Targetkan Eliminasi Malaria Tingkat Nasional di 2030, Kemenkes: Perlu Melakukan Intensifikasi
Jum'at, 22 April 2022 - 16:45 WIB
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tengah berupaya mencapai eliminasi malaria pada tahun 2030. Foto/Dok.Sindonews
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tengah berupaya mencapai eliminasi malaria pada tahun 2030.Namun ternyata masih banyak wilayah di Indonesia, mempunyai kasus malaria (bermasalah).
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS dalam Temu Media Peringati Hari Sedunia Malaria secara streaming.
"Kalau dilihat memang yang bermasalah itu ada di wilayah regional ketiga, keempat dan kelima," ujar Maxi, Jumat (22/4/2022)
Pembagian wilayah dalam upaya eliminasi malaria terbagi 5 yaitu, Regional pertama (Jawa-Bali), Regional kedua (Sumatera-Sulawesi-NTB), Regional ketiga (Kalimantan-Maluku Utara), Regional keempat (Maluku-NTT) dan Regional kelima (Papua-Papua Barat).
Maxi mengatakan bila angka kasus tertinggi untuk penyakit malaria, 80 persen di wilayah timur, seperti Papua Barat, NTT dan Maluku. Di mana dia mengungkapkan, hasil pengukuran dengan annual parasite index (API) incidence, dinilai cukup menurun dibandingkan angka tahun 2019.
"Jumlah kasus malaria Indonesia ditemukan sebanyak 304.606 kasus jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2019 diatas 418.000. Sehingga berdasarkan data tersebut angka kesakitan malaria, menggunakan alat ukur the annual paracit index incidence sebesar 1,1 kasus dalam 1.000 penduduk," jelasnya
Dia juga menerangkan bahwa eliminasi malaria masuk ke dalam kategori penanganan prioritas nasional. Dengan begitu, ia berharap adanya kerja sama dari berbagai pihak, seperti daerah dan pusat.
Dalam pelaksanaannya, Maxi mengatakan akan memulai dari sektor tingkat Kabupaten kota, Provinsi, Regional dan kemudian Nasional. Target tahun ini, Kemenkes akan mengeliminasi 365 kabupaten kota untuk malaria.
"Kita ingin 2030 kita sudah eliminasi malaria di Indonesia, di 2022 ditargetkan 365 kabupaten kota untuk mencapai eliminasi malaria. Dalam mencapai ini perlu melakukan intensifikasi dan penanggulangan malaria secara terpadu terutama di daerah," tambahnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS dalam Temu Media Peringati Hari Sedunia Malaria secara streaming.
"Kalau dilihat memang yang bermasalah itu ada di wilayah regional ketiga, keempat dan kelima," ujar Maxi, Jumat (22/4/2022)
Pembagian wilayah dalam upaya eliminasi malaria terbagi 5 yaitu, Regional pertama (Jawa-Bali), Regional kedua (Sumatera-Sulawesi-NTB), Regional ketiga (Kalimantan-Maluku Utara), Regional keempat (Maluku-NTT) dan Regional kelima (Papua-Papua Barat).
Maxi mengatakan bila angka kasus tertinggi untuk penyakit malaria, 80 persen di wilayah timur, seperti Papua Barat, NTT dan Maluku. Di mana dia mengungkapkan, hasil pengukuran dengan annual parasite index (API) incidence, dinilai cukup menurun dibandingkan angka tahun 2019.
"Jumlah kasus malaria Indonesia ditemukan sebanyak 304.606 kasus jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2019 diatas 418.000. Sehingga berdasarkan data tersebut angka kesakitan malaria, menggunakan alat ukur the annual paracit index incidence sebesar 1,1 kasus dalam 1.000 penduduk," jelasnya
Dia juga menerangkan bahwa eliminasi malaria masuk ke dalam kategori penanganan prioritas nasional. Dengan begitu, ia berharap adanya kerja sama dari berbagai pihak, seperti daerah dan pusat.
Dalam pelaksanaannya, Maxi mengatakan akan memulai dari sektor tingkat Kabupaten kota, Provinsi, Regional dan kemudian Nasional. Target tahun ini, Kemenkes akan mengeliminasi 365 kabupaten kota untuk malaria.
"Kita ingin 2030 kita sudah eliminasi malaria di Indonesia, di 2022 ditargetkan 365 kabupaten kota untuk mencapai eliminasi malaria. Dalam mencapai ini perlu melakukan intensifikasi dan penanggulangan malaria secara terpadu terutama di daerah," tambahnya.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda