Edukasi Keluarga Lengkapi Imunisasi Anak, Kemenkes Gandeng GSK Indonesia
Selasa, 19 April 2022 - 10:41 WIB
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia, perusahaan kesehatan global, kembali menekankan pentingnya imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya dalam peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID), Senin, 18 April 2022.
Melalui tema “Long Life for All - sehatkan keluarga, lewati pandemi dengan imunisasi lengkap”, Kementerian Kesehatan dan GSK Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap memberikan imunisasi secara rutin kepada anak meskipun kita masih berada di situasi pandemi.
Dua tahun terakhir, sejak dunia terdampak dengan pandemi, pelaksanaan layanan imunisasi cukup mengalami tantangan. Secara global, pada tahun 2020 WHO merilis terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar.
Ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan dan UNICEF melaporkan 84% dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak COVID-19. Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79.1% per Oktober 2021 .
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM mengatakan bahwa dalam menjawab tantangan ini Pemerintah telah mengeluarkan dan mensosialisasikan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Petunjuk Teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi COVID-19 serta melakukan akselerasi imunisasi bagi anak yang belum lengkap statusnya.
“Disamping sikap waspada terhadap virus COVID-19 yang terus dijaga, layanan imunisasi pada anak harus tetap diberikan untuk menghindari risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang diakibatkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi” ujar dr. Prima dalam acara peringatan PID, Senin (18/04).
Potensi wabah KLB dapat terjadi mengingat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti difteri dapat menular. Difteri merupakan bakteri yang menyerang saluran pernapasan pada selaput lendir hidung dan tenggorokan yang menyebabkan anak sulit bernapas .
Pada bulan November dan Desember 2021 lalu dilaporkan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Barru mengalami kasus KLB difteri dan campak .
Melalui tema “Long Life for All - sehatkan keluarga, lewati pandemi dengan imunisasi lengkap”, Kementerian Kesehatan dan GSK Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap memberikan imunisasi secara rutin kepada anak meskipun kita masih berada di situasi pandemi.
Dua tahun terakhir, sejak dunia terdampak dengan pandemi, pelaksanaan layanan imunisasi cukup mengalami tantangan. Secara global, pada tahun 2020 WHO merilis terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar.
Ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan dan UNICEF melaporkan 84% dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak COVID-19. Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79.1% per Oktober 2021 .
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM mengatakan bahwa dalam menjawab tantangan ini Pemerintah telah mengeluarkan dan mensosialisasikan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Petunjuk Teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi COVID-19 serta melakukan akselerasi imunisasi bagi anak yang belum lengkap statusnya.
“Disamping sikap waspada terhadap virus COVID-19 yang terus dijaga, layanan imunisasi pada anak harus tetap diberikan untuk menghindari risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang diakibatkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi” ujar dr. Prima dalam acara peringatan PID, Senin (18/04).
Potensi wabah KLB dapat terjadi mengingat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti difteri dapat menular. Difteri merupakan bakteri yang menyerang saluran pernapasan pada selaput lendir hidung dan tenggorokan yang menyebabkan anak sulit bernapas .
Pada bulan November dan Desember 2021 lalu dilaporkan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Barru mengalami kasus KLB difteri dan campak .
tulis komentar anda