Pentingnya Imunitas dan Stimulasi untuk Perkembangan Kognitif Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rendahnya tingkat kognitif anak menjadi salah satu keresahan yang dirasakan oleh para ibu di Indonesia karena dampaknya terkait dengan masa depan sang anak.
Menurut data Program for International Student Assessment (PISA) 2018, skor kognitif anak Indonesia menempati peringkat 74 untuk kemampuan membaca, urutan 73 untuk matematika, dan urutan 71 untuk sains dari 79 negara. Berdasarkan hal tersebut, maka penting bagi orang tua memberikan asupan nutrisi dan stimulasi yang tepat serta menjaga imunitas anak sebagai pondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif si buah hati.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh saluran pencernaan dan sistem imunitas. Pada masa pertumbuhan, anak lebih rentan terkena berbagai infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, ISPA merupakan satu dari 10 penyakit tertinggi di Indonesia dengan prevalensi pada anak Indonesia sebesar 12,8%.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dr. Molly Dumakuri Oktarina, SpA(K) memaparkan, gangguan pada imunitas anak seperti demam, batuk, dan pilek (ISPA) dapat berefek panjang hingga mengganggu tumbuh kembangnya.
“Penting untuk diingat bahwa asupan nutrisi yang baik dan seimbang selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) adalah pondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif, motorik dan sosio-emosional anak hingga dewasa kelak. Untuk mencapai potensi penuh anak Indonesia, sangat penting memberikan asupan nutrisi bergizi seimbang. Anak perlu mendapatkan asupan nutrisi lengkap dan seimbang," paparnya dalam webinar Bicara Gizi yang digelar oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia belum lama ini.
Beberapa nutrien yang dapat mendukung perkembangan imunitas dan kognitif, lanjut dr. Molly, di antaranya prebiotik FOS:GOS serta asam lemak rantai panjang seperti omega-3, omega-6, dan DHA.
Prebiotik FOS:GOS memiliki peran untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik seperti Bifidobacteria. Sedangkan asam lemak rantai panjang berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak.
"Orang tua perlu memahami terkait penyediaan nutrisi yang baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sistem imunitas anak. Daya tahan tubuh yang kuat akan meningkatkan perkembangan sistem kognitif yang optimal,” ujar dr. Molly.
Ketatnya tingkat persaingan dan kompetensi saat ini, membuat anak tidak bisa hanya mengandalkan keterampilan dan bakat untuk mendapatkan keberhasilan. Berdasarkan temuan dari Program for International Student Assessment (PISA) 2018, sekitar 70% anak Indonesia tidak memiliki growth mindset.
Anak Indonesia yang tidak memiliki growth mindset cenderung percaya bahwa kepintaran adalah bawaan sejak lahir dan sudah tidak dapat diubah. Kita perlu mendorong agar anak memiliki growth mindset, yaitu pola pikir yang memandang keberhasilan atau kesuksesan sebagai hasil dari usaha, dedikasi, dan ketekunan yang berkelanjutan.
Hasil temuan PISA juga menjelaskan bahwa orang tua memegang peran penting dalam mengembangkan pola pikir dan menumbuhkan growth mindset pada anak. Anak dengan growth mindset akan memungkinkannya untuk memaksimalkan potensi, mengatasi ketakutan dan kegagalan, memperkuat ketahanan mental, ingin terus belajar, serta meningkatkan kepercayaan diri.
Danone SN Indonesia berkolaborasi dengan para ahli merumuskan 8 Winning Skills yaitu keterampilan yang mencakup perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, kemampuan psikomotor, logika, penalaran, dan membuat keputusan. Growth mindset menjadi landasan anak agar dapat menguasai 8 Winning Skills dan jadi pemenang.
8 Winning Skills dirumuskan bersama para ahli di bidangnya yaitu tim ahli psikolog anak Personal Growth serta dokter-dokter anak. Agar sesuai dengan kebutuhan anak Indonesia, 8 Winning Skills Assessment telah divalidasi oleh dokter dan psikolog anak Indonesia serta dilakukan uji coba pada orang tua Indonesia.
“Selama ini, skrining kuesioner untuk tumbuh kembang anak umumnya diadaptasi dari luar negeri dan masih terlalu kompleks untuk digunakan oleh orang tua. Padahal, penting bagi orang tua untuk bisa melakukan skrining secara berkala pada anak untuk mendeteksi ketidaksesuaian perkembangan kognitif pada anak. Dengan demikian, orang tua bisa segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika ditemukan adanya indikasi ketidaksesuaian perkembangan kognitif," papar CEO & Founder Personal Growth Senior Clinical Psychologist, Parenting Expert, Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog.
"Kami mengembangkan 8 Winning Skills Assessment untuk memudahkan orang tua melakukan skrining secara komprehensif yang mencakup berbagai dimensi perkembangan anak. 8 Winning Skills Assessment ini sudah valid dan reliabel untuk dilakukan kepada anak-anak Indonesia," tambahnya.
Menurut Ratih Ibrahim, 8 Winning Skills merupakan bekal penting untuk membantu anak tumbuh jadi pemenang dalam menghadapi kehidupan dinamis di masa depan. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan growth mindset dan mengembangkan 8 Winning Skills pada anak.
"Sebagai role model utama anak, orang tua perlu mencontohkan perilaku yang mencerminkan growth mindset dalam hidup keseharian, juga terus mendukung dan menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak agar anak tumbuh optimal,” terangnya.
Menurut data Program for International Student Assessment (PISA) 2018, skor kognitif anak Indonesia menempati peringkat 74 untuk kemampuan membaca, urutan 73 untuk matematika, dan urutan 71 untuk sains dari 79 negara. Berdasarkan hal tersebut, maka penting bagi orang tua memberikan asupan nutrisi dan stimulasi yang tepat serta menjaga imunitas anak sebagai pondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif si buah hati.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh saluran pencernaan dan sistem imunitas. Pada masa pertumbuhan, anak lebih rentan terkena berbagai infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, ISPA merupakan satu dari 10 penyakit tertinggi di Indonesia dengan prevalensi pada anak Indonesia sebesar 12,8%.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dr. Molly Dumakuri Oktarina, SpA(K) memaparkan, gangguan pada imunitas anak seperti demam, batuk, dan pilek (ISPA) dapat berefek panjang hingga mengganggu tumbuh kembangnya.
“Penting untuk diingat bahwa asupan nutrisi yang baik dan seimbang selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) adalah pondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif, motorik dan sosio-emosional anak hingga dewasa kelak. Untuk mencapai potensi penuh anak Indonesia, sangat penting memberikan asupan nutrisi bergizi seimbang. Anak perlu mendapatkan asupan nutrisi lengkap dan seimbang," paparnya dalam webinar Bicara Gizi yang digelar oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia belum lama ini.
Beberapa nutrien yang dapat mendukung perkembangan imunitas dan kognitif, lanjut dr. Molly, di antaranya prebiotik FOS:GOS serta asam lemak rantai panjang seperti omega-3, omega-6, dan DHA.
Prebiotik FOS:GOS memiliki peran untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik seperti Bifidobacteria. Sedangkan asam lemak rantai panjang berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak.
"Orang tua perlu memahami terkait penyediaan nutrisi yang baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sistem imunitas anak. Daya tahan tubuh yang kuat akan meningkatkan perkembangan sistem kognitif yang optimal,” ujar dr. Molly.
Ketatnya tingkat persaingan dan kompetensi saat ini, membuat anak tidak bisa hanya mengandalkan keterampilan dan bakat untuk mendapatkan keberhasilan. Berdasarkan temuan dari Program for International Student Assessment (PISA) 2018, sekitar 70% anak Indonesia tidak memiliki growth mindset.
Anak Indonesia yang tidak memiliki growth mindset cenderung percaya bahwa kepintaran adalah bawaan sejak lahir dan sudah tidak dapat diubah. Kita perlu mendorong agar anak memiliki growth mindset, yaitu pola pikir yang memandang keberhasilan atau kesuksesan sebagai hasil dari usaha, dedikasi, dan ketekunan yang berkelanjutan.
Hasil temuan PISA juga menjelaskan bahwa orang tua memegang peran penting dalam mengembangkan pola pikir dan menumbuhkan growth mindset pada anak. Anak dengan growth mindset akan memungkinkannya untuk memaksimalkan potensi, mengatasi ketakutan dan kegagalan, memperkuat ketahanan mental, ingin terus belajar, serta meningkatkan kepercayaan diri.
Danone SN Indonesia berkolaborasi dengan para ahli merumuskan 8 Winning Skills yaitu keterampilan yang mencakup perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, kemampuan psikomotor, logika, penalaran, dan membuat keputusan. Growth mindset menjadi landasan anak agar dapat menguasai 8 Winning Skills dan jadi pemenang.
8 Winning Skills dirumuskan bersama para ahli di bidangnya yaitu tim ahli psikolog anak Personal Growth serta dokter-dokter anak. Agar sesuai dengan kebutuhan anak Indonesia, 8 Winning Skills Assessment telah divalidasi oleh dokter dan psikolog anak Indonesia serta dilakukan uji coba pada orang tua Indonesia.
“Selama ini, skrining kuesioner untuk tumbuh kembang anak umumnya diadaptasi dari luar negeri dan masih terlalu kompleks untuk digunakan oleh orang tua. Padahal, penting bagi orang tua untuk bisa melakukan skrining secara berkala pada anak untuk mendeteksi ketidaksesuaian perkembangan kognitif pada anak. Dengan demikian, orang tua bisa segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika ditemukan adanya indikasi ketidaksesuaian perkembangan kognitif," papar CEO & Founder Personal Growth Senior Clinical Psychologist, Parenting Expert, Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog.
"Kami mengembangkan 8 Winning Skills Assessment untuk memudahkan orang tua melakukan skrining secara komprehensif yang mencakup berbagai dimensi perkembangan anak. 8 Winning Skills Assessment ini sudah valid dan reliabel untuk dilakukan kepada anak-anak Indonesia," tambahnya.
Menurut Ratih Ibrahim, 8 Winning Skills merupakan bekal penting untuk membantu anak tumbuh jadi pemenang dalam menghadapi kehidupan dinamis di masa depan. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan growth mindset dan mengembangkan 8 Winning Skills pada anak.
"Sebagai role model utama anak, orang tua perlu mencontohkan perilaku yang mencerminkan growth mindset dalam hidup keseharian, juga terus mendukung dan menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak agar anak tumbuh optimal,” terangnya.
(tsa)