WHO: Varian Omicron Menyebar di 38 Negara, Lebih Menular dari Delta

Sabtu, 04 Desember 2021 - 09:06 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Omicron telah menyebar di 38 negara. Data awal menunjukkan varian ini lebih menular daripada Delta. Foto/CNBC.
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Omicron telah menyebar di 38 negara. Jumlah ini naik dari 23, dua hari lalu dengan data awal menunjukkan varian ini lebih menular daripada Delta .

“Kami memang melihat tingkat pertumbuhan yang meningkat, kami melihat peningkatan jumlah Omicron yang terdeteksi. Kami memiliki laporan tentang Omicron di 38 negara di enam wilayah WHO,” kata Pimpinan Teknis Covid-19 WHO Maria Van dilansir dari CNBC, Sabtu (4/12/2021).

“Ada anggapan bahwa ada peningkatan penularan, yang perlu kita pahami adalah apakah itu lebih atau kurang menular dibandingkan dengan Delta,” sambungnya.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr. Mike Ryan menjelaskan bahwa Omicron menular secara efisien. “Dan kami melihat itu sebelumnya pada Delta,” kata Ryan.



Omicron memiliki sekitar 30 mutasi pada protein spike, yang merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengikat sel manusia. Beberapa dari mutasi ini terkait dengan penularan yang lebih tinggi dan kemampuan untuk lolos dari perlindungan kekebalan, menurut WHO.



Ilmuwan Afrika Selatan minggu ini menemukan bahwa Omicron dikaitkan dengan kemampuan substansial untuk menginfeksi ulang orang yang sudah terinfeksi Covid-19, dibandingkan dengan varian virus sebelumnya.

Meski demikian, Van Kerkhove menjelaskan bahwa masih terlalu dini untuk memahami tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron.

Laporan awal gejala ringan dalam beberapa kasus pertama yang diidentifikasi didasarkan pada sekelompok mahasiswa yang cenderung lebih muda dan mengalami gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa yang lebih tua.

“Ada laporan awal bahwa itu cenderung lebih ringan, tapi ini terlalu cepat. Setiap orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 apapun variannya akan selalu dimulai dengan penyakit ringan," jelas Van Kerkhove.

Van Kerkove menambahkan bahwa ada peningkatan rawat inap di Afrika Selatan, tetapi dirinya belum melihat peningkatan risiko kematian.

(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More