Arak-arakan Hewan Kurban di Malang Jadi Daya Tarik Wisatawan, Tradisi Sejak 1970

Kamis, 29 Juni 2023 - 20:05 WIB
loading...
Arak-arakan Hewan Kurban...
Tradisi arak-arakan hewan kurban di Kota Malang sebelum disembelih menarik perhatian wisatawan domestik. Foto/Avirista Midada/MPI
A A A
MALANG - Tradisi arak-arakan hewan kurban di Kota Malang sebelum disembelih menarik perhatian wisatawan domestik. Sejumlah wisatawan yang tengah berkunjung ke Kota Malang bahkan menyempatkan diri melihat dan berfoto dengan hewan-hewan kurban yang hendak disembelih.

Salah satu wisatawan asal Surabaya, Benny Chandra mengungkapkan jika ia datang ke Kampung Temenggungan usai melaksanakan Salat Iduladha di Masjid Agung Jami di Alun-alun Kota Malang. Ini adalah rencana dadakan setelah ia dan keluarganya akan menghabiskan long weekend di Kota Malang.

"Sebelumnya saya tidak tahu ada arak-arakan ini saat berencana liburan di Kota Malang. Baru tadi malam saya lihat sosial media ada tradisi yang tidak ada di kota-kota lain," ujar Benny, pada Kamis (26/9/2023).

Benny mengatakan baru pertama kali melihat ada tradisi arak-arakan hewan kurban. Ia mengatakan kegiatan ini sangat meriah karena mayoritas dilakukan oleh anak-anak muda. Ia mengaku tidak menyesal sudah menyempatkan mampir setelah Salat Iduladha.



"Setelah kemarin malam sampai Malang, rencananya kita menginap di Kota Malang dan hari ini langsung berangkat ke Pantai Teluk Asmara. Tapi saya beruntung masih bisa menyempatkan mampir melihat arak-arakan ini," tuturnya.

Wisatawan lainnya bernama Bayu Sudibyo juga menyempatkan diri menyemarakkan acara arak-arakan hewan kurban yang akan disembelih. Menurutnya, ia berkunjung ke Malang dalam rangka berkunjung ke rumah salah satu keluarganya.

"Manfaatkan libur panjang ke Malang, mudik ke sini. Kemarin diajak keluarga lihat arak-arakan hewan kurban, penasaran akhirnya coba ikut lihat, ternyata memang unik," ungkap Bayu.

Sesudah salat di Masjid Jami Malang, ia dan keluarganya diajak untuk melihat arak-arakan hewan kurban di kawasan Jalan Gatot Subroto. "Terkesan sekali, seru, meriah, kayak ada parade gitu," kata dia.

Di sisi lain Ketua Panitia Kurban Kampung Temenggungan Zulfikar Alamsyah menyatakan tradisi mengarak hewan kurban di Kampung Temenggungan sudah ada sejak tahun 1970an. Kebiasaan setiap hari raya Iduladha ini awalnya dilakukan oleh ulama setempat. Tujuannya agar darah hewan kurban lebih segar dan mudah mengalir saat disembelih. Sehingga daging hewan kurban tidak mengandung darah lagi saat dipotong untuk dibagikan ke warga sekitar.

Ternyata tradisi ini justru populer karena arak-arakan semakin meriah diikuti oleh warga. Sehingga banyak anak muda yang memeriahkan dengan membawa balon hingga flare. Kemudian yang awalnya hanya mengarak kambing jenis Etawa, kini mereka juga mengarak sapi.

"Kita saat ini ingin melestarikan tradisi yang sudah ada sejak 70an. Karena memiliki manfaat yang baik bagi yanh berkurban karena mendapat syafaat, sementara kambingnya usai di arak darahnya lebih segar saat disembelih," terang Zulfikar kembali.

Meriahnya tradisi mengarak hewan kurban yang meriah ternyata membuat kampung-kampung lain di Kota Malang jadi tertarik untuk ikut bergabung.

Zulfikar mengatakan jika Kampung Jodipan Kulon, Kampung Gatot Subroto, hingga Kampung Kidul Pasar Kota Malang kini ikut bergabung dengan tradisi mereka. Hal ini membuat jumlah hewan kurban bertambah secara signifikan, total ada 61 ekor kambing dan 4 ekor sapi siap disembelih pada Iduladha 1444 H.

Karena tradisi ini semakin besar, warga akhirnya menjadikan tradisi mengarak hewan kurban menjadi semacam festival. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar Kampung Temengguan untuk datang menyaksikan arak-arakan hewan kurban.

Hasilnya Jalan Prof Mohammad Yamin terpantau sangat padat manusia dan hewan kurban sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB.

"Setiap tahunnya kita memberikan variasi yang menarik. Sehingga selalu jadi pusat perhatian setiap Iduladha. Tahun ini yang paling meriah dari tahun-tahun sebelumnya," pungkasnya.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1531 seconds (0.1#10.140)