ke depan, kita masih bisa mengagumi keindahahan karya Batik Tulis yang dibuat oleh tangan?" ungkap Direktur UNESCO Jakarta, Mohamad Djelid dalam keterangan persnya, Sabtu (2/10/2021).
"Dalam hal ini maka pelibatan para generasi muda adalah sebuah kewajiban. Dan karenanya, kita harus memberdayakan generasi muda dalam mengembangkan nilai warisan budaya ini ke depannya," lanjutnya.
Beranjak dari hal tersebut, UNESCO bersama Citi Indonesia memulai program untuk mengembangkan kewirausahaan budaya melalui generasi muda. Ini untuk memastikan tradisi warisan dunia tetap berlanjut melalui pengembangan usaha yang keberlanjutan.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, sangat sepakat bahwa melibatkan generasi muda adalah kunci untuk memastikan bahwa upaya pelestarian warisan budaya, seperti batik, bisa terus berlangsung dan tidak punah.
"Dalam tahun keempat dukungan kami terhadap program ini, Citi sangat bangga melihat bahwa meski didera pandemi, program Kita Muda Kreatif bisa terus memberikan manfaat positif kepada para para peserta program maupun masyarakat di sekitarnya," tuturnya.
Sejak penerapan pembatasan kegiatan masyarakat, program Kita Muda Kreatif sukses menjangkau lebih dari 400 wirausaha muda dan mendampingi mereka untuk terus produktif dan kreatif dalam usahanya. Hingga saat ini, program Kita Muda Kreatif telah menjangkau 600 generasi muda sebagai penerima di beberapa wilayah di Indonesia di sekitar situs warisan dunia.
Pada 2021, sekitar 18.000 usaha Batik kecil dan menengah tercatat di Kementerian Industri Republik Indonesia. Dan sejak 2009, Batik juga diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Budaya tak Benda.
"Namun, bisakah kita yakin dalam 20-30 tahun ke depan, kita masih bisa mengagumi keindahahan karya Batik Tulis yang dibuat oleh tangan?" ungkap Direktur UNESCO Jakarta, Mohamad Djelid dalam keterangan persnya, Sabtu (2/10/2021).
"Dalam hal ini maka pelibatan para generasi muda adalah sebuah kewajiban. Dan karenanya, kita harus memberdayakan generasi muda dalam mengembangkan nilai warisan budaya ini ke depannya," lanjutnya.
Beranjak dari hal tersebut, UNESCO bersama Citi Indonesia memulai program untuk mengembangkan kewirausahaan budaya melalui generasi muda. Ini untuk memastikan tradisi warisan dunia tetap berlanjut melalui pengembangan usaha yang keberlanjutan.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, sangat sepakat bahwa melibatkan generasi muda adalah kunci untuk memastikan bahwa upaya pelestarian warisan budaya, seperti batik, bisa terus berlangsung dan tidak punah.
"Dalam tahun keempat dukungan kami terhadap program ini, Citi sangat bangga melihat bahwa meski didera pandemi, program Kita Muda Kreatif bisa terus memberikan manfaat positif kepada para para peserta program maupun masyarakat di sekitarnya," tuturnya.
Sejak penerapan pembatasan kegiatan masyarakat, program Kita Muda Kreatif sukses menjangkau lebih dari 400 wirausaha muda dan mendampingi mereka untuk terus produktif dan kreatif dalam usahanya. Hingga saat ini, program Kita Muda Kreatif telah menjangkau 600 generasi muda sebagai penerima di beberapa wilayah di Indonesia di sekitar situs warisan dunia.
tulis komentar anda