Kembangkan Industri, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo: Indonesia Bisa Jadi Pusat Fesyen Muslim Dunia
Minggu, 21 November 2021 - 10:53 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengapresiasi pelaksanaan Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021 sebagai momentum memajukan industri fesyen , khususnya di segmen busana muslim.
Hal ini disampaikan Angela saat menghadiri acara Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021 di Stadion Aquatic Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/11/2021) lalu.
"Ini merupakan langkah yang nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk-produk halal dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan industri fesyen muslim dan kosmetika halal di pasar lokal maupun global," kata Angela.
Angela menambahkan, Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi industri fesyen muslim. Mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 231 juta jiwa atau setara dengan 13 persen dari populasi muslim dunia.
"Selain itu, jumlah generasi milenial dan generasi Z di Indonesia juga mendominasi di angka 53 persen, sehingga dengan populasi muslim yang besar dan muda, peluang terbuka sangat besar untuk pertumbuhan industri kreatif muslim, termasuk industri fesyen," kata Angela, yang juga Ketua DPP Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif ini.
Angela mengungkapkan, dengan didukung keberagaman budaya Indonesia, tingkat kreativitas sumber daya manusia yang tinggi, dan kemampuan beradaptasi terhadap nilai-nilai berkelanjutan, Indonesia dapat menjadi trend setter dalam industri fesyen global.
Berdasarkan data dari State of Global Islamic Economy Report tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam pertumbuhan industri fesyen muslim di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki dengan transaksi mencapai nilai 21 miliar dolar Amerika Serikat.
Angela juga mengajak para pelaku fesyen muslim untuk segera beradaptasi dengan proses digitalisasi dalam bertransaksi dan memasarkan produknya. Karena pada masa pandemi COVID-19 ini, tantangan yang ada di hadapan para pelaku industri fesyen muslim adalah kemampuan bisa beradaptasi lebih cepat dengan transaksi digital.
"Sepanjang tahun 2020, transaksi perdagangan digital di Indonesia sudah mencapai lebih dari Rp253 triliun dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun pada 2021. Datangnya berbagai permintaan konsumen baik domestik maupun global pasti akan sangat dipengaruhi oleh teknologi, jadi kita perlu memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah produk dan efisiensi usaha, sehingga kita bisa memberikan karya dan solusi terbaik bagi masyarakat," ungkap Angela.
Acara ini diisi dengan fashion show yang menampilkan 36 jenama fesyen muslim ternama dan diskusi perkembangan fesyen mode di Indonesia. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan M. Luthfi dan Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi.
Lihat Juga: Angela Tanoesoedibjo Yakin MNC Group Jadi Pusat Inovasi Industri Kreatif Indonesia di HUT ke-35
Hal ini disampaikan Angela saat menghadiri acara Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021 di Stadion Aquatic Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/11/2021) lalu.
Baca Juga
"Ini merupakan langkah yang nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk-produk halal dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan industri fesyen muslim dan kosmetika halal di pasar lokal maupun global," kata Angela.
Angela menambahkan, Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi industri fesyen muslim. Mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 231 juta jiwa atau setara dengan 13 persen dari populasi muslim dunia.
"Selain itu, jumlah generasi milenial dan generasi Z di Indonesia juga mendominasi di angka 53 persen, sehingga dengan populasi muslim yang besar dan muda, peluang terbuka sangat besar untuk pertumbuhan industri kreatif muslim, termasuk industri fesyen," kata Angela, yang juga Ketua DPP Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif ini.
Angela mengungkapkan, dengan didukung keberagaman budaya Indonesia, tingkat kreativitas sumber daya manusia yang tinggi, dan kemampuan beradaptasi terhadap nilai-nilai berkelanjutan, Indonesia dapat menjadi trend setter dalam industri fesyen global.
Berdasarkan data dari State of Global Islamic Economy Report tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam pertumbuhan industri fesyen muslim di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki dengan transaksi mencapai nilai 21 miliar dolar Amerika Serikat.
Angela juga mengajak para pelaku fesyen muslim untuk segera beradaptasi dengan proses digitalisasi dalam bertransaksi dan memasarkan produknya. Karena pada masa pandemi COVID-19 ini, tantangan yang ada di hadapan para pelaku industri fesyen muslim adalah kemampuan bisa beradaptasi lebih cepat dengan transaksi digital.
Baca Juga
"Sepanjang tahun 2020, transaksi perdagangan digital di Indonesia sudah mencapai lebih dari Rp253 triliun dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun pada 2021. Datangnya berbagai permintaan konsumen baik domestik maupun global pasti akan sangat dipengaruhi oleh teknologi, jadi kita perlu memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah produk dan efisiensi usaha, sehingga kita bisa memberikan karya dan solusi terbaik bagi masyarakat," ungkap Angela.
Acara ini diisi dengan fashion show yang menampilkan 36 jenama fesyen muslim ternama dan diskusi perkembangan fesyen mode di Indonesia. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan M. Luthfi dan Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi.
Lihat Juga: Angela Tanoesoedibjo Yakin MNC Group Jadi Pusat Inovasi Industri Kreatif Indonesia di HUT ke-35
(tsa)
tulis komentar anda