Padukan Songket dan Tenun Pringgasela Lombok, Itang Yunasz Kenalkan Koleksi Nusa di LIMOFF 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Itang Yunasz menjadi salah satu desainer kenamaan Tanah Air yang turut memperkenalkan koleksinya di ajang Lombok International Modest Fashion Festival (LIMOFF) di Merumatta Senggigi Hotel, Lombok, NTB, Jumat (7/7/2023).
Sesuai dengan pesan dari pagelaran ini yang ingin menjadikan wastra asli Lombok semakin mendunia, Itang Yunasz memadukan dua wastra asli Lombok, songket dan tenun menjadi busana muslim ready to wear dengan beragam model.
Adapun kain tenun yang dipilih adalah Tenun Pringgasela, yang berasal dari sebuah desa di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Ciri khas dari Tenun Pringgasela adalah motif garis-garisnya yang cukup kontras ketika dipadukan dengan songket.
"Koleksi saya diberi nama Nusa, saya mengangkat dua jenis tenun wastra yang ada di lombok ini, yaitu songket Lombok serta tenun pringgasela stripe yang saya coba padukan, saya tabrak untuk bisa membuat suatu koleksi dinamis yang cantik," ungkap Itang Yunasz saat dijumpai MNC Portal usai pelaksanaan LIMOFF di Merumatta Senggigi Hotel, Lombok, NTB, Jumat (7/7/2023)
Itang Yunasz menjelaskan jika motif garis-garis ini lah yang menjadi daya tarik tersendiri ketika diperkenalkan ke mancanegara. Bahkan, kain di beberapa negara seperti Peru dan Meksiko serupa dengan tenun pringgasela ini. Sehingga kainnya mudah untuk dibuat menjadi sebuah busana dengan beragam model.
"Kalau saya melihat tenun Pringgasela ini lebih kepada sesuatu yang bisa dibawa ke internasional karena terlihat dari bentuknya stripe, mirip dengan tenun dari Peru dan Meksiko. Jadi lebih gampang untuk diangkat dan dikembangkan menjadi busana ready to wear," sambungnya.
Melalui koleksinya ini pula, Itang Yunasz ingin merepresentasikan sebuah busana yang ramah lingkungan dengan pewarna alam yang sustainable sesuai dengan semangat dari desainer yang juga turut menyampaikan pedan untuk selalu cinta terhadap lingkungan sekitar. Mengenai pemilihan warna sendiri, Itang Yunasz memakai warna-warna soft di koleksi Nusa ini.
"Saya memilih pewarna alam yang memang datangnya dari Sumba. Pewarna alam yang memang cukup sustainable sebagai langkah-langkah kita sebagai seorang desainer agar bumi ini tetap bersih dan baik," pungkasnya.
Adapun pelaksaan LIMOFF yang merupakan kolaborasi dari Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Dekranasda NTB dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini masih terus berlangsung hingga hari Minggu, 9 Juli 2023 mendatang.
Tentunya pelaksanaan festival ini tidak hanya memperkenalkan wastra khas Lombok melalui pagelaran fashion show tetapi juga sebagai ajang promosi pariwisata, kerajinan tangan, dan industri kuliner di Lombok dimana diperkenalkan pula melalui pameran yang diisi oleh pelaku UMKM.
Lihat Juga: Duo Perancang Muda Unjuk Kreativitas di MFW 2024, Usung Warna Hangat di Koleksi Ready to Wear
Sesuai dengan pesan dari pagelaran ini yang ingin menjadikan wastra asli Lombok semakin mendunia, Itang Yunasz memadukan dua wastra asli Lombok, songket dan tenun menjadi busana muslim ready to wear dengan beragam model.
Adapun kain tenun yang dipilih adalah Tenun Pringgasela, yang berasal dari sebuah desa di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Ciri khas dari Tenun Pringgasela adalah motif garis-garisnya yang cukup kontras ketika dipadukan dengan songket.
"Koleksi saya diberi nama Nusa, saya mengangkat dua jenis tenun wastra yang ada di lombok ini, yaitu songket Lombok serta tenun pringgasela stripe yang saya coba padukan, saya tabrak untuk bisa membuat suatu koleksi dinamis yang cantik," ungkap Itang Yunasz saat dijumpai MNC Portal usai pelaksanaan LIMOFF di Merumatta Senggigi Hotel, Lombok, NTB, Jumat (7/7/2023)
Itang Yunasz menjelaskan jika motif garis-garis ini lah yang menjadi daya tarik tersendiri ketika diperkenalkan ke mancanegara. Bahkan, kain di beberapa negara seperti Peru dan Meksiko serupa dengan tenun pringgasela ini. Sehingga kainnya mudah untuk dibuat menjadi sebuah busana dengan beragam model.
"Kalau saya melihat tenun Pringgasela ini lebih kepada sesuatu yang bisa dibawa ke internasional karena terlihat dari bentuknya stripe, mirip dengan tenun dari Peru dan Meksiko. Jadi lebih gampang untuk diangkat dan dikembangkan menjadi busana ready to wear," sambungnya.
Melalui koleksinya ini pula, Itang Yunasz ingin merepresentasikan sebuah busana yang ramah lingkungan dengan pewarna alam yang sustainable sesuai dengan semangat dari desainer yang juga turut menyampaikan pedan untuk selalu cinta terhadap lingkungan sekitar. Mengenai pemilihan warna sendiri, Itang Yunasz memakai warna-warna soft di koleksi Nusa ini.
"Saya memilih pewarna alam yang memang datangnya dari Sumba. Pewarna alam yang memang cukup sustainable sebagai langkah-langkah kita sebagai seorang desainer agar bumi ini tetap bersih dan baik," pungkasnya.
Adapun pelaksaan LIMOFF yang merupakan kolaborasi dari Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Dekranasda NTB dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini masih terus berlangsung hingga hari Minggu, 9 Juli 2023 mendatang.
Tentunya pelaksanaan festival ini tidak hanya memperkenalkan wastra khas Lombok melalui pagelaran fashion show tetapi juga sebagai ajang promosi pariwisata, kerajinan tangan, dan industri kuliner di Lombok dimana diperkenalkan pula melalui pameran yang diisi oleh pelaku UMKM.
Lihat Juga: Duo Perancang Muda Unjuk Kreativitas di MFW 2024, Usung Warna Hangat di Koleksi Ready to Wear
(hri)