Evolusi Menikmati Lagu, dari Fonograf hingga Streaming

Selasa, 21 Juli 2020 - 23:23 WIB
loading...
Evolusi Menikmati Lagu,...
Alat pemutar musik Walkman dan Discman sempat menjadi idola pada zamannya. / Foto: ilustrasi/Nippon.com
A A A
JAKARTA - Musik dari zaman ke zaman seperti sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia . Musik seperti sudah menjadi kawan setia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menikmati musik , manusia pun memiliki cara yang berbeda-beda di setiap zamannya.

Industri musik di Amerika Serikat hingga dunia mengalami perkembangan yang signifikan sejak ditemukan dan dikembangkannya fonograf oleh Thomas Alfa Edison pada 1877. Seiring berkembangnya teknologi dari masa ke masa, maka hal ini turut mempengaruhi umat manusia dalam menikmati musik .

Apabila di zaman dulu, orang-orang mendengarkan musik melalui fonograf, sebuah teknologi yang digunakan untuk merekam dan memutar ulang suara, kini mereka cukup menjentikkan jari di layar gawai guna menikmati lagu-lagu dari musisi idola . Lantas seperti apa evolusi menikmati musik ini terus terjadi hingga di masa sekarang ini?

Setelah fonograf berhasil mengubah wajah industri musik , selanjutnya hadir gramofon dengan tokohnya Emile Berliner. Dia menciptakan piringan hitam sebagai media rekaman. Piringan hitam yang berisi lagu ini akan berputar saat dimainkan di gramofon. Berliner juga sempat mendirikan perusahaan gramofonnya pada 1894.

Usai era piringan hitam , perkembangan terus berjalan. Pada 1954, mendengarkan musik sudah bisa dilakukan melalui radio AM/FM. Dengan menenteng radio , orang-orang dapat mendengarkan radio di mana saja selama masih terjangkau frekuensi stasiun radio .

Inovasi dalam industri musik terus mengalami perkembangan. Pada 1963, Philips memperkenalkan compact cassette untuk kali pertama di Eropa. Kaset merupakan pita magnetik yang mampu merekam data dengan format suara . Semakin populer di industri musik , pita kaset pun mulai menggeser piringan hitam. Selama kurun waktu 1970 hingga 1990-an, kaset menjadi salah satu format media yang paling umum digunakan industri musik .

Agar dapat menikmati musik atau suara yang ada di dalam kaset pita, maka diperlukan alat pemutarnya yakni tape pemutar kaset maupun radio tape. Melalui radio tape, selain digunakan sebagai pemutar kaset, juga bisa digunakan untuk mendengarkan siaran radio dari stasiun radio.

Namun, kebiasaan mendengarkan musik dari kaset mengalami perubahan, setelah perusahaan asal Jepang, Sony memperkenalkan Walkman pada 1979. Dengan pemutar kaset audio yang portable, seseorang dapat mendengarkan musik di mana saja.

Masa-masa kejayaan kaset audio sedikit demi sedikit mulai tergerus dengan kepopuleran cakram padat (CD) dan alat pemutarnya (CD player). Bahkan, di masa ini, Sony kembali memperkenalkan CD Player portabel ciptaannya yang diberi nama Discman.

Apabila sebelumnya mendengarkan musik biasa dilakukan melalui pemutar piringan hitam, kaset hitam hingga CD, maka pada akhir 2000-an hadir MP3 player atau alat pemutar audio dalam data berformat mp3. Dengan alat tersebut, sang pemilik bisa menyimpan lagu dengan jumlah yang lebih banyak.

Seiring dengan populernya MP3 player pada masa awal 2000-an, banyak bermunculan juga laman-laman yang memberikan download lagu mp3, baik itu yang gratis maupun berbayar. Bahkan, terdapat juga banyak situs converter yang mengubah format video dari YouTube menjadi audio .

Di sisi lain, pemerintah juga sempat melakukan pemblokiran laman-laman download lagu ilegal lantaran hal ini merugikan sejumlah pihak, terutama label yang menaungi musisinya .

Di tengah naiknya popularitas MP3 player, Steve Jobs dengan perusahaan teknologi Apple -nya mengadirkan revolusi ekstrem melalui pemutar musik iPod pada 2001. Seiring berjalannya waktu, Apple juga meluncurkan layanan streaming Apple Music.

Pada sekarang ini, orang-orang sudah bisa menikmati musik dalam berbagai format sejalan dengan kecanggihan teknologi smartphone yang telah dimiliki hampir semua orang . Dengan smartphone yang dimilikinya, mereka bisa menikmati musik lewat aplikasi layanan streaming dan download lagu seperti Spotify , Joox dan berbagai aplikasi serupa lainnya atau MetroLagu .

Itulah sedikit evolusi dalam menikmati musik yang terjadi dari masa ke masa yang dirangkum dari berbagai macam sumber.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1563 seconds (0.1#10.140)