Infeksi Daerah Operasi Masih Jadi Tantangan Dokter Bedah di Negara Berkembang

Kamis, 28 Oktober 2021 - 15:41 WIB
Infeksi Daerah Operasi (IDO) masih menjadi masalah serius dan tantangan bagi dokter spesialis bedah di negara berkembang. / Foto: ilustrasi/ist
JAKARTA - Infeksi Daerah Operasi (IDO) masih menjadi masalah serius dan tantangan bagi dokter spesialis bedah di negara berkembang. Pada negara berkembang IDO terjadi pada 8-30 persen dari semua pasien yang menjalani prosedur bedah.

Selain itu, IDO juga menjadi penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas setelah operasi .

Dokter Spesialis Bedah Saraf Konsultan & Ketua IKABI, Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS(K), mengatakan insiden IDO di Indonesia jumlahnya cukup bervariasi antara 2-18 persen pada 2011.





Laporan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2013 menyebut bahwa insiden IDO pada bedah abdomen sebesar 7,2 persen, sementara pada 2020 dilaporkan sebanyak 3,4 persen.

"Data pelaporan insiden IDO di Indonesia masih perlu ditingkatkan. IDO menyebabkan kematian tiga kali lipat lebih tinggi dan beban biaya yang lebih tinggi karena durasi rawat inap yang signifikan lebih tinggi dan diperlukannya intervensi medis tambahan seperti misalahnya operasi ulang akibat IDO," kata dr. Andi dalam Virtual Media Briefing Launching Clinical Practice Guideline IDO, Kamis (28/10/2021).

Dokter Andi menjelaskan bahwa untuk mencegah kerugian akibat IDO serta memperlambat laju resistensi antibiotik, tentu diperlukan langkah-langkah strategis dari berbagai sektor kesehatan. Salah satunya adalah peran pemerintah dalam memberikan naungan melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes).



"Diharapkan adanya pendekatan holistik untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan tanggung jawab profesi dokter terutama bagi dokter spesialis yang melakukan pembedahan tentang pencegahan IDO dan tatalaksana yang tepat berbasis bukti ilmiah yang spesifik karakteristik Indonesia," ujar dia.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More