Ask Harry Tourism, Platform Digital untuk Berbagi Informasi Pariwisata Indonesia dan Mancanegara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri pariwisata Indonesia tidak pernah berhenti berinovasi melalui teknologi. Perkembangan teknologi informasi juga menjadi angin segar bagi sektor pariwisata di Tanah Air.
Kunci utama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bertahan di tengah pandemi yakni memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik. Sebenarnya, ketiga kemampuan itu telah mulai diterapkan di Indonesia melalui digital tourism.
“Teknologi interaktif seperti Augmented Reality (AR) memberikan kita kemampuan untuk merasakan dan berinteraksi dengan dunia sekitar secara lebih dalam. Bayangkan, berjalan-jalan di museum dan melihat lukisan-lukisan hidup, serta menceritakan kisah mereka sendiri,” papar Praktisi Pariwisata Harry Tjahaja Purnama.
AR merupakan teknologi masa depan yang akan mengubah pariwisata Indonesia.
“Pariwisata Indonesia bisa semakin keren dengan teknologi AR. Ini menarik dan interaktif. Yuk, kita dukung terus pariwisata Indonesia. Indonesia pasti bisa,” ujar adik kandung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama itu.
Harry Tjahaja Purnama. Foto/Istimewa
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus berupaya bergerak cepat mengikuti perkembangan tersebut. Dengan demikian dapat menciptakan tren pariwisata baru pascapandemi Covid-19.
Selain AR, baru-baru ini Harry juga memperkenalkan teknologi baru dalam bidang digital tourism. Platform melalui chat WhatsApp itu diberi nama Ask Harry Tourism. Ini merupakan terobosan teknologi anak bangsa.
“Bisa dibilang Ask Harry Tourism ini menjadi tren digital tourism bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Platform ini dapat memberikan informasi apa saja melalui nomor WhatsApp,” jelasnya.
Secara tak langsung Ask Harry Tourism bisa membuat sektor lain seperti transportasi, rumah sakit, mal, bahkan kepolisian untuk memberikan informasi dan layanan kepada masyarakat. Sekaligus agar masyarakat semakin melek dan ikut beradaptasi dalam perkembangan teknologi.
"Menariknya, dari Ask Harry Tourism ini kita bisa menanyakan hal-hal apa saja mengenai pariwisata Indonesia maupun mancanegara dengan bahasa asing. Namun, semuanya hanya akan dijawab dengan bahasa Indonesia," pungkas Harry, yang juga Wakil Ketua Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas).
Kunci utama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bertahan di tengah pandemi yakni memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik. Sebenarnya, ketiga kemampuan itu telah mulai diterapkan di Indonesia melalui digital tourism.
“Teknologi interaktif seperti Augmented Reality (AR) memberikan kita kemampuan untuk merasakan dan berinteraksi dengan dunia sekitar secara lebih dalam. Bayangkan, berjalan-jalan di museum dan melihat lukisan-lukisan hidup, serta menceritakan kisah mereka sendiri,” papar Praktisi Pariwisata Harry Tjahaja Purnama.
AR merupakan teknologi masa depan yang akan mengubah pariwisata Indonesia.
“Pariwisata Indonesia bisa semakin keren dengan teknologi AR. Ini menarik dan interaktif. Yuk, kita dukung terus pariwisata Indonesia. Indonesia pasti bisa,” ujar adik kandung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama itu.
Harry Tjahaja Purnama. Foto/Istimewa
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus berupaya bergerak cepat mengikuti perkembangan tersebut. Dengan demikian dapat menciptakan tren pariwisata baru pascapandemi Covid-19.
Selain AR, baru-baru ini Harry juga memperkenalkan teknologi baru dalam bidang digital tourism. Platform melalui chat WhatsApp itu diberi nama Ask Harry Tourism. Ini merupakan terobosan teknologi anak bangsa.
“Bisa dibilang Ask Harry Tourism ini menjadi tren digital tourism bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Platform ini dapat memberikan informasi apa saja melalui nomor WhatsApp,” jelasnya.
Secara tak langsung Ask Harry Tourism bisa membuat sektor lain seperti transportasi, rumah sakit, mal, bahkan kepolisian untuk memberikan informasi dan layanan kepada masyarakat. Sekaligus agar masyarakat semakin melek dan ikut beradaptasi dalam perkembangan teknologi.
"Menariknya, dari Ask Harry Tourism ini kita bisa menanyakan hal-hal apa saja mengenai pariwisata Indonesia maupun mancanegara dengan bahasa asing. Namun, semuanya hanya akan dijawab dengan bahasa Indonesia," pungkas Harry, yang juga Wakil Ketua Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas).
(tsa)