Ini Kata Mereka yang sudah Nonton The Matrix Resurrections
Rabu, 22 Desember 2021 - 06:06 WIB
Tidak semua orang yang sudah menonton The Matrix Resurrections puas dengan apa yang mereka lihat. Sementara ada pujian, ada sebagian yang menganggapnya jelek. (Foto: Comic Book)
Hari ini, Rabu (22/12), The Matrix Resurrections mulai tayang di bioskop. Harapan untuk kembali menyaksikan adegan laga dengan spesial efek seru seperti tiga film sebelumnya pun tumbuh. Nuansa nostalgia pun kuat sekali di film ini.
Dibuat 18 tahun sejak film terakhirnya, The Matrix Revolutions dirilis, antisipasi terhadap film ini cukup tinggi. Namun, pendapat orang yang telah menonton film ini sebelum tayang di bioskop terbelah. Ada yang menganggapnya bagus, biasa, dan jelek.
The Matrix Resurrections disutradarai Lana Wachowski. Di film ini, Keanu Reeves kembali memerakan karakter Thomas Anderson alias Neo. Carrie-Anne Moss kembali sebagai Trinity, Jada Pinkett Smith sebagain Niobe dan Lambert Wilson sebagai Merovingian. Wajah-wajah baru pun turut serta di film ini. Seperti, Yahya Abdul-Mateen II sebagai Morpheus, Jonathan Gruff sebagai Agent Smith, Priyanka Chopra Jonas sebagai Sati, Neil Patrick Harris dan lain-lain.
The Matrix Resurrections terjadi beberapa tahun setelah peristiwa di The Matrix Revolutions. Neo menemukan dirinya hidup di dunia asalnya dengan identitas aslinya, Thomas Anderson. Tapi, dia tidak ingat lagi siapa dia atau Trinity di masa lalu. Dia menjalani perawatan jiwa dengan diberi pil biru.
Cerita film ini terasa biasa-biasa saja. Para kritikus pun tidak menemukan kata sepakat atas film ini. Mae Abdulbaki dari Screen Rant menyebut The Matrix Resurrections ini melakukan apa yang gagal dilakukan sekuel sebelumnya, yaitu menceritakan di mana karakter itu dan apa yang akan mereka lakukan.
“Sebagai cerita tentang Neo dan Trinity, seri keempat Matrix ini berhasil, semuanya sementara berusaha merujuk masa lalu dan bergerak maju di saat yang sama. Film ini mungkin terlalu lama di masa lalu, kadang memperlihatkan terlalu banyak atas apa yang membuat franchise ini bagus,” kata dia.
Sejumlah kritikus juga menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap film ini. “Matrix baru ini berusaha memprogram ulang kepingan kesayangan sinema. Sayang, film ini hanya punya sedikit perbaikan,” tulis Brian Tuitt dari USA Today.
Todd Gilchrist dari What to Watch juga menggemakan hal yang sama. “The Matrix Resurrections menciptakan ulang terlalu banyak ide dari film pertama dengan hanya kesadaran diri yang mencolok sebagai perlindungan dari kurangnya orisinalitasnya,” kata dia.
Dibuat 18 tahun sejak film terakhirnya, The Matrix Revolutions dirilis, antisipasi terhadap film ini cukup tinggi. Namun, pendapat orang yang telah menonton film ini sebelum tayang di bioskop terbelah. Ada yang menganggapnya bagus, biasa, dan jelek.
The Matrix Resurrections disutradarai Lana Wachowski. Di film ini, Keanu Reeves kembali memerakan karakter Thomas Anderson alias Neo. Carrie-Anne Moss kembali sebagai Trinity, Jada Pinkett Smith sebagain Niobe dan Lambert Wilson sebagai Merovingian. Wajah-wajah baru pun turut serta di film ini. Seperti, Yahya Abdul-Mateen II sebagai Morpheus, Jonathan Gruff sebagai Agent Smith, Priyanka Chopra Jonas sebagai Sati, Neil Patrick Harris dan lain-lain.
The Matrix Resurrections terjadi beberapa tahun setelah peristiwa di The Matrix Revolutions. Neo menemukan dirinya hidup di dunia asalnya dengan identitas aslinya, Thomas Anderson. Tapi, dia tidak ingat lagi siapa dia atau Trinity di masa lalu. Dia menjalani perawatan jiwa dengan diberi pil biru.
Cerita film ini terasa biasa-biasa saja. Para kritikus pun tidak menemukan kata sepakat atas film ini. Mae Abdulbaki dari Screen Rant menyebut The Matrix Resurrections ini melakukan apa yang gagal dilakukan sekuel sebelumnya, yaitu menceritakan di mana karakter itu dan apa yang akan mereka lakukan.
“Sebagai cerita tentang Neo dan Trinity, seri keempat Matrix ini berhasil, semuanya sementara berusaha merujuk masa lalu dan bergerak maju di saat yang sama. Film ini mungkin terlalu lama di masa lalu, kadang memperlihatkan terlalu banyak atas apa yang membuat franchise ini bagus,” kata dia.
Sejumlah kritikus juga menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap film ini. “Matrix baru ini berusaha memprogram ulang kepingan kesayangan sinema. Sayang, film ini hanya punya sedikit perbaikan,” tulis Brian Tuitt dari USA Today.
Todd Gilchrist dari What to Watch juga menggemakan hal yang sama. “The Matrix Resurrections menciptakan ulang terlalu banyak ide dari film pertama dengan hanya kesadaran diri yang mencolok sebagai perlindungan dari kurangnya orisinalitasnya,” kata dia.
Lihat Juga :