Orang Non-Diabetes Bisa Picu Kadar Gula Tinggi, Ini Penyebabnya
Sabtu, 07 Januari 2023 - 05:30 WIB
JAKARTA - Bagi Anda yang didiagnosa diabetes tipe 1 atau 2, tentunya tahu bahwa kadar gula darah yang ada di dalam tubuh dapat berfluktuasi secara drastis. Sehingga Anda harus memantaunya secara berkala, agar kadarnya tetap terkendali.
Namun kadar gula darah juga dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari, sehingga naik turunnya gula darah adalah hal biasa. Bahkan bagi Anda yang tidak terdiagnosis kondisi tersebut, ini menjadi masalah ketika tetap tinggi. Jadi dianjurkan untuk ritin memeriksanya.
Dilansir dari laman Times of India, Tingkat gula darah tinggi atau hiperglikemia, disebut sebagai suatu kondisi di mana ada terlalu banyak glukosa dalam darah. Pada non-diabetes, dapat disebabkan oleh faktor lain seperti stres atau kondisi kronis lainnya. Bahkan jika orang tersebut tidak didiagnosis menderita diabetes, sangat penting untuk mengelola kadar gula darahnya.
Kadar gula darah tinggi yang terus-menerus dapat mempersulit tubuh untuk sembuh, meningkatkan risiko infeksi dan mungkin berdampak jangka panjang pada organ lain seperti mata dan ginjal. Seiringnya waktu, hal itu juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Jika kadar glukosa puasa antara 100-125 mg/dL atau lebih dari 180 mg/dL satu sampai dua jam setelah makan, kondisi tersebut dinamakan hiperglikemia.
Selanjutnya, ada beberapa faktor dapat menyebabkan gula darah menjadi tinggi pada pasien non-diabetes. Beberapa yang paling umum yaitu:
Sindrom Ovarium Polikistik: Di mana Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada wanita, termasuk dalam usia reproduksi.
Ini dapat menyebabkan produksi testosteron, insulin, dan sitokin yang tinggi. Bahkan mereka resisten insulin dan tidak dapat menggunakan semua glukosa dalam darah untuk menghasilkan energi.
Namun kadar gula darah juga dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari, sehingga naik turunnya gula darah adalah hal biasa. Bahkan bagi Anda yang tidak terdiagnosis kondisi tersebut, ini menjadi masalah ketika tetap tinggi. Jadi dianjurkan untuk ritin memeriksanya.
Dilansir dari laman Times of India, Tingkat gula darah tinggi atau hiperglikemia, disebut sebagai suatu kondisi di mana ada terlalu banyak glukosa dalam darah. Pada non-diabetes, dapat disebabkan oleh faktor lain seperti stres atau kondisi kronis lainnya. Bahkan jika orang tersebut tidak didiagnosis menderita diabetes, sangat penting untuk mengelola kadar gula darahnya.
Kadar gula darah tinggi yang terus-menerus dapat mempersulit tubuh untuk sembuh, meningkatkan risiko infeksi dan mungkin berdampak jangka panjang pada organ lain seperti mata dan ginjal. Seiringnya waktu, hal itu juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Jika kadar glukosa puasa antara 100-125 mg/dL atau lebih dari 180 mg/dL satu sampai dua jam setelah makan, kondisi tersebut dinamakan hiperglikemia.
Selanjutnya, ada beberapa faktor dapat menyebabkan gula darah menjadi tinggi pada pasien non-diabetes. Beberapa yang paling umum yaitu:
Sindrom Ovarium Polikistik: Di mana Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada wanita, termasuk dalam usia reproduksi.
Ini dapat menyebabkan produksi testosteron, insulin, dan sitokin yang tinggi. Bahkan mereka resisten insulin dan tidak dapat menggunakan semua glukosa dalam darah untuk menghasilkan energi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda