Tradisi Mudun Lemah, Bentuk Syukur Ketika Anak Bisa Berjalan

Kamis, 04 Juni 2020 - 10:00 WIB
Salah satu proses dalam tradisi mudun lemah di Jepara, si anak dimasukkan ke dalam kurungan ayam. FOTO/iNews/ALIP SUTARTO
JEPARA - Sebagian masyarakat suku Jawa hingga saat ini masih melestarikan tradisi budayanya. Salah satunya, tradisi mudun lemah atau turun tanah, sebagai bentuk syukur kepada Tuhan, menandai perkembangan anak mulai bisa berjalan.

Seperti yang dilakukan warga Desa Sowan Lor, Jepara . Mereka larut dalam kemeriahan tradisi mudun lemah Izzah Nailah Inayah, anak pasangan Ridwan dan Rokhis Amalia. Warga berebut uang pecahan yang ditebar oleh pemilik hajat tanpa menghiraukan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.

Menebar uang pecahan menjadi bagian dalam prosesi mudun lemah dengan harapan ketika menginjak dewasa nanti anak tersebut akan dimudahkan dalam mendapatkan rezeki. ( )



Selain menebar uang pecahan, anak berusia satu setengah tahun ini menjalani prosesi duduk dalam sangkar ayam sebagai simbol agar anak mampu menghadapi segala rintangan. Dengan dibantu sang ayah, Izzah Nailah Inayah menaiki tangga yang terbuat dari batang tebu dengan makna agar anak tangguh dalam menjalani hidup.

"Mudun lemah atau turun tanah merupakan tradisi jawa sejak dari nenek moyang sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang menandai perkembangan sang anak mulai bisa berjalan," kata tokoh agama setempat, Amin Dimyati, Kamis (4/6/2020).

Sementara itu, Ridwan mengaku sengaja menggelar tradisi mudun lemah untuk anak keduanya. Dia berharap dalam mengarungi hidup, anaknya diberikan kemudahan, kesehatan, dan keselamatan. "Dijauhkan dari marabahaya, malapetaka, dijauhkan dari penyakit, virus, dan sebagainya," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More