Cerita Adinda Putri Thalita, dari Penyiar Radio hingga Jadi Kreator Konten
Selasa, 24 Mei 2022 - 12:05 WIB
JAKARTA - Menjadi penyiar radio memang bukan mimpi atau keinginan Adinda Putri Thalita. Walaupun sebelumnya sudah sering diundang untuk menjadi guest star dalam sebuah program radio, tapi wanita yang akrab disapa Adin ini mengakui bahwa terjun ke dunia penyiaran radio secara tidak sengaja.
Namun, berkat pujian dari beberapa penyiar yang lain bahwa Adin memiliki suara yang khas untuk jadi penyiar, akhirnya tawaran itu pun datang.
“Salah satu produser dari Ardan Radio approach aku untuk nanya ‘mau gak jadi announcer?’. Aku kira ini awalnya prank, eh ternyata beneran untuk ikut audisi. Akhirnya aku mengirimkan CV, record suara, lalu ikut audisi,” kisah Adin.
Setelah menjadi penyiar, Adin merasa seperti mempunyai teman baru dari para pendengarnya. Beberapa pendengarnya bahkan selalu setia mengikuti program siaran Adin. Saking enak jadi teman, Adin juga bisa siaran sambil curhat.
“Ya ternyata bisa sedekat ini sama pendengar, bisa mainin emosi mereka, hanya dengan lagu-lagu loh! Siapa lagi yang bisa kalau bukan penyiar? Bukan sekadar online music platform yang cuma muterin lagu. Tapi kalau kita harus mixing lagunya memakai perasaan pendengar,” tambah Adin.
Adin juga mengakui bahwa ketenaran dia dalam dunia penyiaran radio berbanding lurus dengan dunia content creator-nya. Adin sudah mempunyai beberapa pendengar yang menjadi followers-nya di social media. Tapi bukan berarti Adin tidak menjadi lebih kreatif dalam hal membuat konten.
Saat ini konten Adin fokus di hal seputar lifestyle, fashion, traveling, dan endorsement campaign. Tapi tidak sering juga Adin menyisipkan konten seputar dunia penyiaran, tips dan trik ketika menjadi announcer dan konten yang di request dari followers.
“Menurut aku content creator yang baik itu yang bisa memberikan insight dan bisa mengajak ke hal positif. Tapi tujuan orang bikin konten kan berbeda-beda, ada yang entertaining, informatif, atau edukatif. Semua tergantung kebutuhan orang yang berbeda-beda. Tapi kalau bisa tetap memberikan insight dan mengajak ke hal positif,” papar Adin.
Namun, berkat pujian dari beberapa penyiar yang lain bahwa Adin memiliki suara yang khas untuk jadi penyiar, akhirnya tawaran itu pun datang.
“Salah satu produser dari Ardan Radio approach aku untuk nanya ‘mau gak jadi announcer?’. Aku kira ini awalnya prank, eh ternyata beneran untuk ikut audisi. Akhirnya aku mengirimkan CV, record suara, lalu ikut audisi,” kisah Adin.
Setelah menjadi penyiar, Adin merasa seperti mempunyai teman baru dari para pendengarnya. Beberapa pendengarnya bahkan selalu setia mengikuti program siaran Adin. Saking enak jadi teman, Adin juga bisa siaran sambil curhat.
“Ya ternyata bisa sedekat ini sama pendengar, bisa mainin emosi mereka, hanya dengan lagu-lagu loh! Siapa lagi yang bisa kalau bukan penyiar? Bukan sekadar online music platform yang cuma muterin lagu. Tapi kalau kita harus mixing lagunya memakai perasaan pendengar,” tambah Adin.
Adin juga mengakui bahwa ketenaran dia dalam dunia penyiaran radio berbanding lurus dengan dunia content creator-nya. Adin sudah mempunyai beberapa pendengar yang menjadi followers-nya di social media. Tapi bukan berarti Adin tidak menjadi lebih kreatif dalam hal membuat konten.
Saat ini konten Adin fokus di hal seputar lifestyle, fashion, traveling, dan endorsement campaign. Tapi tidak sering juga Adin menyisipkan konten seputar dunia penyiaran, tips dan trik ketika menjadi announcer dan konten yang di request dari followers.
“Menurut aku content creator yang baik itu yang bisa memberikan insight dan bisa mengajak ke hal positif. Tapi tujuan orang bikin konten kan berbeda-beda, ada yang entertaining, informatif, atau edukatif. Semua tergantung kebutuhan orang yang berbeda-beda. Tapi kalau bisa tetap memberikan insight dan mengajak ke hal positif,” papar Adin.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda