Mengenal Ulkus Dekubitus, Luka pada Lansia yang Jumlah Kejadiannya Meningkat di Indonesia

Kamis, 25 Mei 2023 - 07:01 WIB
loading...
Mengenal Ulkus Dekubitus,...
Kemenkes baru-baru ini mengeluarkan riset terbaru terkait jumlah kejadian luka dekubitus di Indonesia yang mengalami peningkatan hingga 33 persen. Foto/Ilustrasi/Pixabay
A A A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini mengeluarkan riset terbaru terkait jumlah kejadian luka ulkus dekubitus di Indonesia yang mengalami peningkatan hingga 33 persen.

Ulkus dekubitus merupakan cedera atau luka terbuka pada kulit yang disebabkan adanya tekanan berkepanjangan dalam jangka waktu panjang di area tertentu.

Selain tekanan, ulkus dekubitus juga dapat terjadi akibat gaya gesek dan peregangan kulit, biasanya pada bagian tubuh dengan tonjolan tulang.

Umumnya, kondisi ini kerap terjadi pada lansia yang kerap menggunakan popok yang tidak cocok dengan kondisi kulit atau kebiasaan jarang mengganti popok itu sendiri.



“Jumlah kejadian luka dekubitus di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 33 persen,” ujar Ketua Tim Kerja Sertifikasi dan Pengawasan Sarana Produksi Kemenkes, Ismiyati, S.Si, dalam konferensi pers PT Uni-Charm Indonesia 15 Tahun Lifree, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu, (24/5/2023).

“Melihat dari latar belakang tersebut, kurangnya excretion care yang tepat untuk orang tua adalah salah satu penyebab tingginya angka luka dekubitus,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari PPNI DKI Jakarta, Ns. Harwina Widya Astuti, M.Kep. mengungkapkan bahwa dari rasio tersebut, 40 persen kasus terkena luka dekubitus terjadi saat berada di rumah.

Harwina lantas mengimbau, agar para lansia yang memiliki masalah kulit atau bahkan luka dekubitus memerlukan perawatan khusus yang harus dilakukan secara rutin.

“Lansia yang terkena dekubitus memerlukan perawatan yang khusus dibanding dengan lansia yang tidak memiliki masalah kulit,” tuturnya.

“Misalnya membersihkan area kulit yang terkena dekubitus dengan air hangat, memberikan minyak salep secara rutin, menggunakan bantal agar area kulit yang terkena dekubitus tidak menerima tekanan, merubah posisi tubuh lansia secara rutin dan lain sebagainya” paparnya lagi.

Selain itu, ia menilai, edukasi perawatan terhadap lansia yang terkena luka dekubitus sangat penting. Dengan kata lain, edukasi lanjut tidak hanya dilakukan para perawat di fasilitas kesehatan, tetapi juga kepada keluarga yang hidup dan tinggal bersama dengan lansia.

Melihat kasus tersebut, Lifree bekerjasama dengan CRSU-FKUI melakukan riset untuk menuju nol kejadian luka dekubitus. Dari hasil riset tersebut diketahui bahwa rata-rata skor ruam iritasi kulit mengalami perbaikan setelah penggunaan 15 hari.

Diantaranya yakni untuk pengguna popok tipe perekat berkurang 24 persen, dan pengguna 2 Pieces Care berkurang 42 persen.

“Kami juga telah memastikan tentang manfaat yang dirasakan terhadap kulit kepada 2 orang pengguna popok tipe perekat, dan 6 orang pengguna 2 Pieces Car,” ujar perwakilan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (CRSU-FKUI), Prof.dr.Kusmarinah Bramono dalam pemaparannya.

“Oleh karena itu, kami juga berkesimpulan bahwa 2 Pieces Care yang memiliki dampak lebih besar terhadap perbaikan kondisi kulit, merupakan salah satu metode yang efektif untuk mencegah risiko terjadinya luka dekubitus”, sambungnya.

Metode 2 Pieces Care merupakan metode excretion care yang menggabungkan penggunaan popok dewasa (tipe perekat maupun tipe celana) dengan pad penyerap. Metode ini mulai diterapkan oleh Lifree di Indonesia pada tahun 2021.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1482 seconds (0.1#10.140)