Desa Wisata Sade Didukung Terus Lestarikan Budaya Asli Sasak
Selasa, 07 Desember 2021 - 20:02 WIB
JAKARTA - Desa Wisata Sade di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat memiliki keunikan tersendiri. Di sini, meski desanya berada di tepi jalan raya yang mulus, namun masyarakatnya sangat memegang teguh adat asli Suku Sasak dan melestarikan keaslian desa.
Hal tersebut merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dipertahankan bersama.
Menurut Kepala Desa Sade, Kurdap Salake, masyarakat Suku Sasak yang ada di Desa Wisata Sade telah ada kurang lebih 15 generasi.
Mereka semua masih teguh mempertahankan eksistensi kesasakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari khasanah kebudayaan bangsa.
Sahabat Ganjar pun memberikan dukungannya kepada masyarakat Desa Wisata Sade. Dukungan tersebut berupa pemeriksaan kesehatan gratis.
"Kami datang ingin berbagi dan berbakti. Khususnya kepada suku adat yang ada terkait pemeriksaan kesehatan," ujar Wakil Ketua Umum DPP Sahabat Ganjar, Mawing Goso dalam keterangan persnya, Selasa (7/12/2021).
Upaya itu pun disambut dengan baik oleh Kurdap Salake. Bahkan, mereka disambut dengan tarian dan musik tradisional Gendang Beleq.
"Semoga ini memberikan dukungan inspirasi kepada kami untuk menjaga eskistensi kami sebagai masyarakat di sini," ungkap Kurdap.
Hal tersebut merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dipertahankan bersama.
Menurut Kepala Desa Sade, Kurdap Salake, masyarakat Suku Sasak yang ada di Desa Wisata Sade telah ada kurang lebih 15 generasi.
Mereka semua masih teguh mempertahankan eksistensi kesasakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari khasanah kebudayaan bangsa.
Sahabat Ganjar pun memberikan dukungannya kepada masyarakat Desa Wisata Sade. Dukungan tersebut berupa pemeriksaan kesehatan gratis.
"Kami datang ingin berbagi dan berbakti. Khususnya kepada suku adat yang ada terkait pemeriksaan kesehatan," ujar Wakil Ketua Umum DPP Sahabat Ganjar, Mawing Goso dalam keterangan persnya, Selasa (7/12/2021).
Upaya itu pun disambut dengan baik oleh Kurdap Salake. Bahkan, mereka disambut dengan tarian dan musik tradisional Gendang Beleq.
"Semoga ini memberikan dukungan inspirasi kepada kami untuk menjaga eskistensi kami sebagai masyarakat di sini," ungkap Kurdap.
tulis komentar anda