Bali Digital Fashion Week (BDFW) 2022: Perkembangan WEB 3 dan Digital Indonesia

Senin, 19 Desember 2022 - 15:53 WIB
Bali Digital Fashion Week (BDFW) 2022 sukses dihelat di Bali. Foto: MNC Media
JAKARTA - Maja Labsmengadakan acara yang bertajuk Bali Digital Fashion Week 2022 (BDFW 2022). Maja Labs sendiri merupakan jejaring komunitas WEB 3 yang berkolaborasi dengan Indonesia Creatives Cities Network (ICCN) sebuah lintas komunitas yang memiliki jejaring sebanyak 220 di kabupaten dan kota di negara Indonesia.

Pekan Mode Digital Fashion ini merupakan yang pertama di Indonesia bahkan Asia. Acara ini menyuguhkan Inovasi Metaverse Fashion, Augmented Reality (AR) Fashion, Phygital Fashion, Digital Fashion NFT, dan UMKM Busana Ramah Lingkungan dari Indonesia.

BDFW 2022: MajaLabs x ICCN hadir untuk mengkampanyekan gaya hidup berpakaian yang lebih ramah lingkungan dan mengedepankan teknologi digital. MAJA Labs yakin Digital Fashion di era Web 3.0 yang dapat dimanfaatkan dan berdampak nyata untuk lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi masyarakat.





BDFW 2022: MajaLabs x ICCN berlangsung selama 7 (tujuh) hari dimulai 10 Desember sampai 16 Desember 2022. Pada tanggal 10-11 Desember 2022 digelar Opening Ceremony BDFW 2022: Maja Labs x ICCN digelar secara online di Metaverse Spatial.io dan Jagat Nusantara, yang kemudian dilanjut secara OFFLINE di Beachwalk Shopping Center, Bali.

Digital Fashion NFT & Art Exhibition serta Phygital Exhibition dihelat pada tanggal 12-15, di Desember 2022 di Superlative Gallery (Superlative Secret Society). Kemudian Samsara Living Museum, Karangasem, Bali pada tanggal 15 Desember 2022, dan akan ditutup pada tanggal 16 Desember 2022 di T-Hub by Tokocrypto, Bali.

Dalam acara Bali Digital Fashion Week 2022 ini terdapat sesi acara talkshow mengenai WEB 3 Economy Outlook bersama melihat bagaimana perkembangan WEB 3 dan digital Indonesia (16/12/22) dengan narasumber yakni Edo Lavika seorang member BI Institute, Tarreq Kemal dari Venture Capitalist , Adrian Zakhary yakni seorang Founder Maja Labs.

Narasumber yang hadir membicarakan secara mendalam mengenai perkembangan WEB 3 khususnya di Indonesia dimana terjadinya situs web dan aplikasi akan dapat memproses informasi dengan cara yang cerdas melalui teknologi seperti machine learning, big data, teknologi buku besar terdesentralisasi (DLT). Edo Lavika memaparkan perlunya fokus negara Indonesia melihat kekuatan dengan adanya adopsi dari WEB 3 di Indonesia tanpa melupakan ancaman yang kapan saja bisa hadir.

“Sebagai regulator concern nya adalah customer protection,sebagai regulator perlu melihat WEB 3 secara global melihat strenght dan ancaman nya. Jadi memang perlu kehati-hatian dan perhitungan yang jelas," ujar Edo Lavika.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More