Megadeth Pasang Jam Hitung Mundur

Selasa, 29 September 2015 - 22:30 WIB
Megadeth Pasang Jam Hitung Mundur
Megadeth Pasang Jam Hitung Mundur
A A A
LOS ANGELES - Megadeth membuat jam hitung mundur di situs resminya menjelang perilisan album baru mereka. Jam itu akan berhenti pada hari Jumat, 2 Oktober tepat pukul 13.00 waktu setempat atau hari Sabtu, 3 Oktober, pukul 00.00 WIB.

Sementara belum ada petunjuk apa pun tentang apa yang bisa diharapkan fans ketika hitung mundur itu selesai, diyakini bahwa event ini bertepatan dengan pengumuman detil pertama album kelima belas grup band itu. Album itu disebut bakal dirilis pada awal 2016 mendatang.

Album baru Megadeth ini akan menandai debut rekaman line-up baru band itu. Line-up ini terdiri atas dua pendirinya—Dave Mustaine (gitar dan vokal) dan David Ellefson (bass)—bersama drummer Lamb of God Chris Adler dan gitaris asal Brasil Kiko Loureiro yang dikenal atas karyanya bersama Angra.

Chris dan Kiko direkrut awal tahun ini menyusul kepergian drummer Shawn Drover dan Chris Broderick. Dua orang ini kemudian meluncurkan proyek bersama yang diberi nama Act of Defiance.

Album baru Megadeth ini bakal berisi 15 lagu. Salah satu lagunya, Poisonous Shadows, menampilkan permainan piano Kiko dan orketra dari Ronn Huff, ayah produser Megadeth Dann Huff. Dave menyebut lagu itu sebagai lagu yang benar-benar menghantui. Dia juga menambahkan bagian yang dimainkan Kiko itu seperti Chopin bertemu Megadeth.

“Banyak riffing terjadi di sana, jelasnya begitu. Banyak solo, banyak suara drum dan bass. Saya tahu dari awal kalau saya ingin kembali ke akar saya dan saya ingin membuat rekaman thrash,” tutur Dave mengenai album itu kepada majalah Revolver.

Kepada Rolling Stone, Dave juga mengungkapkan pikirannya mengenai pembuatan album baru itu. “Selama bertahun-tahun, kira selalu bilang akan kembali ke akar. Tapi, mereka ingin Rust In Peace 20 kali. Ini tidak akan pernah terjadi. Karena saya tidak pernah menulis lagu yang sama dua kali. Tak seperti band rock atau metal lainnya yang bergantung pada formula, saya berusaha dan membuat semua lagunya berbeda. Lucunya, ketika (basis Megadeth David) Ellefson sedang melakukan track bass, saya katakan padanya, ini bagian Tornado (Tornado of Souls), ini bagian Bad Omen, ini bagian Black Friday, ini bagian Holy Wars. Karena banyak yang sama. Sekarang, apakah itu akan kembali? Saya tidak tahu. Tapi saya suka yang saya dengarkan,” papar dia.

Dave juga mengakui sedih ketika Chris Broderick dan Shawn meninggalkan band tersebut. “Yang membuat saya sedih karena mereka tidak mengucapkan selamat tinggal. Mereka kesal karena mendengarkan kata orang yang ingin ada reuni (line-up) Rust in Peace (bersama gitaris Marty Friedman dan drummer Nick Menza). Dan, jujur saya, saya tidak mau. Saya senang dengan dua orang itu. Jadi, ketika mereka pergi, seperti tidak akan mudah menggantikan mereka. Kami memang belum menemukan drummer permanen, tapi menemukan Kiko itu seperti benar-benar penyegar. Itu adalah kali pertama sejak Marty Friedman bergabung dengan band ini ketika saya benar-benar terintimidasi sebagai seorang pemain. Dia benar-benar talenta yang mengagumkan dan dia datang dengan seluruh ide baru ini,” beber Dave.

Album baru itu juga melibatkan Chris Adler dalam proses menulis lagu. Sebelumnya, dia menuturkan, Megadeth adalah band yang membuatnya ingin bisa bermain drum.

“Megadeth ya Megadeth. Dan, lagu-lagunya akan memberitahu kalian kemana mereka pergi. Tapi, ada beberapa waktu ketika kami merekam, Chris akan bilang, ‘Saya rasa bagian ini harus seperti ini karena itulah bagaimana Megadeth saya.’ Saya lalu bilang, saya suka kalimat Megadeth saya itu,” kata dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3974 seconds (0.1#10.140)