Vaksin Cacar Monyet Bisa Berakibat Perikarditis, IDI Ingatkan Vaksinasi Harus Selektif
Kamis, 28 Juli 2022 - 11:20 WIB
JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof, Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM mengatakan bahwa vaksinasi cacar monyet atau monkeypox harus dilakukan secara selektif. Artinya tidak diperuntukkan semua orang atau umum.
Pemberian vaksinasi cacar monyet, dijelaskan untuk mereka yang berisiko tinggi tertular cacar monyet. Seperti tenaga kesehatan, perawat, Cleaning service hingga orang bersinggungan langsung dengan pasien positif monkeypox.
"Jadi menurut pendapat saya vaksin untuk cacar monyet memang selektif, dimana tidak diberikan ke seluruh penduduk. Namun hanya diberikan untuk yang berisiko tinggi tertular, yang bisa menyebabkan kegawatan," kata Prof Zubairi kepada MNC Portal, Rabu (27/7/2022).
Apa Risikonya?
Prof Zubairi menerangkan jika vaksinasi cacar monyet bisa memberikan risiko seperti perikarditis dan miokarditis. Dimana penyakit yang berkaitan dengan jantung, melansir dari berbagai sumber bahwa perikarditis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus jantung (perikardium).
"Salah satu risikonya memang ada perikarditis atau ada peradangan selaput jantung dan ada juga penimbunan cairan di jantung," jelas Prof Zubairi
Sementara miokarditis, kenal peradangan atau infeksi terdapat pada otot jantung, yang dapat menyerang segala jenis usia. "Apakah bisa menyebabkan miokarditis? Iya memang bisa. Jadi benar kalau vaksin yang digunakan untuk cacar monyet benar memiliki efek samping," katanya
Aturan penggunaan vaksinasi cacar monyet, dikatakan juga diatur oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk tidak digunakan buat secara massal. Hanya memberikan ke mereka yang berisiko tinggi tertular atau terinfeksi.
"Jadi karena itu dibanyak negara memang tidak ada saran untuk memvaksinasi seluruh penduduk itu tidak benar. WHO juga tidak menyarankan, namun dibanyak negara disarankan untuk memvaksin yang berisiko tinggi, siapa? misalnya tim kesehatan yang merawat pasien cacar monyet, atau orang yang berisiko tinggi tertular cacar monyet," imbuh Prof Zubairi.
Pemberian vaksinasi cacar monyet, dijelaskan untuk mereka yang berisiko tinggi tertular cacar monyet. Seperti tenaga kesehatan, perawat, Cleaning service hingga orang bersinggungan langsung dengan pasien positif monkeypox.
"Jadi menurut pendapat saya vaksin untuk cacar monyet memang selektif, dimana tidak diberikan ke seluruh penduduk. Namun hanya diberikan untuk yang berisiko tinggi tertular, yang bisa menyebabkan kegawatan," kata Prof Zubairi kepada MNC Portal, Rabu (27/7/2022).
Apa Risikonya?
Prof Zubairi menerangkan jika vaksinasi cacar monyet bisa memberikan risiko seperti perikarditis dan miokarditis. Dimana penyakit yang berkaitan dengan jantung, melansir dari berbagai sumber bahwa perikarditis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus jantung (perikardium).
Baca Juga
"Salah satu risikonya memang ada perikarditis atau ada peradangan selaput jantung dan ada juga penimbunan cairan di jantung," jelas Prof Zubairi
Sementara miokarditis, kenal peradangan atau infeksi terdapat pada otot jantung, yang dapat menyerang segala jenis usia. "Apakah bisa menyebabkan miokarditis? Iya memang bisa. Jadi benar kalau vaksin yang digunakan untuk cacar monyet benar memiliki efek samping," katanya
Aturan penggunaan vaksinasi cacar monyet, dikatakan juga diatur oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk tidak digunakan buat secara massal. Hanya memberikan ke mereka yang berisiko tinggi tertular atau terinfeksi.
"Jadi karena itu dibanyak negara memang tidak ada saran untuk memvaksinasi seluruh penduduk itu tidak benar. WHO juga tidak menyarankan, namun dibanyak negara disarankan untuk memvaksin yang berisiko tinggi, siapa? misalnya tim kesehatan yang merawat pasien cacar monyet, atau orang yang berisiko tinggi tertular cacar monyet," imbuh Prof Zubairi.
(hri)
tulis komentar anda