Profil Sinead O'Connor, Musisi Berpengaruh di Irlandia yang Memutuskan Jadi Mualaf
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyanyi sekaligus aktivis asal Irlandia, Sinead O'Connor meninggal dunia di usia 56 tahun pada Rabu, (26/7/2023) waktu setempat. Kabar ini diumumkan oleh keluarganya yang merasa begitu terpukul dengan kepergiannya.
Kepergian O'Connor menyisakan duka mendalam bukan hanya bagi keluarga dan orang terdekat melainkan publik Irlandia. Bahkan PM Irlandia Leo Varadkar mengatakan musiknya sangat dicintai di seluruh dunia dan bakatnya tak tertandingi.
Sementara itu, Presiden Irlandia Michael D Higgins memuji keaslian O'Connor serta suaranya yang indah dan unik.
"Apa yang telah hilang dari Irlandia pada usia yang relatif muda adalah salah satu komposer, penulis lagu, dan pemain kami yang terhebat dan paling berbakat dalam beberapa dekade terakhir, seseorang yang memiliki bakat unik dan hubungan luar biasa dengan pendengarnya, yang semuanya memiliki cinta dan kehangatan yang begitu besar untuknya," katanya.
Lantas seperti apa sepak terjang Sinead O'Connor semasa hidupnya? Berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
Sinead O'Connor kemudian tinggal bersama ayahnya yang menikah dan tinggal di Virginia, Amerika Serikat selama tiga tahun. Saat remaja, tepatnya di usia 15 tahun,ia sempat ditangkap karena mengutil dan membolos. Hal ini membuatnya ditempatkan selama 18 bulan di rumah sakit jiwa Magdalena yang disebut Pusat Pelatihan Grianán, dan dijalankan Ordo Our Lady of Charity.
Di tempat itu, O'Connor mulai belajar bermusik meski diakuinya dalam beberapa hal sangat terganggu dengan aturan panti. Penyebabnya, murid-murid yang nakal diinapkan di panti jompo yang bersebelahan dengan rumah sakit.
Cetak hit global itu berkat salah satu lagunya yang berjudul 'Nothing Compares 2 U' yang diciptakan musisi, Prince. Berkat lagu ini, ia dinobatkan nomor satu single di seluruh dunia pada Billboard Music Awards, pada 1990.
Suaranya yang unik dengan cengkok seksi membuatnya meraih empat nominasi Grammy Awards saat itu. Sayangnya, ia memilih tidak datang.
Dalam acara musik itu ia sempat memamerkan foto Paus Yohanes Paulus II yang kemudian dirobeknya di hadapan penonton. Aksi itu sebagai protes ramainya kabar pelecehan seksual terhadap anak-anak di gereja Katolik.
"Lawan musuh yang sebenarnya," katanya seraya melemparkan potongan robekan itu ke arah kamera. Aksi itu mengagetkan semua orang. Semua terdiam. Tak ada tepuk tangan atau mencemooh aksinya. Tapi sembilan tahun setelah aksi O'Connor, Paus Yohanes Paulus II mengakui kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak di Gereja Katolik.
Hal itu ia ungkapkan dalam buku Rememberings yang ditulis dan dirilis pada 2021. "Banyak orang mengatakan atau berpikir bahwa merobek foto Paus menggagalkan karier saya. Bukan itu yang saya rasakan tentang hal itu," tulisnya.
Di buku itu pula Sinead O'Connor mengumumkan pengunduran dirinya dalam bermusik dan menjalankan tur. Ia merasa makin tua dan lelah. Tapi niat itu tak lama. Ia berbalik arah dan menyatakan, "Saya mencintai pekerjaan saya. Membuat musik. Saya tidak suka konsekuensi menjadi wanita berbakat dan harus mencari nafkah."
Ia beralasan menjadi mualaf merupakan kesimpulan alami dari perjalanan teolog cerdas di manapun. Ia dituntun oleh ulama Sunni, Syekh Umar Al-Qadri saat mengucapkan syahadat.
Ferguson diketahui sedang mengerjakan film dokumenter tentang O'Connor, berjudul Nothing Compares yang merupakan persembahan spesial dan apresiasi untuk O'Connor. Film tersebut rencananya akan dirilis Sabtu, (29/7/2023) mendatang.
"Film kami benar-benar, bagi saya, itu adalah surat cinta untuk Sinead. Itu dibuat selama bertahun-tahun. Dan dibuat karena pengaruhnya terhadap saya sebagai seorang gadis muda yang tumbuh di Irlandia," katanya kepada BBC Radio 4's Front Row.
"Dia adalah salah satu musisi paling radikal dan luar biasa yang pernah kami miliki. Dan kami sangat, sangat beruntung memilikinya," sambungnya.
Kepergian O'Connor menyisakan duka mendalam bukan hanya bagi keluarga dan orang terdekat melainkan publik Irlandia. Bahkan PM Irlandia Leo Varadkar mengatakan musiknya sangat dicintai di seluruh dunia dan bakatnya tak tertandingi.
Sementara itu, Presiden Irlandia Michael D Higgins memuji keaslian O'Connor serta suaranya yang indah dan unik.
"Apa yang telah hilang dari Irlandia pada usia yang relatif muda adalah salah satu komposer, penulis lagu, dan pemain kami yang terhebat dan paling berbakat dalam beberapa dekade terakhir, seseorang yang memiliki bakat unik dan hubungan luar biasa dengan pendengarnya, yang semuanya memiliki cinta dan kehangatan yang begitu besar untuknya," katanya.
Lantas seperti apa sepak terjang Sinead O'Connor semasa hidupnya? Berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
Profil Sinead O'Connor
Pemilik nama lengkap Sinead Marie Bernadette O'Connor lahir di Dublin, Irlandia pada 8 Desember 1966. Saat ia berusia 13 tahun, ayahnya meninggalkan ibunya.Sinead O'Connor kemudian tinggal bersama ayahnya yang menikah dan tinggal di Virginia, Amerika Serikat selama tiga tahun. Saat remaja, tepatnya di usia 15 tahun,ia sempat ditangkap karena mengutil dan membolos. Hal ini membuatnya ditempatkan selama 18 bulan di rumah sakit jiwa Magdalena yang disebut Pusat Pelatihan Grianán, dan dijalankan Ordo Our Lady of Charity.
Di tempat itu, O'Connor mulai belajar bermusik meski diakuinya dalam beberapa hal sangat terganggu dengan aturan panti. Penyebabnya, murid-murid yang nakal diinapkan di panti jompo yang bersebelahan dengan rumah sakit.
Penghargaan
Ia memulai debut album berjudul The Lion and the Cobra yang dirilis pada 1987. O'Connor baru mencetak hit global tiga tahun kemudian setelah merilis album keduanya, I Do Not Want What I Haven't Got yang mencapai rekor penjualan 7 juta copy di seluruh dunia.Cetak hit global itu berkat salah satu lagunya yang berjudul 'Nothing Compares 2 U' yang diciptakan musisi, Prince. Berkat lagu ini, ia dinobatkan nomor satu single di seluruh dunia pada Billboard Music Awards, pada 1990.
Suaranya yang unik dengan cengkok seksi membuatnya meraih empat nominasi Grammy Awards saat itu. Sayangnya, ia memilih tidak datang.
Aksi Protes
Tak hanya dikenal sebagai musisi, ia juga merupakan sosok aktivisi kontroversial yang berani. Sinead O'Connor pada 3 Oktober 1992 sempat menuai perhatian kala aksinya saat tampil di Saturday Night Live. Ia menjadi bintang tamu dan menyanyi lagu 'War' milik Bob Marley versi acapella.Dalam acara musik itu ia sempat memamerkan foto Paus Yohanes Paulus II yang kemudian dirobeknya di hadapan penonton. Aksi itu sebagai protes ramainya kabar pelecehan seksual terhadap anak-anak di gereja Katolik.
"Lawan musuh yang sebenarnya," katanya seraya melemparkan potongan robekan itu ke arah kamera. Aksi itu mengagetkan semua orang. Semua terdiam. Tak ada tepuk tangan atau mencemooh aksinya. Tapi sembilan tahun setelah aksi O'Connor, Paus Yohanes Paulus II mengakui kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak di Gereja Katolik.
Karier Meredup
Sinead O'Connor mengaku tak menyesal dengan aksinya merobek foto Paus Paulus Yohanes II. Bahkan ia menepis aksinya tersebut meredupkan kariernya.Hal itu ia ungkapkan dalam buku Rememberings yang ditulis dan dirilis pada 2021. "Banyak orang mengatakan atau berpikir bahwa merobek foto Paus menggagalkan karier saya. Bukan itu yang saya rasakan tentang hal itu," tulisnya.
Di buku itu pula Sinead O'Connor mengumumkan pengunduran dirinya dalam bermusik dan menjalankan tur. Ia merasa makin tua dan lelah. Tapi niat itu tak lama. Ia berbalik arah dan menyatakan, "Saya mencintai pekerjaan saya. Membuat musik. Saya tidak suka konsekuensi menjadi wanita berbakat dan harus mencari nafkah."
Mualaf pada 2018
Sinead O'Connor mengumumkan masuk Islam pada Oktober 2018. Ia mengganti namanya menjadi Shuhada Davitt Shadaqat.Ia beralasan menjadi mualaf merupakan kesimpulan alami dari perjalanan teolog cerdas di manapun. Ia dituntun oleh ulama Sunni, Syekh Umar Al-Qadri saat mengucapkan syahadat.
Dibuatkan Film Dokumenter
Pembuat film Belfast Kathryn Ferguson ikut terpukul mendengar kabar kepergian O'Connor. Terlebih ia menjadi salah satu dari beberapa orang terakhir yang berbicara dengan O'Connor sebelum kematiannya.Ferguson diketahui sedang mengerjakan film dokumenter tentang O'Connor, berjudul Nothing Compares yang merupakan persembahan spesial dan apresiasi untuk O'Connor. Film tersebut rencananya akan dirilis Sabtu, (29/7/2023) mendatang.
"Film kami benar-benar, bagi saya, itu adalah surat cinta untuk Sinead. Itu dibuat selama bertahun-tahun. Dan dibuat karena pengaruhnya terhadap saya sebagai seorang gadis muda yang tumbuh di Irlandia," katanya kepada BBC Radio 4's Front Row.
"Dia adalah salah satu musisi paling radikal dan luar biasa yang pernah kami miliki. Dan kami sangat, sangat beruntung memilikinya," sambungnya.
(hri)