9 Fakta Nepal Van Java Magelang, Cocok untuk Healing dari Hiruk Pikuk Kota
loading...
A
A
A
4.Udara Sejuk
Foto/website pemprov Jateng
Selain mempunyai pemandangan asri dan indah, udara Dusun Butuh juga sangat sejuk dan bersih. Hal ini dikarenakan sangat dekat dengan pegunungan, sehingga setiap hirupan napas Anda akan terasa ringan.
5.Spot Matahari Terbit
Foto/pegi-pegi.com
Dusun Butuh juga merupakan spot menarik, bagi Anda penikmat matahari terbit (sunrise). Menparekraf pun juga sempat menyatakan kekagumannya melihat salah keunggulan desa wisata satu ini.
6.Desa Tertinggi di Magelang
Foto/hypeabis.com
Dikutip @mountnesia, bahwa Dusun Butuh Kaliangkrik merupakan desa tertinggi di Kota Magelang dengan ketinggian mencapai lebih dari 1.700 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Dari ketinggian bisa memanfaatkan spot-spot yang ada untuk berfoto. Menariknya, deretan rumah penduduk yang berada di kaki Gunung Sumbing ini, menjadi lokasi Instagramable untuk berswafoto.
7. Dihuni Mayoritas Petani
Foto/nativeindonesia.com
Desa yang kini menjadi objek wisata itu dihuni oleh sekitar 610 kepala keluarga yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani
Foto/website pemprov Jateng
Selain mempunyai pemandangan asri dan indah, udara Dusun Butuh juga sangat sejuk dan bersih. Hal ini dikarenakan sangat dekat dengan pegunungan, sehingga setiap hirupan napas Anda akan terasa ringan.
5.Spot Matahari Terbit
Foto/pegi-pegi.com
Dusun Butuh juga merupakan spot menarik, bagi Anda penikmat matahari terbit (sunrise). Menparekraf pun juga sempat menyatakan kekagumannya melihat salah keunggulan desa wisata satu ini.
6.Desa Tertinggi di Magelang
Foto/hypeabis.com
Dikutip @mountnesia, bahwa Dusun Butuh Kaliangkrik merupakan desa tertinggi di Kota Magelang dengan ketinggian mencapai lebih dari 1.700 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Dari ketinggian bisa memanfaatkan spot-spot yang ada untuk berfoto. Menariknya, deretan rumah penduduk yang berada di kaki Gunung Sumbing ini, menjadi lokasi Instagramable untuk berswafoto.
7. Dihuni Mayoritas Petani
Foto/nativeindonesia.com
Desa yang kini menjadi objek wisata itu dihuni oleh sekitar 610 kepala keluarga yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani